[COLD EYES]
Haechan menurunkan senjatanya, memegang bahunya yang makin merasakan sakit, haechan sedikit melirik ke arah bahunya, sudah merah, mungkin sebentar lagi bahu ini akan berdarah,
Mark tentu saja khawatir, tapi haechan kali ini tidak sedang bercanda, tak lama melihat seorang boss yang baru saja keluar disambut dengan beberapa pesuruh nya mati.
"Kau balik lagi baby? Woah kau membawa calon mertua ku rupanya ya?" lelaki itu melirik ten yang sedang menatap geram
"Kupikir itu bukan calon mertuamu, jangan berfikir bodoh woojin dan kau belum mati ternyata" haechan dengan decihannya
"Apa luka dibahumu semakin memerah? Itu pertanda bahwa luka yang kuberikan, sudah menyatu padamu"
"Cih! Bodoh! Ini tidak memerah, aku bukan haechan yang dulu woojin"
Woojin semakin mendekati haechan, haechan hanya diam di tempat, mark yang tak bisa melihat haechan disentuh apapun dengan segera melangkah, namun haechan memberi aba aba, haechan terus menatap woojin,
Menetralkan rasa sakit, dan memfokuskan diri untuk mengembalikan tenaganya, woojin memegang dagu haechan, haechan mendongak.
"Jangan menyentuhku seenaknya" haechan membuang muka, melihat woojin menyentuh bahu kanannya.
"Akhh!" haechan meringis, tak bisa menahannya lagi, mark dengan segera menembak tangan woojin, haechan tak kaget, woojin masih bisa bangun tentunya, karena kelemahan woojin bukan disitu.
"Kau menantangku ya? Siapa dirimu?" woojin menodong pisau pada mark dan semakin mendekat, akhirnya bersentuhan dengan kening mark
Haechan memberi kode agar mark diam saja, kemudian menyuruh orang tua mereka untuk masuk ke dalam mobil, haechan diam menatap punggung woojin, membuka sedikit bajunya agar terpampang jelas luka di bahu haechan.
"Urusanku dengamu belum kelar" ucap haechan, woojin berbalik menatap luka yang jelas jelas sangat dimatanya
"Kau lihat luka ini? Ini kelemahanmu bukan?" haechan tersenyum licik, kemudian menyentuh luka dengan tanganya, melihat woojin nya yang sekarang sedang membulat kan matanya.
"Aku benar ternyata, jadi ini kelemahan mu? Bodoh!" haechan dengan segera mengambil pisau lipat, menyayat luka haechan dengan perlahan, dan itu memang menyakitkan namun tidak terasa,
Woojin histeris, sangat histeris, haechan perlahan mendekat masih melihat woojin yang terluka tanpa haechan menyentuhnya, benar badan woojin banyak darah keluar dari tangan, kaki dan telinga.
"Bodoh! Ini akibatmu menentangku!" haechan menodong pisau pada woojin yang tergeletak dengan darah mengalir
"T-tolong j-jangan b-bunuh aku chan.. "
"A-aku minta ma-maaf"
"Maaf? Apa kau pikir dengan cara daddy ku koma, aku akan balik meminta mu, pikiran mu terlalu bodoh, aku sudah punya kekasih yang lebih baik dari dirimu yang memanfaatkan tubuhku agar menjadi kelemahanmu"
"Sampaikan pesan terakhirmu sebelum mati" haechan to the point,
"Aku minta maaf, atas semuan-" woojin sudah tidak bisa berbicara kembali, haechan melihat luka ditubuhnya perlahan hilang, mengambil darah woojin untuk mengusap lukanya dan haechan selalu tepat, luka itu hilang sepenuhnya namun ada bekas merah saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
COLD EYES || Markhyuck
De TodoSemua yang terjadi itu bukan salah waktu, atau salah satu tempat, tapi aku tidak akan menyerah untuk mendapatkan mu, karena jika kau melarang maka tekadku semakin kuat -mark jung Menjaulah dariku kau akan menyesal melihat semua masa laluku apalagi j...