Yeji, terbangun saat mendengar adzan subuh. Ia ingin segera bangun dan mengambil air wudhu meski pun sebenarnya suhu pagi ini terasa begitu dingin. Setan berbisik agar ia kembali tidur dan bergelung dengan selimut. Namun beberapa saat kemudian, ia menyadari ada sebuah tangan melilit pada tubuhnya.
Ia tersenyum tipis. Itu Hyunjin, kembarannya sudah pulang dan menemaninya tidur.
Hyunjin sudah disana, tetapi masih ada rasa sesak memenuhi dada Yeji.
"Bang, bang bangun bang sholat subuh yok." Ajak Yeji
"Bentar Ji, ngantuk nih."
Hyunjin malah semakin erat memeluk Yeji. Pagi buta ini memang sangat dingin.Jinyoung masuk ke dalam kamar si kembar. Atensinya terarah pada ranjang bertingkat bagian atas. Sepasang anak kembarnya masih saling berpelukan. Sepertinya ada sesuatu.
Hyunjin dan Yeji memang tidak bisa terpisah. Namun ketika mereka memilih tidur di atas ranjang yang sama pasti ada sesuatu yang terjadi. Jinyoung menaiki tangga ranjang si kembar, menggoyangkan pelan tubuh mereka.
"Abang, Yeji. Bangun yuk kita sholat subuh dulu." Ajak Jinyoung membangunkan si kembar
"Tuh bang, disuruh sholat. Bangun yuk!"
"Iya iya."
"Kalo iya tuh bangun, jangan meluk adeknya terus. Lagian tumbenan. Kenapa bang? Yeji ngigau lagi?" Tanya Jinyoung
"Enggak yah, cuman aku aja pengen tidur bareng Yeji." Jawab Hyunjin yang bangun dan duduk sembari menggosok matanya.Dengan nyawa yang masih belum benar-benar terkumpul, Hyunjin dan Yeji berjalan sempoyongan. Menuju kamar mandi yang ada di kamar mereka. Yeji masuk duluan dan Hyunjin menunggu diluar sambil menempelkan kepalanya di pintu kamar mandi. Matanya masih setengah terpejam. Dia baru pulang dan tidur satu jam yang lalu.
Walau pun ia bilang akan menginap di rumah Felix, nyatanya ia tidak bisa dan kepikiran dengan Yeji. Jadi sebelum subuh ia memutuskan untuk pulang. Dia yang selalu membawa kunci cadangan tidak pernah repot-repot untuk membangunkan orang rumah. Setelah memasukkan motor ke garasi, Hyunjin langsung naik ke kamarnya. Nampak Yeji yang tidur meringkuk sambil memegangi smartphonenya.
Yeji selalu menunggu Hyunjin pulang.
Segera saja Hyunjin tidur di sebelah adiknya. Ia tahu, pasti Yeji sedang mengkhawatirkan dirinya.
***
Petrichor datang bersama hujan yang mengguyur setelah kemarau panjang. Aroma khas tanah basah membuat rindu pada moment lalu yang kini menjadi kenangan. Gerimis kembali menyapa, langit berubah kelabu, kabut-kabut tipis pun juga mulai menutupi sebagian pemandangan di luar.Hyunjin duduk termenung di anak tangga yang menghubungkan lantai atas dan bawah rumahnya. Kedua tangannya sedang menyangga dagu yang mungkin terlalu lelah untuk berdiri sendiri.
Yeji disana, di sudut atas tangga tempat Hyunjin termenung. Ia menatap lekat sosok Hyunjin yang biasanya begitu hebat untuknya, kini nampak begitu hancur.
"Bang, ada apa sih?" Tanya Yeji
"Ada petrichor bersama hujan." Jawab Hyunjin dan terus menatap hujan di luaran, terlihat dari celah pintu rumah yang memang sedang terbuka.
"Sejak kapan Hwang Hyunjin tahu hal-hal seperti petrichor?" Tanya Yeji lagi dengan sedikit menyindir. Ia tahu sekali tabiat Hyunjin seperti apa. Jadi tidak biasanya Hyunjin seperti ini.Semua kenangan romantis berputar dalam kepalanya, tetapi kini ia tidak dapat memaksakan sebuah rasa, meninggikan ego dengan memaksa gadisnya. Tidak, gadis itu bukan lagi miliknya. Hyunjin memilih untuk mengalah daripada mempertahankan sebuah hubungan dengan keterpaksaan sebelah pihak.
greeeep...
Tiba-tiba Yeji duduk disebelah saudaranya dan memberikan sebuah pelukan. Hyunjin terperanjat, namun tidak membalas pelukan itu.
Hujan masih bergemericik, membiarkan sepasang anak kembar larut dalam pemikiran masing-masing. Ada sedih, rindu dan khawatir yang bercampur aduk menjadi satu.
"ke Alfa yuk, beli ice cream!" Ajak Hyunjin tiba-tiba.
"woelah, situasi gajelas gini tiba-tiba malah lawak. Masih ujan tuh! Tapi kuylah bang, gw pengen thai tea, gausah ice cream." ucap Yeji sambil mengeluarkan cengirannya.***
Payung besar hadiah dari pusat perbelanjaan itu yang melindungi Hyunjin dan Yeji dari guyuran hujan. Keduanya sedang bercanda di sepanjang perjalanan. Mereka memang anak nakal yang mencari gara-gara dimusim hujan.Suhu yang dingin dan maraknya pandemi, mereka malah membeli thai tea dengan ice cream beserta beberapa camilan lain. Berjalan riang untuk pulang ke rumah. Ketika itulah, mereka tidak sengaja berpapasan dengan sepasang anak manusia. Hyunjin hanya terdiam sesaat, lalu mengeluarkan sebuah senyuman palsu yang terlihat begitu natural.
