13. Si Pendosa

18 3 1
                                    

وَأَقِمِ الصَّلَاةَ طَرَفَيِ النَّهَارِ وَزُلَفًا مِنَ اللَّيْلِ ۚ إِنَّ الْحَسَنَاتِ يُذْهِبْنَ السَّيِّئَاتِ ۚ ذَٰلِكَ ذِكْرَىٰ لِلذَّاكِرِينَ

Artinya :

Dan laksanakanlah salat pada kedua ujung siang (pagi dan petang) dan pada bagian permulaan malam. Perbuatan-perbuatan baik itu menghapus kesalahan-kesalahan. Itulah peringatan bagi orang-orang yang selalu mengingat (Allah). (Q.S 11 : 114)

قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَىٰ أَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ ۚ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا ۚ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ

Artinya :

Katakanlah, "Wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri! Janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sungguh, Dialah Yang Maha Pengampun, Maha Penyayang.

(Q.S 39 : 53)

🌿🌿🌿

Yuki baru saja selesai sholat Zuhur dan sedang mengikatkan tali sepatunya di depan mushola. Dengan muka mengantuknya Yuki kembali ke kelas. Tadi malam Yuki harus menyelesaikan sebuah misi penting yang membuatnya harus menunda tidur sampai jam 2 dini hari. Mata pandanya tercetak jelas karena kulitnya yang seputih salju.

Yuki yang baru saja melewati taman mini di sekolahnya, melihat ada 2 remaja yang sedang jatuh cinta di sana. Si gadis terlihat sekali pipinya bersemu merah sementara si pria terlihat tersenyum bahagia karena gombalannya berhasil. Sangat disayangkan saja, padahal keduanya terlihat rutin mengikuti kegiatan keagamaan di sekolah mereka. Tetapi kembali lagi Yuki sadar mereka hanya manusia biasa.

"Mei, gak ke kelas?" Yuki sengaja nimbrung di sana dengan wajah polosnya mengajak teman sekelasnya itu kembali ke kelas bersama.

"Eh Yuki, yuk deh balik bareng."

"Kami duluan ya Bagas, Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam,"

Yuki dan Mei berjalan kembali menuju kelas mereka dengan Mei yang masih curi-curi pandang ke arah Bagas. Ingin sekali Yuki menasehati Mei tetapi di sisi lain pastilah Mei sudah tahu bahwa apa yang dia lakukan dengan Bagas adalah kesalahan dan berujung pada dosa.

"Kamu sudah sholat kan?" Yuki bertanya kepada Mei.

"Sudah Alhamdulillah."

"Mei, Yuki minta maaf nih. Bukannya Mei tahu ya pacaran itu gak boleh?"

"Oh itu, aku tahu kok Yuk pacaran gak boleh. Kami juga sebenarnya gak pacaran. Aku juga terpaksa tadi ada di sana. Orang tua kami menjodohkan kami jadi aku dipinta orang tuaku untuk mengenal sosok Bagas. Padahal aku sudah bilang begini pun salah. Aku gak tahu harus gimana Yuk. Apa aku hindari Bagas saja ya?"

"Gimana ya? Aku juga bingung. Setidaknya pelan-pelan kurangi khalwat, aku tahu itu berat buat kamu. Tapi kan dosa tetap dosa Mei."

"Iya Yuk, makasih sudah ingatkan Mei."

"Tapi dari yang aku lihat kamu tuh sudah cinta sama Bagas Mei. Saran aku jangan terlalu bawa perasaan kamu. Kalau memang benar kalian dijodohkan saran aku tamat ini langsung nikah saja itupun kalau kamu sudah siap untuk menikah. Atau lebih baik gak usah deh komunikasi atau segala macem."

"Ah iya kamu benar. Aku seharusnya gak terbawa perasaan. Aku akan berusaha Yuk. Dan mungkin aku emang bakal minta dinikahin aja kalau emang perasaan aku gak bisa ditahan lagi. Aku juga minta tolong pantau aku terus ya."

"Insyaallah Mei, kan sayang aja gitu kamu sudah berhijab, sholat lima gak tinggal, sholat sunnah juga rajin. Ya aku tahu siapa sih manusia yang gak punya dosa. Tetapi pelan-pelan kita memperbaiki diri jadi lebih baik lagi."

"Iya Yuk, kamu benar."

Sampai di kelas Yuki dan Mei kembali ke tempat duduknya masing-masing. Yuki melihat teman-temannya sudah terlebih dahulu membuka bekal mereka dan sedang makan bersama meninggalkan Yuki. Yuki memakluminya karena ketiga temannya itu memang tidak sarapan tadi pagi.

