SEPULUH

512 87 26
                                    

coba sambil denger cinta salah nya caitlin halderman dehhhh



Diandra dan Avisea di buat panik saat mereka berjalan menuju ruang rawat Eyang Sarah tapi disana sudah sangat ramai oleh pegawai medis.

Mereka baru saja menebus obat di apotek rumah sakit. Antrian sangat panjang ketika mereka ingin menebus obat, itu sebabnya mereka baru sampai di ruang rawat Eyang Sarah dua puluh menit kemudian.

"Eyang kenapa jie?"

Jie menunduk, "gak tau kak."

"Kak jeff,"

"Eyang tadi kejang, dan sekarang dokter lagi nanganin Eyang," saut Jeffrey.

Cklek...

Pintu ruang rawat Eyang terbuka. Dokter yang keluar.

"Keluarga Ibu Sarah?"

"Ya saya,"  Jeffrey sebagai yang tertua berdiri menghadap Dokter.

"Rabu, 22 Juli 2020 pukul 08.35, Nyonya Sarah di nyatakan meninggal dunia."

Bahu Diandra merosot. Tidak mungkin Eyang meninggal kan?

"Dok—"

"Kami minta maaf."

"EYANG!!!"

Semua menjadi chaos saat Diandra tiba-tiba tidak sadarkan diri karna terlalu shock mendengar berita kepergian Eyang Sarag.

"Diandra!"

[]

Satu minggu berlalu setelah kepergian Eyang Sarah. Kehidupan Diandra kembali seperti semula.

Bedanya, kini dia merasa tubuhnya jauh lebih berat karena janin yang dia kandung sekarang terasa lebih rewel yang membuatnya selalu morning sick setiap hari, beruntung Arkan tidak pernah tau soal itu.

Laki-laki itu belakangan menjadi lebih cuek dan berbeda dari biasanya. Setelah hari pemakaman Eyang Sarah.

Seperti hari ini, Diandra benar-benar lemas setelah memasak dan memuntahkan isi perutnya yang masih kosong.

Perempuan itu hanya duduk bersandar pada sofa ruang tengah, sembari menonton tayangan televisi.

"Diandra, saya mau ngomong."

Diandra menegakan badannya saat Arkan datang dari arah kamar.

"Iya kak,"

"Saya mau ngomong hal ini, sebenernya dari tiga hari yang lalu, tapi saya liat kamu kurang sehat kemarin, jadi saya mau bicara sekarang." Ujar Arkan.

Diandra mengangguk, "maaf ya kak, belakangan ini aku emang lagi kurang enak badan." Ujarnya.

"Udah periksa?"

Diandra mengangguk, "udah," hasilnya aku positif hamil.

"Kamu periksa sendiri? Kenapa gak minta anter saya?"

"Akhir-akhir ini aku perhatiin kakak sibuk banget, aku gak mau ngerepotin kakak." Ujar Diandra.

"Ah soal itu, maaf."

Akhir-akhir ini seperti ada yang salah dengan dirinya keduanya. Setelah Diandra memperkenalkan Arkan dengan Avisea, Avisea sudah tidak lagi mengiriminya pesan, menanyai bagaimana keadaannya. Sedangkan Arkan, menjadi lebih sibuk dan seperti menghindari bertemu dengan Diandra.

"Gak papa. Tadi kakak mau ngomong apa?"

"Soal—" Arkan menggantung kalimatnya.

"—soal perjanjian pernikahan kita."

ASMARALOKA [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang