Kontrak

185 4 2
                                    

"Hey! Hey!" teriak Robert mengejar bintang utama filmnya.

Winona yang tidak peduli tetap berjalan cepat menuju limosinnya, Robert mengetuk jendela limosinnya memohon agar Winona tetap menjalankan pengambilan adegan.

Winona membuka kaca limosinnya, dia menengok ke Robert "I told you Robert! I need a wine, branded clothes!" sembari mengisap cerutu rokoknya.

Muak dengan tingkah Winona, Robert pasrah sekaligus meluapkan emosinya. "You know what Winona? Perkataanmu benar. Aku tidak berhak mendapatkanmu menjadi pemeran utama film ini, karena apa? Aku jauh mendapatkan yang lebih baik dari padamu." perkataan Robert sangatlah menusuk.

Robert mengetuk jendela limosin milik Winona, "Tolong antarkan wanita ini ke neraka." katanya kepada sopir Winona.

Limosin Winona-pun hilang dari sekitar studio pengambilan gambar, Robert melihat area syuting menjadi merasa bersalah. Hari ini dia tidak bisa mengambil adegan, para aktor dan aktris yang lain-pun komplain.

"Jadi bagaimana Mr. Downey?" tanya James Franco. Robert meremas kertas naskahnya, kemudian dia berjalan ke tengah-tengah kru.

"From now! Winona tidak lagi menjadi pemeran utama—-"

"OH WHAT?!"

"Jangan bercanda!"

"Tidak mungkin."

Krupun menyela perkataan Robert, "Saya akan mengcasting ulang untuk perannya, secepatnya akan saya kabari. Terimakasih."

Para kru-pun langsung membicarakan keputusan Robert yang sangat mendadak, tidak peduli dengan perkataan orang. Robert duduk di bangku lipat sudut ruangan, memperhatikan satu per satu kru yang pergi.

Sekarang studio yang luas ini, hanya di isi oleh seorang pria yang sangat jatuh cinta kepada per-filman. Robert sedang merenungkan bagaimana nasib projectnya.

Dia mengusap-ngusap hidungnya, kepalanya sangatlah pusing. Tiba-tiba dia merasakan telapak tangan seorang wanita yang sedang mengusap rambutnya.

Robert mendangakan kepalanya, "Kau lagi." kata Robert sebal.

Sofia tersenyum jahil, "Kita harus berbicara." ujarnya. Robertpun setuju, keduanya berkeliling area studio menggunakan mobil golf.

"Kau sangat bodoh." maki Sofia.

"Jangan memulai pertengkaran denganku." jawab Robert tidak mau kalah.

Sofia yang sedang menyetir, kakinya mengerem secara mendadak membuat Robert terkejut. "Wanita gila"  batin Robert.

Dia tidak abis pikir, kalau Robert akan sebodoh dan se gegabah itu. Sofia turun dari mobil, kemudian berjalan meninggalkan Robert. Robert-pun mengambil alih, kemudian menjalankan mobilnya menyusul Sofia.

"Sudah jangan di pikirkan! Kau harus percaya padaku." kata Robert berusaha menyakinkan.

Sofia menoleh menatap wajah tampan milik Robert "Kontrak kau tidak akan aku perpanjang." katanya berat hati.

Kaget dengan perkataan Sofia, Robert menginjak remnya kemudian dia turun dari mobil menghampiri Sofia. "Serius? Kenapa?" tanya Robert tidak mengerti.

"Kontrakmu dengan perusahaanku sudah hampir habis, dan aku tidak berminat memperpanjang kontrakmu."

Jantung Robert berhenti berdetak untuk sesaat, dia tidak ingin mencari studio lain. Hanya di perusahaan studio milik Sofia-lah, dia bebas berkarya.

"Kau mengatakan itu sebagai apa?"

"Sebagai atasanmu dan pemilik perusahaan." jawab Sofia tegas.

The Man Without Time Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang