XV

407 47 7
                                    

Temari menahan perih dipipi kirinya saat diolesi oleh obat. Dia sesekali menjauhkan wajahnya untuk sekedar menghindari orang yang ada didepannya menempelkan cairan seperti gel keluka goresnya. Dia tak mengira pergulatannya dengan Tayuya mengakibatkan luka dan memar di wajah mulusnya. Tapi dia tak mempedulikan itu yang penting baginya adalah kepuasan karena sudah menghajar habis-habisan perempuan itu dengan kedua tangannya.

Kalau dibandingkan dengan luka diwajahnya, luka tayuya lah yang paling parah. Dia mendapat beberapa luka cakar dikedua pipinya dan benjolan dikeningnya akibat terantuk meja saat Temari menghindarinya dan terlebih lagi rambutnya yang berhasil Temari cabut sedikit.

"Aaawww... sakit nii san!" Adunya pada orang yang duduk didepannya saat menempelkan plester diatas lukanya. "Pelan-pelan dong!"

"Ini udah pelan loh. Kau saja yang berlebihan." Cibirnya sambil memasukkan kembali plester dan obat kedalam kotak P3K yang ada di atas meja. Pria yang bernama Sasori itu berdiri lalu melangkah dengan membawa kotak P3K menuju ke sebuah lemari kecil disudut ruang kerjanya dan meletakkan kotak itu didalam sana.

Sasori adalah atasan sekaligus kakak sepupu Temari. Dua bulan yang lalu Sasori pergi ke Suna untuk membuka cabang disana dan baru pulang hari ini. Dan tepat dihari kepulangannya dia malah disambut oleh perkelahian antara pegawai dan salah satu pelanggannya.

Bukankah itu hal yang tidak pantas? Bukannya disambut hangat oleh para pegawai tapi malah disambut oleh perkelahian brutal seperti tadi. Dan yang paling mencengangkan adalah orang yang menjadi lawan Temari adalah model terkenal Konoha. Dia yakin besok atau sebentar lagi coffee shop mereka akan ramai oleh wartawan yang ingin menggali informasi. Atau mungkin saja coffee shop mereka akan dipaksa tutup dan Temari diseret sebagai tersangkanya.

"Kau itu tidak takut berkelahi dengan model seperti dia? Kau bisa saja dituntutnya dan dimasukkan kepenjara." Tiba-tiba Sasori bergidik ngerih dengan beberapa skenario yang dia bayangkan tadi. Jika itu benar-benar terjadi maka dipastikan dia akan bangkrut dan Temari akan ia tuntut juga.

"Memangnya apa yang harus kutakutkan? Kami sama-sama manusia dan sama-sama makan makanan yang sama. Kecuali dia tuhan baru bisa membuatku takut." jawabnya santai. Sasori menggelengkan kepala mendengar jawaban dari Temari. Gadis itu sama sekali tak takut dengan kemungkinan buruk yang akan datang menimpanya.

Sasori melangkah menuju kedinding kaca ruangannya. Mengintip dari balik tirai kearah ruangan coffe shop yang sudah kembali tenang dengan Matsuri yang sedang melayani para pembeli yang mengantri. Keadaan sudah membaik dari sebelumnya. Dan tidak ada tanda-tanda akan kedatangan wartawan atau polisi. Syukurlah.

"Sebenarnya apa yang terjadi? Kenapa kalian bisa berkelahi?" Kini Sasori sudah duduk disofa kembali disamping Temari.

"Dia tiba-tiba datang lalu menamparku, jadi aku tidak terima dan membalasnya." Jawabnya seraya bercermin melihat hasil karya dari bos sekaligus kakak sepupunya itu di wajahnya.

"Pasti kau punya masalah dengannya kan? Makanya dia menamparmu."

"Dia yang punya masalah denganku. Bukan kali ini saja aku diserang tapi beberapa hari yang lalu dia juga pernah menyiramku dengan air mineral dan dia juga mengejekku. Jadi sekalian saja kubalas." Terangnya. Dia meletakkan kembali cermin itu keatas meja.

"Hah? Yang benar saja. Lalu apa alasannya?"

Temari tak langsung menjawab. Dia menghendikkan kedua bahunya sambil berucap. "Mungkin dia cemburu karena dia berpikir kalau aku merebut mantan kekasihnya."

"Apa kau benar-benar merebutnya?" tanya Sasori menyelidik sambil menaik turunkan kedua alisnya.

"Aku bukan perempuan yang seperti nii san pikirkan." Temari melirik kesal. Dia memukul bahu Sasori dengan kuat. Sedangkan Sasori hanya nyengir sambil mengelus-elus bahunya yang sedikit sakit. "Ya, benar aku dan Shikamaru dekat kembali saat dia masih pacaran dengan Tayuya. Tapi mereka putus bukan gara-gara aku. Tayuya selingkuh dengan managernya sendiri.

After All This Time (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang