Kelahiranmu

148 12 0
                                    


Shinmakoku, bertahun tahun yang lalu.

(Diambil dari sudut pandang Conrad saat ia masih anak anak.)

Sore yang indah. Sore itu aku duduk di kursi yang menghadap taman istana bersama hahaue yang sedang mengandung calon adikku. Hahaue sangat senang mendengar kabar bahwa ia sedang mengandung anak ketiga. Wajahnya selalu berseri sepanjang hari.

Tentu saja aku juga senang. Meski beda ayah, dia akan jadi adikku yang pertama. Tapi ada satu hal yang selalu kupikirkan.

"Hahaue... "

"Ya sayang?" Hahaue menoleh padaku sambil tersenyum lembut.
"Apa aku... Bisa jadi kakak yang baik?" Aku bertanya padanya dengan nada sedikit ragu.

"Conrad pasti bisa. Gwendal dan Conrad pasti akan jadi kakak yang bisa menyayangi dan melindungi adik kalian. Hahaue yakin"

Aku tersipu mendengar perkataannya. Dalam hati, aku bertekad untuk menjadi kakak yang baik.

Aku mulai menempelkan telingaku pada perut hahaue untuk mendengarkan bunyi yang dikeluarkan adikku. Ini salah satu kegiatan yang paling kusukai selama menemani hahaue yang sedang mengandung. Kadang kurasakan getaran kecil dari dalam perutnya, dan hahaue bilang, adikku sedang menendang. Dia juga bilang, kalau itu artinya adik bayi sehat dan ingin bermain.

Aku juga suka mengajak adikku yang didalam perut itu ngobrol. Apa saja. Aku menceritakan hari hariku padanya.

Beberapa bulan kemudian, tibalah hari persalinan. Sejak pagi, hahaue sudah terbaring di atas tempat tidur, ditemani para perawat dan aku. Aku tidak mau pergi dari sisi hahaue, dan akhirnya para suster mengizinkanku masuk dan menemaninya. Aku tidak melihat sosok ayah adikku di kamar itu maupun di depan ruangan.

Aku duduk diam di kursi samping tempat tidur, menggengam tangan hahaue lembut, dan mencoba menyemangatinya dengan tersenyum. Wajah hahaue tampak kepayahan dan berkeringat, tapi dia membalas senyumanku.

Setelah beberapa waktu, terdengar suara tangisan bayi. Suara tangisan itu memenuhi ruangan. Semua orang tampak lega. Adikku sudah lahir. Adik laki laki yang manis dan tampan. Rambut pirangnya tampak mengilap dan bola mata hijau yang menyerupai danau itu berbinar tanpa dosa. Kulitnya yang putih tampak kemerahan. Aku sungguh jatuh sayang padanya.

Sesaat setelah dia lahir, hahaue memintaku untuk menggendongnya. Awalnya aku takut, tapi ternyata adikku lembut sekali. Dan harum. Rasa sayang menyelimuti hatiku. Aku berusaha menggendongnya dengan lembut untuk memastikan dia tidak jatuh.

Sesaat kemudian, Gwendal masuk ke dalam. Ia segera bergabung bersama kami. Kemudian hahaue menyebutkan sebuah nama. Wolfram von Bielefeld. Itulah namanya. Selamat datang di keluarga ini, Wolfram. Kami akan selalu menyayangimu.

Hari demi hari, Wolfram ternyata hanya mau digendong olehku. Akhirnya akulah yang merawatnya sepanjang hari. Memberinya susu, mengganti popok, menyuapinya makan dan menemaninya bermain. Aku selalu bersamanya. Aku menikmati waktuku bersamanya.

Menatap Wolfram bayi ketika masih tidur selalu membuatku tersenyum.

Bertahun tahun kemudian, Wolfram pun mulai besar dan dia selalu memanggilku dengan sebutan chisai-aniue.

To be continued

Suatu Hari, di Masa Lalu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang