هُوَ الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ الْأَرْضَ ذَلُولًا فَامْشُوا فِي مَنَاكِبِهَا وَكُلُوا مِنْ رِزْقِهِ ۖ وَإِلَيْهِ النُّشُورُ
Dialah yang menjadikan bumi untuk kamu yang mudah dijelajahi, maka jelajahi lah di segala penjurunya dan makanlah sebagian dari rezeki-Nya. Dan hanya kepada-Nya-lah kamu (kembali setelah) dibangkitkan.
(Q.S Al Mulk : 15)
🌿🌿🌿
Namanya Yukimaru atau biasa disapa Yuki. Kalian pasti berpikir dia adalah orang Jepang. Namun sayang tebakan kalian kurang tepat. Lebih tepatnya dia hanya gadis yang memiliki keturunan Jepang dari ibunya yang berdarah Indonesia-Jepang. Namun keluarga ibunya dahulu lebih memilih tinggal di Indonesia. Jadi ketimbang bahasa Jepang Yuki lebih jago dalam berbahasa Indonesia.
"Yuki ke kantin yuk,"
"Maaf nih semuanya, aku lagi gak ke kantin."
"Kenapa? Puasa lagi?" tanya teman yang duduk di depannya. Yuki hanya mengangguk sebagai jawaban.
"Ish kamu puasa mulu sih. Gak usah terlalu agamis banget kali Yuk. Sesekali santai kan gak apa-apa. You have enjoy your life."
Yuki tidak mau berdebat dengan temannya itu. Dia terpaksa mencari alibi untuk ke kamar mandi. Sebenarnya itu juga alibi supaya dia bisa sholat Dhuha tanpa dikatain sok agamis lagi. Padahal Yuki tak bermaksud terlihat agamis. Hanya saja ibunya selalu membiasakannya hidup dengan panji-panji islam. Apa salah ya kalau kita hidup sesuai aturan dan tatanan Islam? Mengapa anak zaman sekarang malah banyak yang merasa risih? Lalu terciptalah kata itu sok agamislah, radikal, dsb. Astagfirullah betapa mirisnya hidup ini.
Saat Yuki kembali dari sholat Duhanya, Yuki menyaksikan teman sebangkunya terlihat galau. Apa ada yang salah ya dengannya? Yuki duduk di kursinya terlebih dahulu. Dia memang berniat untuk menanyakan keadaan temannya itu. Tetapi tiba-tiba ketua kelasnya masuk ke kelas dan memberitahukan bahwa setelah ini kelas mereka kosong karena guru yang seharusnya mengajar sakit. Tak lama kelas menjadi lebih ricuh saat ketua kelas kembali memberi tahu bahwa si guru tidak memberi tugas. Yuki mengesampingkan hal itu dan berniat menanyakan apa yang salah pada teman sebangkunya.
"Flora ada apa? Kamu kok lesu gitu kayaknya?" Tanya Yuki pada teman sebangkunya hati-hati.
"Aku diserang dilema nih Yuki," ucap Flora begitu menghayati.
"Memangnya kamu lagi dilema soal apa?"
"Jadi gini Yuki aku tuh lagi dekat sama cowok. Aku setiap hari chatan sama dia sampe malam. Kami selalu bicarain apa aja. Dan malah sekarang itu udah jadi hobi dan kebiasaan aku ngechat dia. Aku tuh jadi ketergantungan buat ngechat dia. Kamu tahu sendirikan aku anaknya gak mudah dekat sama orang lain. Aku tahu ini salah Yuki. Tetapi apa gak bisa sesekali aja kita kayak gini Yuki? Menikmati hidup gitu? Apa semua hal harus dikaitkan sama Islam?"
Yuki mendengarkan ucapan Flora sampai habis, tanpa memotongnya sedikitpun. Tetapi untuk menceramahi Flora apa Yuki bisa. Dia bukan Uzumaki Naruto yang selalu berhasil dengan ceramah no jutsunya setiap kali menghadapi lawan. Ah lagipula Yuki tak mau sok menceramahi seseorang sedangkan dirinya masih banyak kekurangan. Jadi Yuki hanya menasehati Flora sebagai teman.
"Wajar kok kalau kamu baper sama cowok itu. Cewek itu memang suka melibatkan perasaannya dalam hal apapun memang. Bahkan aku juga pernah begitu. Kita juga boleh kok menikmati hidup tapi juga pasti ada aturannya dong. Bahkan negara kita juga ada aturannya di negara lain pun seperti itu. Kamu bayangkan jika semua negara tidak memiliki aturan. Pasti tidak bakal ada yang namanya negara maju, berkembang dan miskin. Semua negara sudah pasti akan menjadi negara miskin dengan kasus kriminal di mana-mana." Flora mencermati ucapan Yuki, bahkan dia terdiam di tempatnya.
"Nah sebenarnya ini sama sih kayak seandainya kamu merasa terbebani dengan hukum negara kita. Maka kamulah yang akan merasa sengsara sendiri. Padahal hukum itu dibuat agar terciptanya kehidupan yang lebih aman dan damai. Memangnya kamu mau ada kehancuran di mana-mana?" Flora cepat menggeleng.
"Begitu juga sebenarnya kaidah-kaidah Islam kita Ra. Bayangkan saja jika tidak ada hukum islam yang mengatur tentang arak, tentang zina, tentang makan, minum dan sebagainya. Bisa dipastikan manusia dan binatang tidak ada bedanya. Itulah gunanya kaidah agama, dan juga norma di sekitar kita. Kalau kamu menganggap aturan-aturan Islam adalah beban, maka kamu akan merasa berat melaksanakan aturan-aturan itu. Tetapi jika kamu menjalaninya dengan lapang dada dan keikhlasan Insyaallah semua akan terasa lebih mudah. Lagipula Allah udah ngasi kita dunia yang luas dan indah ini untuk dinikmati. Tetapi masih juga kita mau kenikmatan yang lain, yang bahkan sudah jelas dilarang dalam Islam. Benar ya ternyata manusia tidak pernah ada puasnya. Padahal seharusnya kita bersyukur bahwa Allah telah menciptakan langit dan bumi ini begitu indah. Lagipula kita ini hanya ciptaanNya yang akan kembali padanya. Kenapa masih mau mengikuti hawa nafsu kita yang tak akan pernah terpuaskan yang tak akan bisa menyelamatkan kita dari azab kubur dan siksa neraka? Coba kamu pikirkan lagi ya."
Tanpa Yuki sadari ternyata Flora sudah banjir air mata. Yuki merasa semakin bersalah. Apakah dia telah salah bicara?
"Yuki, kamu benar. Akukan sebenarnya hamba Allah kan ya. Tetapi kenapa aku malah mau bertindak sesukaku, huhu." Flora langsung merapatkan dirinya dengan Yuki meletakkan kepalanya di bahu Yuki. Sementara Yuki sigap menutupi wajah Flora dengan jaketnya.
Di depan kelas ada seseorang yang sedang mencari Flora. Orang yang sama yang telah membuat Flora hanyut dalam lautan perasaannya saja. Orang yang belum tentu bisa menyelamatkan Flora dari fitnah dunia.
"Yuki, Flora kenapa? Ada yang nyari dia tuh di depan."
"Flora gpp kok, dia tidur. Biar aku aja yang nemuin orangnya."
Flora sebenarnya tidak tidur, tetapi lagi pula dia jadi malas bertemu cowok itu. Nanti malah perasaannya jadi makin besar. Yuki pelan sekali meletakkan kepala Flora di atas meja. Sementara dia berniat menemui cowok yang dimaksud.
"Ada apa ya?" Yuki telah berhadapan dengan cowok itu.
"Floranya ada,"
"Ada sih tapi tidur. Emangnya ada hal penting yang mau disampaikan biar aku sampaikan?"
"Eh gak usah deh, niatnya mau ngomong berdua sama Flora."
"Flora udah gak ada waktu lagi buat ngomong berdua. Jadi besok-besok jangan cari Flora lagi. Mohon pengertiannya."
"Eh, memangnya aku salah apa?"
"Tanya saja pada dirimu sendiri." Keluarlah sifat nyebelin Yuki. Membuat pria itu sedikit kesal.
Yuki kembali ke tempat duduknya. Membiarkan cowok itu kebingungan dengan Kata-katanya. Ya memang seharusnya cowok itu intropeksi diri.
🌿🌿🌿
14 September 2020
Gimana? Masih ngerasa terbebani ya sama aturan-aturan islam. Gapapa mulai menjalaninya pelan-pelan saja asal kelakon.
Aishiteruyo mina-san❤❤❤
Note : tulisan di chapter ini ditulis oleh tazzatia

KAMU SEDANG MEMBACA
Mari, Duduk Sejenak
SpirituellesMari, Duduk Sejenak adalah project pertama kami. Bersama para gadis-gadis pejuang hijrah untuk surga Ilahi. Mencoba untuk menginspirasi para jomblo yang dikhianati. Juga membangkitkan kobaran api semangat untuk merubah diri. Semoga saja, dengan ini...