TUJUHBELAS

533 72 6
                                    

Suasana villa yang biasanya sepi kini berubah sangat ramai. Ada Jie dan Avisea yang sibuk bermain game, sementara Jeffrey fokus pada pekerjaannya.

Bia dan Yudhis sibuk mengajak cucu pertama mereka bermain meskipun bayi berusia tiga hari itu lebih banyak memejamkan mata. Ya sudah, nama nya juga kakek dan nenek baru, wajar.

Sementara Tya sibuk dengan pekerjaan dapur. Di temani Diandra yang juga sedang memasak makanan untuk makan siang.

Arkan jelas mengikuti kemana pun langkah kaki Diandra pergi. Tidak ingin kehilangan jejak sang istri.

Suka-suka Arkan saja.

"Kak Arkan, minggir dulu, ini aku masih masak." Omel Diandra.

Bagaimana tidak mengomel kalau Arkan saja memeluknya sesuka hati saat ada Tya diantara keduanya.

"Ya kamu sih, di bilang jangan masak dulu, mending juga boboan di kamar sama adek." Ujar Arkan.

"Kamu mau makan gak?" Tanya Diandra.

"Mau."

"Yaudah diem, duduk aja sana di kursi, bentar lagi masakanku mateng." Ujar Diandra.

Arkan tidak menurut.

"Kak Arkan, aku gak bakal kemana-mana."

"Janji?"

"Astaga, minta di toyor banget ini bapak-bapak satu." Ujar Diandra.

Papa muda, Markana Agasa. Hehe.

Agak menakutkan melihat Arkan yang menjadi lebih menempel padanya ini. Berbeda sekali dengan Arkan yang dulu, menempel kalau ada mau nya saja.

"Yaudah iya iya nih aku duduk," Arkan kemudian duduk di kursi meja makan. Sembari mencomot satu potong buah semangka.

"Mas Arkan suka semangka?" Tanya Tya.

"Suka banget mbak tya," jawab Arkan.

Tya tersenyum penuh arti, "tau gak mas Arkan. Selama hamil, Ara gak pernah nyentuh buah semangka sama sekali, pernah sekali saya potongin buah semangka banyak buat Ara, tapi di suruh buang sama dia." Cerita Arkan.

"Mbak Tya, aku denger loh." Ujar Diandra yang masih sibuk dengan masakannya.

Tya terkekeh, begitu juga Arkan yang masih asik memakan buah kesukaannya itu.

"Dia bilang kalo liat semangka itu mual banget," ujar Tya lagi, "tapi pernah satu malem, semangka di kulkas ilang. Ternyata ada yang ngidam semangka tapi gak bilang-bilang."

"Mba Tya udah ah." Rengek Diandra.

Arkan tertawa mendengar nya, "hahahaha sok cuek banget padahal pengen tuh."

"Semangka sebuah-buahnya abis gak ada sisa kecuali kulit nya." Ujar Tya lagi. "Makan nya sendirian di kamar, kamar nya di kunci."

"Mba Tyaaaaaa."

"Iya iya udah kok," ujar Tya.

Arkan tertawa gemas, kemudian berjalan menghampiri Diandra, memeluk perempuan yang kini sudah menjadi ibu itu dari belakang, menumpukan dagu nya pada bahu sang istri.

"Gemes banget, pengen cubit." Ujar Arkan.

"Minggir ah kak," ujar Diandra.

"Sst jangan ngambek," ujar Arkan.

"Bodo."

"Hahaha." Arkan tertawa puas melihat bagaimana wajah ngambek Diandra.

"Mba Tya, aku kok berapa hari belakangan gak ketemu kak Juyeon ya?" Tanya Diandra tiba-tiba.

ASMARALOKA [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang