Hai hai hai ~Kali ini, bahas apa ya sama pherlya
Yuk, simak aja sampai selesai !
###
JALAN YANG BERBEDA
Oleh Ferlia Siska
Suara ketukan heels terdengar sepanjang aku berjalan menyusuri jalanan setapak hingga berhenti pada anak tangga pertama, yang menghubungkan bagian depan sebuah bangunan. Bangunan ini nampak seperti istana yang sering kali aku lihat pada buku cerita dongeng bergambar, yang setiap malam selalu dibacakan Mamah sebagai pengantar tidur saat masih berusia kanak-kanak. Bergaya khas arsitektur Eropa, dilengkapi pilar-pilar tinggi nan kokoh. Beberapa jendela besar berhias lukisan dan simbol-simbol keagamaan yang terlihat sangat nyata. Sepasang daun pintu yang menjulang tinggi dalam keadaan terbuka lebar semakin menambah kesan akan kemegahannya.
Halaman luas dan hamparan rumput hijau yang terletak pada bagian depan sudah disusun beberapa meja dan kursi sebagai tempat jamuan yang dihias sedemikian rupa menggunakan bunga segar, ice carving dengan inisial A&A, ornamen etnik, dan lampu-lampu kecil untuk tempat pesta nantinya. Bahkan, beberapa orang masih terlihat lalu lalang, untuk memastikan jika semuanya telah tersusun secara rapi. Dan kini, aku berdiri di sini. Di tempat, yang tak pernah terlintas sekali pun dalam hidup akan aku datangi.
Lalu, seseorang pria berdasi kupu-kupu dalam balutan tuxedo abu-abu dan celana dengan warna senada, berjalan mendekatiku.
"Anin! Sudah datang, terimakasih!" ucap pria itu setelah berdiri di hadapanku.
Pria itu, tidak lain bernama Arga. Tersenyum tulus dan mengulurkan tangannya ke arahku.
Aku memandang ke arah uluran tangan itu, yang seolah-olah menawarkan sebuah awal yang baru. Setelah membuatku mengenal akan apa artinya cinta yang berlandaskan perbedaan. Selintas memori masa lalu singgah di kepalaku. Menampilkan kilasan kejadian, tentang awal dari apa yang terjadi saat ini.
***
"Apa aku terlambat? Maaf, sudah membuatmu menunggu, Bee. Jalanan selalu macet pada jam pulang kantor." Bee? Arga memang selalu memanggilku dengan sebutan itu hanya karena aku memiliki tubuh yang bisa dikatakan mungil. Benar-benar menjengkelkan!
Arga sedikit menggeser kursi dan menempati tempat duduk di hadapanku. Pandangan mata kami saling bersirobok. Seulas senyum, terpatri pada wajahnya.
"Tidak apa. Lagian, aku juga baru sampai sepuluh menit yang lalu."
Kami tidak datang bersama-sama karena kantor tempat kerjaku dan Arga berlawanan arah. Akan sangat memerlukan waktu jika harus menjemputku terlebih dahulu.
"Sebagai permintaan maaf, aku yang pesan makanan untuk kita! Dan kamu, duduk saja," tawarnya.
"Tida-,"
"Ayam bakar taliwang, tanpa urap-urap, dan segelas es jeruk. Benar kan, Bee? Tenang saja, aku sudah hafal di luar kepala menu favoritmu itu," terangnya secara gamblang. Aku pun tersenyum dan mengangguk sebagai jawaban dari pertanyaannya. Tiga tahun bukanlah waktu yang singkat untuk kami berdua saling mengenal satu sama lain. Termasuk hal-hal apa saja yang menjadi favorit kami berdua.
Arga. Terkadang, sampai saat ini aku masih tidak bisa percaya, bisa bersama dengannya. Kami berdua dipertemukaan dalam urusan pekerjaan. Aku yang berkerja sebagai staff legal officer, pada salah satu perusahaan yang bergerak pada bidang property, terutama developer apartemen dan mall. Kala itu aku di haruskan meng-handle masalah proses pembuatan Akta Jual Beli yang nantinya akan dikeluarkan kantor notaris tempat Arga bekerja. Hal itulah yang menjadi awal dari pertemuan kami, sebagai rekan kerja. Namun semakin intensnya perjumpaan dan sama-sama hobi fotografi, membuat kami lebih dekat. Bahkan tak jarang aku dan Arga mengunjungi wisata alam yang menyajikan keindahan untuk sekadar diabadikan. Hobi yang berujung tumbuhnya benih-benih kasih di antara kami. Hingga berlanjut sampai saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Eunoia
Short StoryEunoia Spelling: yoo'-noy-ah (Greek) A well mind. Beautiful thinking. Eunoia merupakan kumpulan cerita pendek pertama yang dibuat oleh Writoville berbasis di Wattpad (dengan media promosi Instagram). Writoville merupakan alumni Writing Quarantine Ju...