"Udah sholatnya buk ustadjah? Lama banget sih." Sakura menyeletuk bercanda. Yuki tahu itu.

"Terus kamu jangan lupa sholat lho."

"Iya-iya bu ustadjah, santuy." Sakura langsung menyuap sesendok penuh ke mulutnya setelah membalas peringatan Yuki.

Yuki membuka bekalnya, sambil melirik ekspresi Lavender. Seperti ada pertanyaan di kepalanya yang tersimpan. "Ada apa Lav?"

"Eh Yuki tahu saja. Gue mau tanya nih." Yuki dan yang lainnya mulai mengarahkan perhatian mereka pada Lavender. "Lebih baik mana sih orang yang rajin ibadah tapi pacaran atau orang yang malas sholat atau bahkan gak sholat tapi gak pacaran?" Yuki menyadari bahwa sepertinya Lavender sedang membandingkan dirinya dengan Mei. Akhir-akhir ini dia juga fokus mendengarkan gosip-gosip orang tentang Mei.

"Sebenarnya dua-duanya gak ada yang lebih bagus sih Lav." Yuki yang tadi menunda menyendok nasinya mulai menyendokkan nasinya sekarang. "Cuma kalau mendingan mana ya menurut aku, menurut aku nih ya. Lebih baik rajin ibadah tapi gak pacaran dong. Itu baru the best."

"Nah bener tuh kata Yuki," sahut Flora menyetujui.

"Kalau menurut gue ya," Sakura menyambung. "Lebih baik rajin ibadah tapi masih ngelakuin dosa. Kenapa? Karena kalau masalah ngerjain sholat, berhijab itukan wajib ya. Lagian dosa sama melakukan kewajiban sebagai seorang muslim ya itu 2 hal yang berbeda. Lagian bukannya kalau gak sholat itu juga berarti sudah melakukan dosa besar. Jadi gak ada baik-baiknya gak sholat tapi gak ngelakuin dosa, itukan udah dosa besarnya sendiri karena ninggalin kewajiban. Emang ada ya manusia yang gak punya dosa?" Ternyata terkadang Sakura pintar juga. Dan itupun karena dia sadar dia masih sering melakukan dosa.

"Iya sih," seru Lavender pada akhirnya.

"Lagian ya Lav," sambung Yuki. "Kalau kita rajin sholatnya atau rajin ibadahnya setidaknya dosa-dosa kita perlahan bisa gugur karena kita sholat, laksanakan perintah Allah, ngelakuin ibadah sunnah, dan melakukan hal baik. Aku tahu kamu lagi malas banget sholatnya, tapi paksa aja dirimu buat sholat. Kita hidup di dunia bukan ajang buat milih dosa dan nentuin mau melakukan dosa apa. Kita hidup sebagai ajang untuk nyembah Allah. Kalau masih ada yang kurang dari diri kita biar Allah aja yang menghakimi, kita gak berhak."

"Iya Yuk, makasih ya semuanya. Gue gak akan lagi deh bandingkan diri gue dengan orang lain."

"Makanya jangan suka ngikutin gosip soal Mei, jadi merasa lebih sucikan." Flora sedikit menyindir Lavender.

"Iyadah gue sih sadar diri gue pendosa." Sakura menambah ucapan Flora.

"Iya iya, kan gue khilaf namanya juga manusia gak luput dari dosa. Kitakan para pendosa."

"Good," Yuki mengacungkan jempol

Ya pada akhirnya memang tidak ada manusia yang luput dari dosa. Ada yang rajin ibadah masih pacaran. Ada yang rajin puasa tapi suka nonton film dewasa. Ada yang rajin sedekah tapi suka menyontek. Tetapi pada intinya dosa itu jangan dipilih. Lebih baik ditinggalkan. Jujur aku gak setuju sama qoute yang mengatakan "Kita hanya berbeda dalam memilih dosa". Secara gak sadar kalau kita tanamkan quote itu yang ada kitanya jadi merasa biasa saja habis melakukan dosa. Bertaubatlah kalau kamu merasa melakukan dosa. Meski kamu besoknya melakukan dosa lagi ya taubat lagi. Karena pengampunan Allah jauh lebih besar dan luas ketimbang dosa kita. Jadi jangan putus asa karena dosa.

🌿🌿🌿

Story by : tazzatia

Pukul 7.17 pagi, 28 Oktober 2020

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 28, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Mari, Duduk SejenakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang