8. Bicara Tentang Bayi

8.6K 1.6K 145
                                    

"Kamu maunya pemuda apa pemudi?"

Tanya Harzi ketika keduanya berdiri di depan rak yang menyediakan baju bayi berwarna-warni. Kirani sendiri tertegun, matanya menelisik deretan pakaian berukuran mini yang berjejeran di sana.

"Aku mau laki-laki."

"Kalau gitu satu misi." Sahut Harzi yang menggandeng tangan istrinya untuk melihat-lihat, "Kenapa laki-laki?"

"Biar dia bisa melindungi aku dari kejahilan kamu."

"Kalau aku sih, karena mau menurunkan predikat buaya darat aja---adoh!"

"Mulutnya."

"Bercanda sayang, kamu tuh nggak ada selera humornya, yah." Gerutu Harzi sambil mengelusi lengannya yang terkena cubitan. "Tapi, Yang."

"Apa?"

"Aku pengen punya anak selusin. Biar lucu jadi kesebelasan."

"Satunya?"

"Jadi wasit."

Kirani menghela napas, tak paham dia dengan suami sendiri.

"Aku pengen punya satu aja kalau gitu. Karena ngurus bapaknya aja udah repot. Moga-moga ya, anakku nanti sifatnya nggak nurun dari kamu. Bisa resign aku jadi ibu."

Kini giliran Kirani yang kena jitak.

"Mulutnya!"

"Aduh benjol, kayaknya bakal berdarah deh!"

Harzi mendelik, "Nggak usah lebay."

"Hehehehehe, bercanda sayanggg."

Mereka berdua lalu menyusul Kalea yang masih sibuk memilih bedong untuk calon bayinya yang akan lahir beberapa minggu lagi. Kunara tak sempat menemani karena harus bekerja, jadi suaminya itu menghubungi kedua adiknya agar menemani Kalea berbelanja.

"Kak Kiran, lihat!" Kanaka tahu-tahu datang lalu menunjukkan sesuatu kepada sang kakak, "Ini apa? Dan gimana cara pakainya?"

"Kak Kiran, lihat!" Kanaka tahu-tahu datang lalu menunjukkan sesuatu kepada sang kakak, "Ini apa? Dan gimana cara pakainya?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Belum sempat Kirani menjawab, Harzi sudah lebih dulu maju dan mengambil alih benda itu.

"Ini tuh kayak bluetooth speaker, cara pakainya---sini deketan." Titahnya lalu menarik Kanaka mendekat setelah itu menempatkan salah satu sisi benda itu di telinga si adik ipar.

Lalu dinyalakan.

"Anjirr, berisik!" Kanaka spontan menjauhkan baby shusher itu dari telinganya, "Pengang woi!"

Sedangkan Harzi sudah terbahak di sebelah Kalea yang merasa kasihan, ia pun menjelaskan.

"Gilang, ini namanya baby shusher, fungsinya biar bayi gak rewel kalau mau tidur."

"Bunyinya berisik gitu mana bisa tidur?!"

"Kan buat bayi, bukan buat lo hahahahah---eh tapi kata Kirani, Kanaka itu masih bayi, bayi besarnya Bunda Kirani~"

look how we've grown [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang