Vote dan comment nya janglup, guys.
Swayang pol pokok wis❤️
Jam 9 malam setelah berpamitan dengan ibu dan bapak kami pulang. Ya aku, Mas Putra, Anna, mama, sama papa. Dulu aku sih sering banget ke rumah Mas Putra waktu masih ada Mbak Rasya, setelahnya hanya sekedar mengantar ibu untuk bawain makanan atau hal remeh temeh lainnya.
Dan sekarang aku masih menenteng tas laptopku. Mas Putra? Hahahaaa, dia bawain 2 koper sama ranselku. Maaf ya, mas. Barang seperlunya punyaku tuh ya banyak, namanya juga cewek.
"Berarti abis ini dan seterusnya kita bisa tidur bareng dong, nte? Eh, mama hehehe.", wah waaah ide bagus nak.
"Iya boleh, dong. Anak mama ya tidur sama mama."
"Eeeh, engga. Ayo Anna bobok sama eyang! Besok pagi eyang sama kakung pulang loh. Ga kangen apa?", walah mamaaa matilah aku.
Ya apa mau dikata. Benar juga. Anna berjalan ke kamar tamu bersama mama papa. Dan aku masih berdiri di ruang tamu. Ga mungkin nyelonong masuk kamar dong walau aku tau kamar dia ada di lantai 2. Ini Mas Putra ga mempersilahkan sih. Apa jangan-jangan dia mau kita tidur pisah? Serius?
"Kamu bisa bawa ranselmu? Kopernya berat kalau diangkat. Kamu bawa apa saja sih?"
"Ya bawa seperlunya, mas. Sesuai titahmu.", jawabku sambil mengambil alih ransel
Sampai di kamar aku mulai gugup. Gimana engga, aku ga pernah pacaran dan sekarang masuk kamar cowok. Dan aku kurang lebih tau apa yang biasanya terjadi di malam ini. Malam setalah menikah. T t tapi gimana ya...
Dan setelah aku mencuci tangan dan kakiku di kamar mandi yang ada di kamar ini aku bingung harus gimana. Harus ngapain. Sampai ketukan pintu kamar mandi terdengar.
"Ya, mas?", tanyaku setelah membuka pintu.
"Kamu abis mandi?"
"Engga kok."
Lalu Mas Putra menarik tanganku keluar dan mengajakku duduk di tepi kasur. Apa tadi aku lama banget sih?
"Sini!", Mas Putra nyuruh aku geser mendekat dan aku ga berani natap dia.
"Saya tahu pernikahan kita bisa dibilang mendadak. Mungkin sampai saat ini kamu juga masih ragu. Hubungan kita masih jauh kalau dibilang sudah ada cinta. Tapi saya sudah janji sama Allah, di depan semua yang hadir menyaksikan tadi kalau saya bersungguh untuk pernikahan kita....", terus dia pegang tangan kananku. Ya Allah mo lompat rasanya. Kaget campur bingung cuy. Aku refleks ngehadep Mas Putra.
"...jadi bisa kan kita untuk hidup selayaknya suami istri?"
Waduh, ninuninuninuuu
"Tapi aku udah ngantuk, mas."Kulihat alis kanannya naik sambil menatapku dalam. Aku yang digituin rasanya jantungku kayak lagi disko.
"Kamu lama-lama di kamar mandi mikirin apa, hm?", tangannya mengusap-usap kerudungku.
"Iih, ga lucu.", iih malu tauuu
"Datangi saya kalau kamu siap. InsyaaAllah saya tidak akan memaksa kamu. Tidak usah terlalu difikirkan. Saya sadar saya menikahi kamu dengan segala konsekuensi. Kamu masih muda, tentu di lingkungan pertemananmu juga pernikahan masih jadi hal yang jarang dijumpai. Pelan-pelan, ya sudah tidur saja."
Kemudian dia beranjak dan berjalan memutari tempat tidur dan kurasakan kasur sedikit melesak.
Haduh, ini serius tidur bareng? Btw kerudungku gimana ya. Apa harus kucopot sekarang. Tapi malu banget. Aku ga pernah sekalipun alfa pakai kerudung kalau ketemu Mas Putra. Even dia dulu iparku dan sering ke rumah ibu tentunya. Tapi ya sudahlah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Raline
SpiritualDi tengah kesibukan dengan kuliahnya tiba-tiba ada yang melamarnya. Tidak main-main, mantan kakak iparnya datang dengan kedua orangtuanya malam itu membuat Raline mati kutu. Bagaimana Raline bisa menjadi ibu untuk bocil bernama Anna di saat usianya...