1.anak baru

68 17 0
                                    

Bel masuk berbunyi. Namun,gadis itu masih saja berada di lorong kelas. Ia berlari terburu-buru mencari ruang kepsek,hingga—

Brukkk ...

"Awh— duh! lo gimana si jalannya?!!punya mata gak Lo?!" omel gadis berambut sebahu tersebut dengan sorot mata tajamnya. Ditambah Manik mata hitam seperti memakai soflen padahal tidak,mampu menghipnotis siapa saja yang melihatnya. Mereka pasti akan langsung terpaku dengan sorot mata yang menggambarkan keberanian penuh gadis tersebut. Dan jangan lupakan Hidungnya yang mancung bak perosotan, dilengkapi bibir ranum yang pink alami. Membuat wajah sang empu terlihat cantik natural tanpa make up. Siapa saja yang melihatnya pasti akan langsung jatuh hati.

Sedangkan yg ditabrak hanya menatap datar,sempat terpaku sebentar. Namun, tembok yang dibangunnya cukup tinggi. Ia memilih pergi begitu saja tanpa menghiraukan omelan gadis tersebut.

Saat gadis itu mendongak,cowok yang tadi menabraknya sudah pergi menjauh. Hanya terlihat punggung badannya saja.

"Woy!gila,kali ya?maen ditinggal aja gua! Minimal minta maaf,kek!" gerutunya sambil bangun dan merapihkan seragamnya yang sedikit lecek akibat jatuh.

"huft—sabar zel, ini hari pertama Lo disini." Gumamnya sambil mengusap dada sendiri. "Dah, ah! Mending ke ruang kepsek sekarang." Ujarnya lagi.

Yaps, gadis itu anak baru pindahan dari Bandung. Ia pindah ke Jakarta karena ingin melupakan suatu hal yang membuatnya trauma.

Tak sadar sudah 15 menit ia berjalan. Namun,tak kunjung mendapati ruang Kepsek.

"Duh,ini ruangan kepsek dimana si?perasaan udah jalan setengah mampus gak nemu-nemu." tanyanya pada diri sendiri.

"Vin,ada cewek tuh ... Kayaknya murid pindahan deh,gak pernah ngeliat gua." Ujar si Hendry pada Delvin. Ya,mereka berdua sebenarnya sedang sekongkol buat nyari cewek di lorong kelas. Aksinya daritadi tak sia-sia,ia dapat 5 nomer siswi Bina Bangsa. Pas,mau balik malah Nemu satu bidadari lagi.

Ini nih yang dinamakan pucuk ditiba ulat pun tiba.

"Samperin jangan?" Tanya Delvin.

"Samperin lah,masa yang bening begini kita lewatin?" Saut Hendry yang udah ngacir duluan.

"Viwittt!kiw - kiw,cewek!" siul cowok berbadan tinggi tegap dengan kulit sawo matangnya bernama  hendry yang berjalan mendekat bersama dengan delvin.

Hendry itu bisa dibilang,Kadalnya Bina Bangsa. Bagaimana tidak?mantannya aja udah kayak laron di Sekolah,belum lagi diluar sekolah? Hobinya ganti-ganti pacar.

"eh,eneng geulis. Mau kemana neng?" tanya sosok cowok berbadan tinggi tegap  juga namun  berkulit putih,bername tag Delvin.biasalah kang fakboy kalo liat yg bening dikit langsung dideketin.

"Mau ke ruang kepsek tapi bingung." jawab gadis itu seadanya bahkan melirik pun, tak ada cetakan bulan sabit diwajahnya.

"ooooh ... yaudh hayuu abang anter!" Emang dasarnya Hendry aja yang gatel,udah dijudesin masih aja modus!

Gadis itu melirik cowok yang menawarkan bantuan tersebut. Ia terdiam sejenak mengamati dua cowok disampingnya, lalu mengiyakan tawaran mereka.

"Yaudah,ayo!" Jawabnya dengan nada ketus tak bersahabat.

"Buset,es aja kayaknya bakal kalah dinginnya Ama nih cewek!" Bisik Hendry pada Delvin. Namun,Delvin memilih tak acuh dan memimpin jalan. Mereka berjalan mengantarkan  gadis tersebut hingga sampai kedepan ruang Kepsek.

"Makasih." ucap gadis itu tanpa basa- basi lalu masuk ke dalem ruangan.

"beh,gila! Cewek yang begitu tu yang buat gue penasaran." Ucap delvin menoleh kearah Hendry.

KezelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang