Ares ingat, saat itu dokter pernah berkata, "Perkiraan lima bulan lagi. Tapi, saya tidak bisa memastikan umurnya. Siapa tahu rencana Tuhan akan berbeda, bukan?"
Ares berguling di ranjang Sena, membalikkan badan ke arah Sena yang duduk di meja belajar. Ditatapnya punggung Sena yang kokoh dengan sendu. Ares tiba-tiba teringat ucapan dokter yang menangani Sena. Benaknya mendadak gusar. Hela napas terdengar, Ares lantas melihat ponselnya, membuka aplikasi game tanpa mengecilkan musik gamenya.
Suara bot dari game di ponsel Ares terdengar, "welcome to Mobile Lejin."
"Sedang apa sih kamu di sini, Ares?" celetuk Sena.
Ares menjawab singkat. "Kamarku pengap."
"Di luar saja sana, Ares. Aku jadi tidak fokus mengerjakan tugas. Memangnya kamu tidak ada tugas untuk besok?"
"Menyalin punya Kakak saja, atau dikerjakan di sekolah pagi-pagi sebelum bel masuk."
Sena membalikkan badan, menatap Ares yang tidur terlentang di ranjangnya sambil memainkan ponsel. "Memangnya tugas apa?"
"Kimia. Kakak mau mengerjakan tugasku? Kakak 'kan kelas IPA 1, pasti sudah mendapat tugas logam alkali itu, kan?"
Suara bot pada game lagi-lagi terdengar. "You have slain an enemy!"
"Victory!"
"Legendary!"
Sena membalikkan lagi badannya, mengambil salah satu buku tulis dari rak bukunya. "Aku beritahu caranya, kamu kerjakan sendiri. Materi logam alkali mudah, kok."
"Malas, ah. Lagipula, Ujian Nasional nanti 'kan aku memilih pelajaran biologi. Khusus untuk kimia, aku menyontek saja."
Sena mendengus. "Malu. Sudah tampan, terkenal, model, terpilih menjadi duta pelajar Bandung tapi ujian harian kimia kemarin malah remidi."
"Eh, Kak. Kimia tidak ada hubungannya dengan duta pelajar!" protes Ares sambil terus memainkan game.
"Ada. Duta pelajar itu 'kan asalnya dari siswa-siswi yang terpilih dalam hal akademik maupun kecakapan bicara. Pintar berdebat dan pintar bicara saja, kimia malah zonk."
KAMU SEDANG MEMBACA
Detak. ✔
Novela JuvenilLaksana jantung dan jam dinding yang berdetak, hadirmu terus mengintari hariku tanpa tahu malu, tanpa tahu waktu, dan tanpa jeda. Hingga aku lupa, suatu saat nanti, jantung akan berhenti berdetak, baterai jam dinding akan habis dan kamu pun akan sir...