Yeji disana, dan ia menjadi bingung dengan situasi disana. Ia melihat Hyunjin tersenyum pada manusia di seberang sana, namun rasanya begitu menyesakan dada. Sudahlah, Yeji memilih diam daripada takut salah jika bertanya. Bukankah Hyunjin sudah mengatakan semua baik-baik saja, meski Yeji juga tahu hal itu hanya sebuah kebohongan.
"udah yuk bang, buru pulang aja. Dingin nih." Ajak Yeji dengan pura-pura menaikkan nadanya.
Seseorang gadis diseberang menyadari keberadaan sepasang anak kembar Hwang. Tanpa sengaja ia saling bertatapan muka dengan si sulung Hwang. Senyuman itu, membuat gadis yang diketahui bernama Heejin merasakan sebuah sayatan pada hatinya. Apakah ia yang terlalu menuntut atau Hyunjin yang tidak lagi mau memperjuangkannya. Tetapi keputusan semalam membuatnya merasa begitu bersalah.
Hwang Hyunjin. Pemuda itu tidak marah atau menunjukkan kebencian. Sebaliknya, ia mengalah dan berusaha semua baik-baik saja.
***
Hujan mereda. Hyunjin menutup payung yang semula ia gunakan bersama adik kembarnya, Yeji. Ada pos ronda yang tidak jauh dari tempat mereka sekarang. Kemudian, Yeji menarik kembarannya untuk mampir sebentar. Tentu saja si sulung hanya menurut. Bukankah dia tidak pernah menolak apapun yang dimau oleh saudaranya.Untuk beberapa saat keduanya hanya terdiam. Hyunjin hanya menatap orang yang sedang lalu lalang sedangkan Yeji terus hanya menatap sepasang alas kakinya.
"Bang!" pinta Yeji membuka suara
"Hmm." Jawab Hyunjin tanpa menatap ke arah adiknya
"Lu putus ya? jangan bohong." Tanya Yeji meminta klarifikasi
"Iya, semalem gue putus Ji. Dahlah biarin aja. Anak seumuran kita tuh wajar kali kek gini. Lagian gue kan ganteng, besok juga dapet lagi, hehe." Jawab Hyunjin dengan candaan agar Yeji tidak khawatir
"Hwang Hyunjin bukan pakboi ya, kenapa sih bang? kok bisa putus. Karena J-A-E-M-I-N ya?" Tanya Yeji dengan penekanan
"Jaemin ga salah. Emang gue sama Heejin aja yang udah gaada kecocokan. Udah ah. Pasangan kalo udah gaada feel yang sama mo kemana lagi kalo ga putus, balik yuk entar dicariin Lia."Hyunjin memilih mengakhiri percakapan itu sepihak. Ia hanya tidak ingin kembali mengorek luka. Lagi pula, apapun yang dia katakan. Sudah jelas Yeji juga tidak akan percaya. Biarkan saja hal itu membuat Yeji terus menerka kebenaran. Namun, setidaknya Hyunjin berusaha tidak menyalahkan siapapun untuk kegagalan hubungannya dengan Heejin.
Hujan datang bersama Petrichornya
Menciptakan aroma khas tanah basah, hingga mampu menbangkitkan kenangan
Hujan jatuh menciptakan rasa sakit, tetapi ia terlalu kuat hingga tidak takut untuk kembali terjatuh.Heejin adalah cinta sekaligus patah hati pertama seorang Hwang Hyunjin, tetapi dia sadar. Terkadang, apa yang disebut sebagai cinta pertama sering kali tidak berakhir indah. Lebih dominan untuk gagal, namun akan menjadi pengalaman terbaik untuk kisah menemukan sebuah cinta sejati.
HAIIIIIIIII!!!! MAAF YA AKU MELANGGAR JANJI, PADAHAL AKU BILANG AKAN KEMBALI PADA BULAN JANUARI, TETAPI AKU BARU KEMBALI DI BULAN JULI 😭😭
ADA BEBERAPA HAL TERJADI DI KEHIDUPAN NYATAKU. LAIN KALI AKAN AKU CERITAKAN KEPADA KALIAN.
TERIMAKASIH TELAH MENDUKUNG CERITA INI, TENTU AKU SANGAT BERTERIMAKASIH KEPADA KALIAN YANG MASIH SETIA MENUNGGU KELANJUTAN CERITA INI.
OKE SEMANGAKUK STRAWBERRY DARI NIAR RIRI, TERUS IKUTI KISAH INI.
JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN!! MASUKKIN CERITA INI DALAM LIST LIBRARY KALIAN.
FOLLOW AKU JUGA YA AGAR KITA BISA SALING BERBAGI CERITA. KALIAN JUGA BISA MENGOBROL PRIBADI DENGANKU MELALUI AKUN INSTAGRAM PRIBARI @niarriri
see you next chapter❤️❤️
Tulungagung, 04 Juli 2021
黒月 栄光
KAMU SEDANG MEMBACA
DAILY OF TWINS (New Normal vers)
FanficMasih tentang bagaimana dua pasang anak kembar itu menjalani keseharian mereka di tengah maraknya pandemi. FELIX, anak bungsu bapak Jimin dan bu Seulgi yang sedang dilanda parno berlebih dan CHAEWON yang mulai bosan dengan keadaan. Ada pula kisah s...