LIMA

530 100 12
                                    

Arkan merapihkan pakaiannya —yang semula berada di koper— tersusun rapi ke dalam lemari.

Hari ini, Arkan resmi pindah ke apartemen milik Diandra. Sebenarnya Arkan punya rumah sendiri, tapi sepertinya akan lebih nyaman kalau tinggal sementara di apartemen Diandra.

"Kak Arkan," panggil Diandra.

"Ya ra?"

"Aku udah selesai masak makan siang, mau makan sekarang?"

Arkan menoleh, mengalihkan fokus beres-beres nya menjadi menatap Diandra yang berdiri di depan pintu kamar.

"Oh, yuk." Arkan menaruh baju nya yang memang tersisa satu ke tumpukan baju lain yang sudah tersusun rapi di lemari.

Arkan kemudian berjalan menuju pintu, menyusul Diandra yang berjalan di depannya.

"Masak apa?" Tanya Arkan.

"Capcay sama cumi-cumi asam manis." Ujar Diandra.

"Wow, hebat juga ya kamu, jago masak." Ujar Arkan.

Diandra tersenyum, "makasih loh kak. Aku anggap itu pujian. Aku bakal lapor ke Ibun kalo kamu udah muji hasil didikan nya, hehe." Ujar Diandra.

Arkan menatap meja makan dengan tatapan berbinar. Apalagi di meja itu bukan hanya penuh dengan nasi dan lauk pauk nya, tapi juga ada buah semangka yang di potong dadu.

"Eh ada semangka." Arkan menusuk semangka menggunakan garpu yang ada.

"Enyak," katanya sembari mengunyah semangka.

"Ih kak Arkan, itu punya ku, kenapa di makan?" Omel Diandra.

"Loh kirain buat saya." Ujar Arkan.

"Enggak. Semangka itu buah kesukaanku, gak boleh ada yang minta buah semangka kalo aku lagi makan buah itu." Ujar Diandra.

Arkan lantas terkekeh, "persis saya." Ujarnya.

Diandra menatap Arkan bingung, "maksudnya?"

"Kamu, persis saya banget. Semangka itu buah kesukaan saya, dan gak boleh satupun orang minta buah semangka kalo saya lagi makan buah itu." Ujarnya.

"Kok bisa sama sih kak???"

"Ya mana saya tau." Ujar Arkan. Kemudian laki-laki itu tertawa geli.

"Jadi gini ya rasanya," Arkan menatap buah merah dengan kadar air yang banyak itu, "gak di bolehin minta semangka padahal saya pengen banget. Berasa kena karma tau gak, selama ini saya yang pelit kalo lagi makan semangka, malah sekarang di pelitin balik sama kamu." Ujarnya.

"Yaudah deh,"

"Yaudah apa?"

"Kak Arkan boleh minta semangka punya ku." Ujar Diandra. "gak tega banget sama kakak, mukanya melas banget kaya pengen banget mam semangka." Lanjutnya.

Arkan terkekeh, "istri ku baik banget." Ujarnya.

"Ya iyalah, istri nya siapa dulu nih."

"Markana lahhh."

"Hahahaha."

Diandra menatap Arkan yang masih asik tertawa, gadis itu pun sama, masih ikut tertawa meskipun hanya tawa palsu.

Ucapan keduanya memang hanya bercanda. Tapi di dalam lubuk hati Diandra, gadis itu kembali berharap, bahwa Arkan siap membuka hati nya untuk nya meskipun Diandra tahu kalau itu mustahil— karna Arkan masih dimiliki perempuan lain.

[]

"Kamu gak pernah kabarin pacar kamu ya kak?" Tanya Diandra, gadis itu jelas penasaran, karna Arkan tidak pernah terlihat menghubungi kekasihnya selama bersama dia seminggu terakhir ini.

ASMARALOKA [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang