6. Ada Jalan Jika Allah Menjadi Keyakinan (3)

12 4 0
                                    

Sesampainya di rumah Alya pun langsung menceritakan kabar gembira tersebut kepada ayah dan ibunya, mendengarkan kabar gembira dari Alya, orangtua dan keluarga besar Alya sangat bahagia sekali akhirnya putri kesayangannya itu bisa memasuki kampus yang di impikannya itu.

Alya mendapatkan pujian dan doa yang luar biasa dari keluarga dan teman-temannya yang lainnya. Tetapi pujian itu tidak menjadikan Alya sombong tetapi menjadi cambukan bagi dirinya untuk bergegas membuktikannya bahwa Alya harus serius dan sungguh-sungguh dalam berkuliah nanti. Dan saat itu juga Alya berjanji pada dirinya ketika di perkuliahan nanti tidak akan mengecewakan dan mengkhawatirkan ayah dan ibunya di kampung. Dia akan menjalankan amanah yang di berikan orang tuanya dengan baik.

Malam dengan indanya dihiasi dengan bintang-bintang malam yang seakan-akan sedang berkedip kepada Alya dan ayah di teras di depan rumah sambil menikmati secangkir teh kala itu. Ayah berkata kepada Alya.

"Nak bagaimana tentang tempat tinggal mu nanti ketika sudah hidup di perantauan?" Tanya Ayah.

"Nah bagaimana pendapat ayah, apakah ayah mengizinkan Alya untuk tinggal di tempat kost bersama dengan teman-teman Alya yah?" Ujar Alya.

"Tidak! Tidak ayah tidak akan pernah mengizinkan putri kesayangannya ayah untuk mengekost." Sahut Ayah dengan tegas.

Alya mengangguk sambil tersenyum. "Oh iya yah, di kampus yang Alya masuki itu ada asrama di dalamnya, bagaimana kalau Alya tinggal di situ yah dan jaraknya ke fakultas cukup dekat?"

Ayah mengerutkan keningnya sambil berkata, "Itu ide yang bagus nak, tetapi apa ayah bisa membayarnya? Sementara uang kuliahmu saja ayah masih kepentingan untuk memikirkannya?" Ujar Ayah kembali.

Alya menunduk dan terdiam, "Sudah sudah besok kita lanjutkan lagi ceritanya sambil ayah dan ibu memikirkan bagaimana dengan tempat tinggalmu. Kita masuk kedalam saja yuk, jam sudah menunjukan pukul sembilan tepat. Sebaiknya kita istirahat di dalam rumah," ujar si ayah.

"Baiklah ayah," jawab Alya.

Setelah berbicara dengan ayah, Alya pun langsung masuk ke kamarnya, sambil melihat foto ayah dan ibunya yang berada di dinding kamarnya, sambil berkata, "Sudah besar saja aku masih menyusahkan orangtuaku. Apakah ini salahku? Apakah mimpiku yang terlalu tinggi untuk bersekolah dan menuntut ilmu?" Kata Alya dalam hati dan tanpa di sadari mengalir air mata dari wajah mungil Alya.

✨✨✨

Tanjung Pura, 22 September 2020
Penulis : Alya_azhari25

Mari, Duduk SejenakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang