PROLOG

1.5K 136 22
                                    

"Avisea kabur, padahal hari ini hari pertunangan dia sama calonnya."

Eyang Sarah marah besar, jelas saja, cucu perempuan yang seharusnya hari ini dia jodohkan justru kabur tanpa jejak.

"Tapi eyang, semalem sea masih tidur di kamar yang sama bareng dinda," celetuk Karen, salah satu cucu perempuan Eyang Sarah.

Eyang Sarah menatap Diandra tajam, "eyang curiga, kalo ini ada sangkut pautnya sama kamu—"

"Mah, gak bisa nuduh anak ku sembarangan dong!" Yudhis buka suara, jelas tidak terima karena anak tengah nya di tuduh sembarangan.

"Mamah gak nuduh anak kamu, tapi kemungkinan aja Avisea kabur karna di bantu Diandra kan?" Kekeuh Eyang Sarah.

"Kalo bukan nuduh, itu apa namanya mah? Jelas-jelas mamah langsung menyudutkan Diandra." Bela Bia pada Diandra.

"Mamah gak mau tau." Eyang Sarah tetap kekeuh, "malem ini, Diandra harus gantiin posisi Avisea— Diandra harus mau di jodohin sama Arkan, gak ada yang boleh membantah." Ujar Eyang Sarah mutlak.

Sejak saat itu, dunia Diandra mendadak runtuh. Gadis dua puluh tahun yang masih melanjutkan kuliah pendidikan bahasa Indonesia nya itu menangis di dalam kamar.

"Aku gak bantuin Sea kabur bun, huhuhu." Adu Diandra pada sang Ibu, Bia.

"Iya nak, ibun juga tau, kamu gak akan senekat itu kan bantuin Sea. Emang Sea nya aja yang terlalu nekat." Ujar Bia.

"Terus aku harus terima semua tanggung jawab yang harusnya di lakuin Sea bun?" Tanya Diandra.

Bia mengangguk pelan, "mau nggak mau kamu harus tanggung itu semua nak." Bia mengelus pundak sang anak.

"Sabar ya, ibun yakin kalo kamu bakal bahagia nanti, meskipun menikah sama laki-laki yang bukan pilihan kamu sendiri."

Tangis Diandra semakin menjadi.

[]

"Markana Agasa,"

"Diandra Faruna,"

Keduanya duduk di kursi taman belakang rumah keluarga besar Wisesa. Saling diam meskipun duduk berdampingan.

"Kak arkan," panggil Diandra.

"Ya?"

"Kenapa kakak mau terima perjodohan ini?" Tanya Diandra.

Arkan menggeleng, "saya juga gak tau kenapa bisa nurut, padahal saya udah punya pacar." Ucap Arkan.

Diandra tersenyum, "terus kakak kasih tau ke pacar kakak kalo kakak mau di jodohin?" Tanyanya.

Arkan menggeleng, "enggak. Saya gak mau bikin dia sakit hati," ujar Arkan.

Diandra tersenyum lagi, "aku terpaksa kak," ujar nya.

Arkan menoleh, "kamu—"

"Bukan aku yang seharusnya dijodohin sama kakak, tapi sepupuku. Dan pagi ini dia kabur dari rumah, semua orang gak ada yang tau keberadaan dia dimana, eyang nyudutin aku kalo aku yang bantu dia kabur karna kita semalem tidur sekamar." Jelas Diandra.

ASMARALOKA [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang