EMPAT

516 91 27
                                    

"Eyang udah sadar." Ujar Bia. Wanita itu baru saja keluar dari kamar rawat Eyang Sarah.

"Eyang mau bicara sama Arkan dan Ara katanya." Ujar Bia lagi.

Arkan dan Diandra saling melirik. Kemudian Arkan mengangguk pelan, mengajak Diandra menemui Eyang.

"Aku masuk dulu ya bun," ujar Arkan.

Setelah mengobrol dan menjadi lebih akrab, Arkan memanggil Bia dengan sebutan Ibun. Sama seperti Diandra yang memanggil Bia dengan sebutan serupa. Hanya dalam waktu satu jam, Arkan sudah di anggap menjadi keluarga.

"Iya arkan."

Kemudian Arkan menarik lengan Diandra pelan, sementara sang gadis hanya terdiam.

"Eyang?"

Diandra baru bersuara saat sudah memasuki ruang rawat Eyang Sarah untuk pertama kalinya.

"Eyang gak papa?" Tanya Diandra khawatir.

Eyang Sarah menatap cucu kesayangan nya itu dengan tatapan meyakinkan, kemudian mengangguk, "iya sayang, eyang gak papa."

"Eyang, maaf ya gak bisa nemenin eyang dirumah." Ujar Diandra.

Eyang Sarah mengangguk lagi. "Gak papa nak, kamu kan tadi pergi sama Arkan, katanya kalian abis fitting baju kan?"

Diandra mengangguk. Arkan pun sama.

"Eyang udah lebih baik? Atau masih ada yang sakit?" Tanya Arkan.

"Eyang udah gak papa kok Arkan, Eyang udah beneran baik-baik aja." Ujar Eyang Sarah.

"Syukurlah, aku seneng denger Eyang baik-baik aja. Lain kali Eyang harus hati-hati ya." Ujar Arkan.

Eyang Sarah mengangguk, "iya sayang."

"Nak," panggil Eyang.

"Iya Eyang?"

"Eyang mau minta satu hal lagi boleh gak? Ini yang terakhir." Ujar Eyang Sarah.

"Eyang, gak ada yang namanya permintaan terakhir untuk eyang. Apapun yang eyang minta, aku pasti bakal turutin kemauan eyang," ujar Diandra.

"Ini bener-bener yang terakhir sayang, eyang gak mau menyusahkan kamu lagi." Ujar Eyang Sarah.

Diandra mengangguk pelan, "yaudah, eyang mau apa?" Tanya Diandra.

"Menikah besok sama Arkan ya nak, Eyang takut gak bisa hadir di pernikahan kalian bulan depan, jadi Eyang minta dengan sangat untuk memajukan pernikahan kalian jadi besok." Ujar Eyang Sarah.

Arkan dan Diandra saling melirik satu sama lain.

"Iya eyang, kita usahain besok menikah. Tapi kalo besok emang belum bisa, kemungkinan lusa gak apa-apa ya eyang?" Ujar Arkan, menyanggupi ucapan Eyang Sarah.

Diandra melotot kaget, "kak arkan?"

Arkan menatap Diandra dengan tatapan meyakini.

"Gak papa ra."

"Iya nak, gak papa, eyang gak nuntut kalian harus besok, tapi eyang mau kalian secepatnya menikah ya." Ujar Eyang Sarah.

Arkan menatap Diandra yang menunduk, laki-laki itu bisa melihat ada satu titik air mata jatuh membasahi selimut yang Eyang Sarah kenakan.

"Eyang, aku terima permintaan terakhir Eyang."




[]

P

ernikahan tidak di laksanakan keesokan harinya. Tapi lusa baru bisa di laksanakan karna Arkan dan Diandra benar-benar secara mendadak mengurus segala berkas nya untuk mendaftar pada KUA setempat.

ASMARALOKA [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang