X

471 53 6
                                    



Musim panas memang belum berakhir. Matahari begitu masih cerah menghiasi langit pagi ini. Seperti senyuman gadis ini yang tak pernah luntur dari bibirnya sekalipun. Begitu cerah dan bahagia.

Entah apa yang membuatnya seperti itu. Yang jelas dia dengan semangatnya mengerjakan semua pekerjaan dari mulai bersih-bersih, me-lap meja, membereskan bangku, menyetel mesin kopi, menggiling kopi dan menyiapkan tetek bengek lainnya. Dan tak lupa sambil tersenyum tak jelas juga.

Semua pekerjaan dia kerjakan sendirian padahal, masih ada satu orang lagi tapi dia memerintahkan Matsuri untuk duduk manis tanpa melakukan apa-apa.

"Terima kasih, selamat menikmati. Semoga harimu menyenangkan."

Temari kembali tersenyum lebar kepada pembeli yang baru saja dia layani sampai sang pembeli menghilang dari balik pintu.

"Kau berbeda hari ini, Temari. kelihatan bahagia dan juga bersemangat. Sebenarnya Ada apa?" Tanya Matsuri yang sudah berdiri tepat disebelahnya.

"Tidak ada apa-apa. Aku memang seperti ini orangnya." Jawab Temari sambil senyum-senyum lagi.

"Kau baru menang lotre ya?" Tanyanya penasaran. Kalau benar, Matsuri berencana meminta bagian itupun kalau dikasih.

"Bukan."

"Lalu apa dong?"

Temari mendekatkan mulutnya ketelinga Matsuri membisikan sebuah kata dengan jeda. "Ra-ha-si-a."

Mendengar itu Matsuri sedikit kecewa. Tapi suatu pemikiran muncul tiba-tiba di otaknya. Dia menjentikkan jarinya.
"Aku tahu! Pasti karena cowok itu, kan? Shikamaru?"

Temari terdiam. Matsuri ini kalau disuruh main tebak-tebakan pasti selalu tepat. Baiknya apa di beritahu saja tentang kejadian semalam? Tapi Matsuri pasti akan mengejeknya kali ini. Tapi lebih baik rahasiakan dulu itu lebih bagus.

"Aku tidak mau memberitahumu." Temari melengos melanjutkan aktivitasnya hendak melayani pembeli yang baru saja masuk kedalam coffee shop.

"Ayolah, Temari. Beritahu!" Pinta Matsuri memelas. Dia sangat penasaran sekali.

"Tidak mau." Temari menjulurkan lidahnya mengejek Matsuri yang memberengut kesal.

"Temari."

Gadis itu menoleh. Seorang perempuan dengan rambut pink yang tengah tersenyum sedang berdiri di balik meja bar nya. Siapa lagi kalau bukan Sakura.

"Sakura." Sapa Temari. "Kau pesan apa?"

.

.

"APA?! CIUMAN?!"

Temari langsung membekap mulut nista temannya itu dengan kedua tangannya. Suaranya benar-benar mampu membuat semua mata tertuju pada mereka yang sedang duduk dipojok coffee shop.

Ada sekitar sepuluh orang disana itu pun sudah termasuk dia, Sakura dan Matsuri. Tidak terlalu banyak memang tapi itu sudah cukup membuat Temari malu. Apalagi Matsuri yang sudah melotot memandang kerahnya setelah mendengar ucapan nista itu. Bisa dipastikan setelah ini dia akan langsung diintrograsi oleh rekan kerjanya itu. Bukan hanya Matsuri saja semua pelanggan pun sekarang lagi fokus pada mereka berdua ada yang berbisik-bisik dan memandang mereka berdua aneh.

"Jangan pakek teriak-teriak bisa tidak?" Kesal Temari. "Lihat itu semua orang memandang aneh pada kita."

"Hehe ... maaf-maaf." Cengir Sakura innocent. "Jadi itu alasannya kenapa kalian menghilang semalam?"

"Tidak juga. Kami tadinya hanya ingin menikmati laut. Itupun Shikamaru yang mengajakku duluan." Jawab Temari santai.

"Yakin? Bukan kau yang nyosor duluan, kan?" Sakura memicing tajam pada Temari. Curiga kalau temannya ini melakukan hal nekat semacam itu.

"Ti-tidak mana mungkin aku duluan. Jelas-jelas dia."

Temari tak terima di curigai seperti itu. Walau memang dia yang cinta pada Shikamaru tapi tetap saja dia bukan orang yang senekat itu apalagi harus menurunkan harga dirinya. Tidak sama sekali. Dia juga harus jual mahalkan?

"Baguslah kalau begitu. Aku akan marah jika kau yang duluan nyosor padanya." Sakura meraih gelas ice kopinya lalu menyeruputnya sedikit.

"Mana mungkin." Sangkalmya lagi.

"Jadi bagaimana rasanya?" Tanyanya lagi.

"Apa?" tanya Temari dengan polosnya.

"Tentu saja ciumannya." Sakura gregetan. Gadis ini bodoh atau polos sih? Benar-benar deh.

"Hmmm.... bagaimana ya." Temari berfikir sejenak mengusap ibu jarinya kedagu. "Manis dan menggairahkan."

Temari kembali tersenyum dan bersemu merah mengingat kejadian semalam. Seperti yang dia bilang begitu manis dan menggairahkan. Membuat jantungnya kembali berdetak diatas normal dan seluruh tubuhnya menghangat. Dia jadi ingin melakukannya lagi dengan Shikamaru.

Eh? Apa yang kau pikirkan Temari? Jangan ngeres dong! Temari menggelengkan kepalanya dengan cepat. Merutuki kenistaan yang ada didalam otaknya.

Sedangkan Sakura terkikik geli melihat sahabatnya ini. Tadi tersenyum lalu merona sekarang geleng-geleng kepala. Temari ini sungguh lucu jika seperti itu.

"Jadi seorang Temari sudah bisa berciuman sekarang? Hahahaha. Godanya.

"Sakura!" Temari cemberut. Dia tidak suka digoda seperti itu.

"Kalau begitu, ini adalah kesempatanmu jangan sampai kau melepaskannya!" Sahut Sakura menyemangati dengan mengepalkan tangan kanannya keatas.

"Tapi tidak mungkin. Ciuman itu pasti hanya sebuah angin lalu untuknya. Dia saja tidak mengatakan apapun padaku semalam. Hanya minta maaf lalu mengantarku pulang selain itu tidak ada kata-kata lainnya," ucap Temari menjelaskan kejadian semalam.

"Dia juga kan sudah punya pacar." Kali ini raut wajahnya berubah murung.

"Pacar? Maksudmu Tayuya?"

Temari mengangguk. Sakura memepuk bahu Temari pelan sambil tersenyum.

"Mereka sudah putus."

"APA?!" Kali ini gantian Temari yang terkejut.

"Sampai segitunya ya! Mereka benar-benar sudah putus kok." Yakin Sakuran mantap.

"Bagaimana bisa? Shikamaru tidak pernah bilang padaku."

"Aku saja tahu dari Sasuke. Saat itu mereka memergoki Tayuya selingkuh dengan Managernya di ichiraku ramen. Lalu Naruto memberitahu Shikamaru dan Shikamaru datang kesana lalu memutuskan Tayuya."

"Jadi begitu? Apa sudah lama mereka putus?"

"Belum. Kira-kira dihari saat kita membeli gaun untuk pernikahan Ino."

'Jadi dihari itu? Pantas saja Shikamaru terlihat sangat murung waktu itu.' Batin Temari.

Sekarang Temari baru tahu. Pantas saja saat itu raut wajah Shikamaru terlihat muram. Tapi, kenapa dia tidak memberitahu Temari kalau waktu itu dia putus dengan Tayuya? Apa Shikamaru sengaja merahasiakannya? Tapi sudahlah yang penting mereka berdua sudah putus dan dia bisa dengan mudah mendapatkan hati Shikamaru.

"Jadi kusarankan kau harus bergerak cepat dan ambil kesempatan ini dengan bagus. Kau harus terus menempeli Shikamaru sampai dia jatuh cinta padamu."

"Ya! Aku akan berjuang demi mendapatkan cintaku!" Temari bersemangat.

"SEMANGAT!" Teriak mereka sambil tertawa bersamaan.

.
.

Tbc.





After All This Time (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang