Memories

31 6 1
                                    

*FLASHBACK*

Robert menenteng map birunya, dia berjalan memasuki kelas. Ketika dia sudah sampai, semua mata tertuju padanya. Tapi perhatian Robert hanya tertuju kepada satu wanita yang sedang tertawa bersama teman-temannya.

Rambut wanita itu di ikat menggunakan pita putih, senyumannya sangatlah bahagia. Robert berjalan menuju mejanya, dia meletakan mapnya di laci. Professor pun datang, kemudian wanita itu berjalan menuju tempat duduk Robert. Saat itu juga, Robert tidak bisa mengalihkan pandangannya pada sosok wanita ini.

Ternyata wanita ini duduk tepat disebelah Robert, "Hai, I'm Sofia." sapanya dengan senyuman hangat.

Robert hanya mengedipkan matanya, dia tidak membalas sapaan Sofia. Sofia yang bingungpun, berusaha mengabaikan Robert.

Sofia sadar sedari tadi, pria yang duduk di sebelahnya selalu memperhatikannya. Jam pelajaranpun selesai, "Apa kau mau ke kantin bersama?" tanya Sofia. Bukannya menjawab, Robert malahan cepat-cepat mengemaskan bukunya kemudian berjalan cepat meninggalkan Sofia.

"Kau tidak perlu bersikap ramah padanya." kata Jodie.

"Kenapa?" tanya Sofia tidak mengerti.

Jodie memakai tasnya, "Dia anak beasiswa, bisa dibilang tidak mampu." jawabnya sinis.

Sofia hanya mengangguk saja, ke-duanya berjalan menuju kantin. Sofia mengambil sandwich dan segelas kopi kemudian dia meninggalkan Jodie yang sedang menempelkan kertas audisi project drama.

Sofia berjalan menuju perpustakaan, dia melihat Robert sedang membaca buku di sudut ruangan.

"Hai." sapanya ramah. Robert menutup bukunya ketus, "Apa maumu?"

Sofia menyalurkan sandwich yang dibawanya dari kantin, "Makanlah ini, tidak enak tahu jika belajar dengan perut kosong."

Robert memutar bola matanya, "Buang saja ke tempat sampah." usir Robert.

Sofia merasa tersinggung dengan perkataan Robert, dia menghela nafas. Sofia melempar kencang  sandwich itu ke dalam tempat sampah, "Sudah aku buang! Jangan lupa dimakan ya!" balas Sofia dengan senyuman usil.

Dia berjalan keluar dari perpustakaan dengan perasaan dongkol. Robert tersenyum sendiri, dia melihat binder dan kopi Sofia yang tertinggal di meja. Ia ingin mengembalikannya,   namun sebelum itu Robert menyeruput kopi Sofia. "Enak."komennya dengan senyuman.

Ia mengambil binder itu lalu melangkahkan kakinya mencari Sofia, ia melihat Sofia sedang tertawa dengan salah satu pria paruh baya memakai setelan mewah.

"Hey?" sapa Robert pelan.

Saat menoleh rambut Sofia terkibas sedikit, Sofia menyipitkan matanya.
"Tunggu sebentar." kata Sofia kepada pria paruh baya itu.

Sofia berjalan bersama Robert, "Binder dan kopimu tertinggal di perpustakaan." kata Robert memberi tahu, dia memberikan binder Sofia.

Sofia mengambil bindernya, "Lalu mana kopiku?" tanyanya heran.

"Aku minum." jawab Robert enteng.

"Habis?"

"Habis."

"Enak-kan?"

"Hmm." jawab Robert menganggukkan kepala.

Sofia tersenyum manis, matanya berbinar. Dia menjulurkan tangannya, "Sofia." katanya sekali lagi memperkenalkan diri.

Robert menjabat tangan Sofia, "Robert."

Ketika Robert ingin melepaskan jabatan tangannya, Sofia malahan menahan tangan Robert. "Tunggu sebentar, aku memperkenalkan diri sebanyak dua kali. Tidak apa kan? Jika kita menjabat tangan sedikit lebih lama?"

"Cantik sekali dia." puji Robert dalam hati.

Merasa diabaikan, Sofia melepaskan jabatan tangannya. "Makasii." katanya dengan wajah yang menggemaskan.

Sofia melangkahkan kakinya meninggalkan Robert, ia berjalan menyusul pria paruh baya yang sudah menunggunya di mobil Rolls Royce.

"Siapa pria muda itu?"

"Jodohku."

The Man Without Time Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang