Sang serafim dengan takzim bernyanyi
Lagu titisan dewa dewi yang welas asih
Di depan beranda gereja sudut kota,Sayup-sayup para burung menghampiri
Gaduh ingin menjamah dengan paruh
Hanya untuk pencitraan
Pada jiwa yang selalu merutukLalu dengan sukar nyanyian berhenti
Tergantikan oleh sayup rintihan
Para burung yang berjelaga simbah darahSang serafim tersenyum naif.
🌙
02 September
KAMU SEDANG MEMBACA
Juz 1 Samsara (Antologi Puisi)
PoetryPada gelap malam bintang betlehem lahir, Diajaknya rembulan yang bercahaya makmur Beserta atma pada kain berjamur, Persetan kau dengan anamnesis yang iblis, Dalam sabda paling mazmur kau berdesis: "Teruslah berjuang, jadilah terang", Highest rank :...