PUTUS

382 55 10
                                    

Malam minggu yang indah untuk kawula muda. Pipi gadis remaja bersemu kemerahan melihat kehadiran sang pujaan bersama sebuket mawar ditangannya. Semua nampak indah serupa bunga dimusim semi.

Dua pemuda itu datang tanpa di duga, memberanikan diri untuk kembali mengikat hubungan baik yang sempat merenggang. Beberapa kali terucap kata maaf kepada sang pujaan. Lalu semuanya serupa warna merah yang berarti penuh cinta yang bergelora.

Hyunjin mengintip melalui jendela rumahnya. Memastikan tidak ada hal berbahaya di teras rumahnya. Sebenarnya dia hanya terlalu khawatir dengan kedua adiknya. Ada sedikit rasa tidak rela jika ia tidak lagi menjadi pemuda kesayangan sang adik setelah ayahnya.
"Bang!" Tegur Jinyoung melihat kelakuan anak bujangnya
"ssssssst, jangan berisik yah." Hyujin menyuruh ayahnya untuk diam dan membiarkannya mengintip dari jendela.

Jinyoung tahu, anak bujang satu-satunya ini memang bertanggungjawab menjaga kedua adiknya. Hyunjin yang dulu hanya seorang anak laki-laki yang sering merengek sambil memeluk kaki Jinyoung itu sekarang berubah menjadi seorang jagoan yang dapat di andalkan.
"udahlah bang biarin aja, ayahkan ada di rumah. Kamu main aja sana. Ngapel atau kemana. Pergi- pergi keluar sana, jangan di rumah aja. Bujang malmingan kok di rumah." Tutur Jinyoung.

Terkadang memang kasihan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Terkadang memang kasihan. Ketika remaja seusianya bisa pergi keluar di akhir pekan,  tetapi Hyunjin hanya di rumah menjaga adiknya, sehingga lingkup pertemanannya hanya sekedar Felix dan Chaewon mungkin juga Lino jika mahasiswa semester tua itu sedang ada di rumah. Paling keras juga main dengan Hanjis, Seungmin dan Ayen atau sekedar ngobrol dengan Changbin dan BangChan.
"Biasanya orang tua tuh nyuruh anaknya di rumah aja yah, ini malah diusir suruh main." protes Hyunjin yang sebenarnya tidak ada mood untuk keluar
"udah pergi sana bang, sepet ayah lihat anak bujang diem di rumah aja. Sana sana ambil jaket sama dompet, bawa trailnya tebar tebar pesona ke mana gitu. Buruan pergi bang." Usir Jinyoung
"Wah, beneran ini abang di usir? Buuuunnnnn!!!! abang di usir nih sama ayaaaaaah." Hyunjin mengadu dan segera berlari ke kamarnya.

Jaket, dompet, hape. Bercermin sebentar dan ya sudah cukup rapi anak bujang pak Jinyoung. Memang pesona Hyunjin ini tidak bisa disepelekan.
"Yah, beneran nih abang suruh main, entar jangan-jangan baru nyampe konternya bang Changbin aja ayah udah telphone suruh abang balik?" Tanya Hyunjin memastika bahwa sang ayah serius memperbolehkannya keluar.
"Udah gausah khawatir main aja sana. Ga pulang juga gak masalah, nginep aja di rumah temen kamu sambil main ps ato gimana gitu, tapi kalo mau ngapel ya anak orangnya jangan diapa-apain. Ayah gamau jadi mbah kung muda." Tutur Jinyoung menasehati Hyunjin dengan wajah yang tidak terkesan serius.
"Bang hati-hati ya gausah ngebut-ngebut. Pake helm pake masker ya." Ujar Jisoo
"Iya bun, ini juga mau di pake maskernya. Yaudah abang pergi dulu, beneran loh ya. Assalamualaikum." Pamit Hyunjin kepada kedua orang tuanya.

***
Yeji yang sedang membuat obrolan ringan dengan Lia, Soobin dan Yeonjun langsung terdiam sesaat, matanya mengarah pada Hyunjin yang nampak rapi, wangi dan senyum sumringah menuju garasi.

DAILY OF TWINS (New Normal vers)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang