Ke esok kan harinya Soobin terbangun di atas ranjang namun disisi nya itu kosong.Soobin tersenyum miris dan mulai berjalan ke arah kamar mandi lalu membersihkan dirinya.
Dia duduk dikursi yang menghadap jendela dan selang beberapa menit seorang penjaga masuk dan memanggilnya.
"Permisi Soobin-ssi tuan Yeonjun memanggil anda mari saya antarkan".
Soobin menoleh dan mengangguk lalu mengikuti penjaga itu sampai penjaga itu mengantarkannya tepat dimana Yeonjun berada.
Saat Soobin membuka pintu disitu juga teriakan Yeonjun terdengar ditelinganya.
"Dengar ayah! sampai kapanpun kau memaksaku aku tak akan pernah menerima dia apa kau paham?! dan ibu! jangan paksa aku agar aku menerima jalang tak tahu diri itu!".
Soobin membeku ditempatnya disana dia melihat kedua orang tua Yeonjun dan juga Yeonjun bersama seorang gadis menatap Soobin yang membeku ditempat.
Pandangan kedua orang tua Yeonjun adalah penyesalan dan pandangan Yeonjun serta gadis yang digandengnya adalah sinis.
Soobin tersadar dari keterdiam annya dan tersenyum.
"Ah apa tadi ada yang memanggilku?".
Yeonjun terkekeh sinis melihat Soobin.
"Ah kau sudah mendengarkannya bukan jalang? Kau juga sudah tahu bukan bahwa gadis yang bersamaku adalah mateku?".
Ayah Yeonjun menatap nyalang Yeonjun.
"Jaga ucapanmu Choi Yeonjun! ayah tak pernah mengajarkanmu untuk berkata kasar dengan matemu!!".
"Lalu apa aku perduli?! tidak akan dan tidak pernah untuk perduli pada jalang tak tahu diri ini!".
Soobin yang tak tahan dengan perkataan Yeonjun langsung berlari sekuat tenaga untuk meninggalkan ruangan tersebut.
Tak perduli kemana dia berlari karna yang Soobin mau adalah jauhnya dirinya dari perkataan yang membuat hatinya seperti ditusuk beribu jarum.
Soobin terus berlari dengan air mata yang keluar dari mata cantiknya dan ketika Soobin melihat sebuah bangku didekat sungai Soobin berhenti disitu dan terduduk.
Soobin menangis sekeras mungkin bahkan jika bisa dia berteriak sekuat mungkin namun diurungkannya.
Seseorang mengelus pundaknya lembut,Soobin mengangkat wajahnya dan matanya bertemu dengan mata yang menatapnya dengan tatapan yang teduh.
Seseorang itu tersenyum lalu mengusap wajah Soobin.
"Hai Soobin apa kau ingat aku?".
Soobin mengangguk dengan pelan.
"Ah ya aku ingat bukankah kau Hana?".
Hana mengangguk kecil lalu dia duduk di samping Soobin.
"Kau ingin aku memberitahumu sesuatu? ini berkaitan dengan orang tua mu dan juga dirimu".
Soobin menoleh dengan tatapan bertanya.
"Apa itu?".
Hana tersenyum kecil lalu dia mengadah ke atas dan melihat langit biru yang dipenuhi oleh awan awan putih yang sangat cantik.
"Sebenarnya aku adalah ibu aslimu kau adalah anak dari seorang dewi namun aku tak ingin kau menjadi seorang dewa maka itu aku menitipkan dirimu kepada manusia".
"Kukira saat aku menitipkan mu kepada manusia kau akan terbebas dari dunia ini namun nyatanya tidak disaat kau kutitipkan disitulah para dewi dan dewa berkata bahwa kau sudah menjadi mate Vampire".
"Jika bisa aku akan mengubah takdir namun sayangnya aku tak bisa karna jika aku mengubah takdir maka aku akan dipenjara selama 700 tahun didalam sebuah ruangan sempit".
"Apa kau percaya bahwa aku ibu aslimu Soobin?".
Hana mengalihkan pandangannya ke Soobin yang menatapnya kaget.
Soobin yang di tanya langsung mengalihkan pandangannya kebawah dan tersenyum miris.
"Apa ibu tahu aku juga ingin mengubah takdir jika bisa namun sayangnya aku hanya seorang manusia meski aku itu anak dewi,aku percaya bahwa kau adalah ibu karna saat kita pertama kali kita bertemu aku merasakan kehangatan seorang ibu".
"Aku ingin menyerah pada hidup ini ibu bisakah aku menghilang dari dunia ini?ah maksudku dunia manusia dan juga manusia Vampire ini".
Hana menatap Soobin bingung.
"Maksudmu kau ingin mati?".
Soobin mengangguk pelan dan tetap tersenyum miris.
"Tepat sekali jikapun aku kembali ke dunia manusia percuma saja karna tak akan ada yang perduli padaku kecuali 2 temanku".
Hana tersenyum sedih dan menangkup wajah anaknya.
"Apa Soobin ingin begitu?apa Soobin ingin menghilang dari dunia?"
Soobin mengangguk yakin.
"Pikirkan sekali lagi nak,ibu memberimu untuk berpikir jangan mengambil keputusan tanpa berpikir karna akibatnya penyesalan akan datang".
"Ibu pergi dengarkan apa yang ibu bilang jika memang kau ingin menghilang ibu tak akan melarang mu meski ibu merasa tak rela".
Hana menghilang seiring dengannya angin yang berhembusan.
Soobin menunduk dan menutup wajahnya menggunakan 2 tangannya.
Soobin berucap dalam hati berharap bahwa tuhan mendengar keluh kesahnya.
"Tuhan apa tak apa aku menghilang dri dunia ini?aku mencintainya namun dia tak mencintaiku meski aku mencoba tak perduli namun perasaan ini tak akan pernah hilang,dan jikapun aku kembali dengan keadaan normal apakah ada orang yang perduli denganku?bahkan kedua orang tua ku tak perduli kecuali 2 temanku".
"Inilah yang membuatku membenci dunia karna dunia tak adil sehingga membuat banyaknya makhluk menangis karnanya".
"Hati dan pikiranku tak pernah sejalan layaknya warna hitam dan putih yang tak pernah sewarna".
"Kau mengertikan apa yang ku ucapkan? aku ingin belajar melepaskannya meski setengahku bersamanya".
"Kuharap kau mendengarkan apa yang kurasakan tuhan".
Soobin menatap langit biru dan melanjutkan berucap dalam hati.
"Jika bisa aku ingin menjadi bayangannya yang selalu bersamanya".
Soobin tersenyum miris dan kembali menangis ditemani angin yang berhembusan.
"Tuhan bukan tak adil namun kurasa dunia yang tak adil apakah dirinya tahu bahwa mungkin karnanya dan juga waktu sayap putih itu kini berubah menjadi sayap hitam pekat dan bahagia itu kini berubah menjadi kecewa".
TBC
haloo ada yang kangen aku?atau chapterku-_- ngaku kalian awokawok canda zheyeng maap jarang update soalnya sibuk>_<
KAMU SEDANG MEMBACA
𝙲𝙾𝙻𝙳 𝚅𝙰𝙼𝙿𝙸𝚁𝙴 {𝙴𝙽𝙳}
VampirosHanya mereka yang tahu. Entah bagaimana hasil dan akhirnya dan kisah cinta mereka yang seperti apa itu. Bxb Yeonjun top! Soobin Bottom! Kosa kata [Baku]