“jake, lo udah baikan?” tanya delvita memulai perbincangan. jake baru saja datang tapi wajahnya pucat, seperti orang yang sedang sakit.
jake menggeleng, “udah kok. kenapa emang?”
“lo pucet, beneran nggapapa?” tanya delvita, khawatir akan kondisi jake.
jake tersenyum, tangannya menarik kepala delvita agar didekatkan dengan dadanya. “gue gapapa, mungkin pucet karena dingin? di luar dingin banget soalnya.”
delvita nyaman, berada di pelukan jake adalah hal ternyaman. delvita tau, dirinya bukan menjadi satu-satunya yang nyaman berada didekat jake, tapi mungkin salah satunya.
jake mencium pucuk kepala delvita, “del, gue ngga tau kenapa bisa gini...” kata jake dengan parau. delvita tidak dapat melihat wajah jake karena posisinya itu, tapi delvita tau pasti jake memasang wajah frustasinya.
“gini gimana maksudnya?” tanya delvita pelan, tidak ingin merubah suasana. dirumahnya sudah tidak ada seon, jadi jake bisa leluasa datang dan berlama-lama dirumah delvita.
jake mengeratkan pelukannya pada delvita, “ya gitu, ngga bisa nahan emosi gue kaya kemarin. demi apapun, gue bersyukur karena kei ngga mati saat itu juga. semuanya karena gue yang ngga bisa—”
“jake... udah ya?” delvita menyela, bermaksud menghentikan ucapan jake.
jake senyum, dagunya diletakan diatas pucuk kepala delvita. hidungnya mencium aroma shampoo yang delvita pakai, nyaman.
“del, yang terpenting gue ngga pernah kasar sama lo, gue janji ngga akan bikin lo sakit secara fisik. gue sayang banget sama lo..”
-bellysunoo-
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] relationshit, jake
Fanfictionkisah pendek hubungan yang tidak seharusnya berjalan kala itu. ⚠️ content warning: toxic relationship, mental illness, self harm, and implied death. so, be careful and don't bring everything to real life. [ short story - ©lacunea, 2020 ]