secret mistake

52 5 2
                                    

Melihat Robert yang sedang membaca naskah filmnya, Sofia berinisiatif membawakannya cokelat hangat. Sofia meletakkannya di meja kerja Robert, "Sayang?" panggilnya. Bukannya menyaut, Robert malahan membalikan halamannya. "Robert?" panggilnya lagi memastikan.

Robert menghela nafasnya, "Bisakah kau diam?" dia membanting kertas naskahnya ke meja, membuat Sofia terkejut.

Sofia menatap mata cokelat Robert yang sekarang jelas sedang menahan amarahnya, "Sekarang sudah musim dingin, aku membuatkanmu cokelat hangat." Kata Sofia berusaha tegar. Robert mengalihkan pandangannya dari wajah Sofia, "Bukankah sudah ku bilang? Jangan menggangguku saat bekerja?!"

"BEKERJA?!" tanya Sofia menaikan nada bicaranya. "Sekarang sudah pukul empat pagi! Seharusnya kau berada di kasur, memelukku atau mengelus rambutku?!" dia tidak bisa lagi menahan air matanya. Robert segera berdiri kemudian menarik tubuh Sofia, kemudian memeluknya. Dia merasa bersalah, karena sudah terlalu sibuk bekerja dan tidak meluangkan waktunya untuk Sofia.

"Hiks..." tangis Sofia di dada Robert, Sofia adalah tipe wanita yang jarang menangis jadi kalau ia sudah menangis pasti itu sudah titik akhir perjuangannya. Robert mengelus rambut Sofia, "Maafkan aku." Katanya meminta maaf. Secara perlahan Sofia melepaskan pelukan Robert, ia mengelap pipinya.

"Untuk apa minta maaf jika besok kau akan mengulanginya lagi?" Robert terdiam seribu bahasa dengan jawaban Sofia. Sofia berjalan meninggalkan ruang kerja Robert menuju kamar tidurnya, sebelum tidur dia mengecek keadaan puterinya yang sepertinya sedang bermimpi indah.

Sofia menarik selimutnya, dia mengejamkan matanya sebelum tidur berharap akan menemui Robert dalam mimpinya.

Semua actor datang untuk table reading, semuanya menunjukkan kemampuannya dengan baik. "Terima kasih semua untuk hari ini, sampai jumpa minggu depan." Ucap Robert mengakhiri acara hari ini. Para aktor-pun pulang, saat Robert berjalan menuju parkiran mobil matanya mendapati Anna Miller yang berdiri sendirian di depan lobby. "Ms. Miller?" sapa Robert ramah. Anna menoleh ke sumber suara, "Mr. Downey?" sahutnya.

Robert melirik jam tangannya, "Kamu sedang menunggu siapa?" tanyanya. "Ah ini...aku sedang menunggu taxi." Jawabnya singkat.

"Dimana asisten atau supir pribadimu?" tanya Robert.

"Entahlah? Mungkin terjebak macet."

Robert mengangguk, "Biar aku antar, tunggu sebentar." Katanya. Robert segera menuju mobilnya, dia membunyikan klakson, "Masuklah." Anna tidak ingin merepotkan, "Tidak, terima kasih." Tolaknya sopan.

Robert memutar bola matanya kemudian turun dari mobil lalu membukakan pintu mobilnya untuk Anna, "Aku memaksa." Mau tak mau, Anna menerima tawaran itu. Semoga saja tidak ada paparazzi yang memotret mereka.

Mereka sampai di depan gerbang kediaman Anna, "Terima kasih." Katanya. Robert hanya mengangguk kemudian ia menyadari Anna yang kesulitan melepaskan seat beltnya.  Robert mencoba untuk membantunya, hampir tidak ada jarak di antara Robert dan Anna. Ke duanya dapat merasakan hembusan nafas satu sama lain. Robert mendekatkan wajahnya, hidung mereka sudah bersentuhan tapi seketika wajah cantik Sofia muncul begitu saja dibenak Robert. Robert menelan ludahnya, "Maafkan aku, good night Ms. Miller." Annapun tersadar, pipinya memerah lalu ia turun dari mobil milik Robert.

Ketika Anna sudah turun, Robert memaki dirinya. "Bodoh, hampir saja kau menyelingkuhi isterimu yang baik Robert!" cacinya. Kakinya menginjak gas, mobilnya melaju secepat mungkin.

Sesampainya di rumah, ia tersenyum penuh cinta melihat Sofia yang setia menunggu kepulangannya
di sofa. Robert menggendong Sofia yang terlelap kemudian memindahkannya ke kasur. Robert mengecup kening, pipi, dan terakhir bibir Sofia. "Aku mencintaimu."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 18, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Man Without Time Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang