XIV

439 53 12
                                    

Shikamaru menguap lebar di depan meja kerjanya, berulang kali sampai membuat orang disebelahnya menjadi sebal.

"Berhentilah menguap. Kalau ngantuk tidur sana!" Naruto yang menjabat sebagai rekan kerjanya memerintah. Sudah berkali-kali dia mendengar kuapan menjijikan dari mulut Shikamaru yang tanpa sadar membuatnya juga ikut menguap.

"Pekerjaanku belum selesai, sedikit lagi." Shikamaru menjawab seraya merenggangkan kedua tangannya yang menyatu diatas kepala. Lagi-lagi ia harus begadang demi menyelesaikan pekerjaan merepotkan ini. Dia sendiri kadang menyesal telah mengambil profesi sebagai arsitek yang selalu suka menyita waktu tidurnya itu. Tapi yasudahlah kalau nasi sudah menjadi bubur maka tidak bisa dirubah lagi menjadi beras.

Tangan kanannya meraba-raba sebuah benda yang mengalung dipergelangan tangan kirinya. Dia menurunkan tangannya di atas meja seraya memandang sebuah gelang yang Temari sematkan kemarin. Dia tersenyum, hatinya menghangat.

"Ini adalah gelang persahabatan. Kau harus terus memakainya sampai kita berpisah."

Dia tidak ingin ini hanya sebagai penanda persahabatan mereka. Dia ingin menggantinya sebagai tanda cinta yang diberikan Temari padanya dan tanda cintanya pada Temari. Shikamaru sudah menyadarinya, dia menyadari kalau wanita yang selama ini ia cari ada didepan matanya. Wanita yang tanpa sadar sudah ia cintai, entah kapan dia tak tahu tapi yang jelas perasaan itu muncul setiap kali mereka bersama. Terlebih saat dia pertama kali mencium Temari dipinggir pantai dihari pernikahan Ino, disaat itulah dia semakin merasakan getaran-getaran cinta dihatinya.

Temari adalah gadis yang pintar, tegas, dan juga galak telah menjerat Shikamaru masuk kedalam pesonanya. Sikap lembut Temari yang sering muncul saat bersamanya, sikap malu-malu dan semburat merah yang kadang menghias di kedua pipi tirusnya membuat Shikamaru menjadi gemas dan ingin menciumnya.

Shikamaru sudah tahu tentang perasaan Temari karena gadis itulah sendiri yang mengatakannya. Shikamaru tidak memungkiri bahwa saat itu hatinya juga bergetar mendengar pernyataan Temari tapi, Shikamaru yakin saat itu bukan perasaan cinta karena saat itu dia masih bersama orang lain. Namun, sekarang berbeda yang awalnya dia tak ingin peduli tapi lama-kelamaan perasaan itu semakin tumbuh dan membesar.

Tapi Shikamaru belum bisa mengatakannya sekarang. Dia masih harus memantapkan hatinya lagi bahwa gadis itulah yang benar-benar cocok untuknya. Dia ingin menunggu waktu yang tepat untuk mengatakannya tapi bukan sekarang. Dia tak mau terburu-buru dulu. Dia tak mau hubungannya akan berakhir seperti hubungan dia dengan mantan kekasihnya dulu.

"Jangan dipandang terus. Gelang itu tak akan lepas dari tanganmu." Suara Naruto mengintrupsinya. Dia menoleh kearah pemuda pemelihara musang itu dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Kalaupun lepas aku akan menyambungnya kembali." Sahutnya seraya mengelus sayang gelang itu.

"Sepertinya dari orang yang spesial. Apa dari Sabaku Temari?" Tanya Naruto dengan alis yang mengangkat sebelah.

"Ini adalah gelang persahabatan. Tapi apakah bisa aku mengubahnya menjadi gelang sepasang kekasih?"

Naruto tertawa mendengar penuturan Shikamaru. Dia tahu betul bagaimana sahabatnya ini. Suatu keajaiban kata-kata itu muncul dari mulut malas Shikamaru padahal, acap kali menyangkut tentang percintaan dia selalu mengatakan merepotkan. Shikamaru tak pernah mengatakan cinta pada wanita tapi dialah yang selalu mendapat pernyataan cinta dari wanita contohnya Tayuya, kalian harus tau kalau yang menyatakan cinta duluan adalah gadis itu bukan Shikamaru. Walaupun begitu tapi sebenarnya Shikamaru juga mencintai gadis itu jadi dia tak perlu repot-repot untuk mengatakan perasaannya. Tapi saat bersama Tayuya dia tak pernah melakukan atau mengatakan hal-hal romantis dan dia tak pernah sekalipun mengatakan hal langkah yang seperti Naruto dengar saat ini.

After All This Time (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang