04 - Hukuman dari seorang Angkasa

35 9 3
                                    

Tanpa banyak bicara Angkasa berdiri lalu menarik paksa tangan Ayla, dan membawanya ke markasnya yang tadi Ayla lihat dan itu yang membuat Ayla menjadi tidak bisa mengendalikan motornya.

Angkasa membawa Ayla masuk ke dalam markas gengnya Angkasa itu agar jauh dari keramaian anak-anak yang sedang bergerombol disana. Ayla disini makin takut saja karena di bawa ke perkumpulan laki-laki seperti ini. Ayla memegangi roknya kuat-kuat saat Angkasa mulai mendekat kepada dirinya.

"Jadi lo mau cari masalah sama gue?" tanya Angkasa sembari tersenyum miring.

"Ngg-nggak kok kak!" jawab Ayla cepat.

"Gue gak peduli apa alasan lo nabrak gue tadi!
Sekarang lo gue hukum bersihin toilet markas gue!" titah Angkasa lalu pergi meninggalkan Ayla yang kini sedang diam membeku di tempatnya.

"Mamah, kenapa aku bisa ada disini? Apa salah Ayla sampai Ayla harus punya masalah sama kakak kelas seperti ini." lirihnya.

"Tapi dimana toiletnya, kan aku gak tau?!" gerutunya lalu pergi ke depan untuk menanyakannya pada Angkasa.

Ayla menghampiri Angkasa dengan langkah hati-hati karena takut sekali Angkasa akan marah-marah lagi seperti tadi. Segerombolan laki-laki yang melihatnya dari atas hingga bawah membuat Ayla tidak nyaman saat ini juga.

"Maaf kak, aku cuma mau tanya. Toiletnya sebelah mana?" tanya Ayla.

"Lo gak bisa cari sendiri aja apa? Gitu aja lo gak bisa!" kesal Angkasa.

"Bukan gitu kak, tapi aku kan gak tau seluk-beluk markas ini." ujar Ayla.

"Udah, Gak usah banyak omong!" Angkasa berdiri lalu menarik tangan Ayla masuk lagi ke dalam markas.

Angkasa menarik tangan Ayla kasar sekali sampai-sampai Ayla merasa kesakitan. Ayla yang kesal dan kehilangan kesabaran langsung melepaskan tangannya kasar dari Angkasa. Angkasa menatap Ayla yang kini Ayla sedang memegangi tangannya.

"Kak! Gak usah kasar-kasar!" bentak Ayla.

Ayla berhak bukan membentak Angkasa? Karena Angkasa sudah keterlaluan padanya.

"Mau gue tambahin hukuman lo? Karena kejadian tadi bisa aja gue keluarin lo dari sekolah sebenarnya." ucap Angkasa santai.

Ayla membulatkan matanya sempurna, jika dia dikeluarkan dari sekolah kan kasihan Mamahnya yang sudah capek-capek menyekolahkannya sampai masuk SMA seperti ini.

"Jangan dong kak!" balas Ayla cepat.

"Yaudah lo bersihin kamar mandi ini!" titah Angkasa lalu pergi meninggalkan Ayla.

Satu jam pun berlalu, Ayla sudah membersihkan semua markas Wamangsa, bukan hanya sekedar toiletnya saja, tetapi seluruh markas yang super luas dan besar itu. Catat itu!

Tadinya Ayla akan membersihkan toiletnya saja, tapi karena semuanya berantakan dan tidak enak dilihat jadinya Ayla memutuskan untuk membersihkan semuanya.

Ayla pun mengambil tasnya yang terletak di sofa lalu berjalan menuju keluar untuk berpamitan kepada Angkasa yang menyebalkan itu!

"Kak, aku udah bersihin semuanya." ucap Ayla dengan suara pelan karena terlalu capek.

"Oke. Jo, liat ke dalam apa udah bersih?" titah Angkasa kepada Joardi.

Joardi pun masuk ke dalam markas. Tidak lama kemudian Joardi kembali lagi dengan wajah yang tersenyum, membuat Angkasa penasaran saja.

"Bos, bersih semuanya! Bukan cuma toiletnya." seru Joardi.

Jadi dia bersihin semuanya? Kasian juga Ayla kan gue niatnya gak buat dia capek, batin Angkasa.

"Jadi, aku boleh pulang? Takutnya mamah sama abang aku nyariin aku." ujar Ayla.

"Yaudah pulang sonoh." usir Angkasa sembari mengisap rokoknya.

Ayla yang sudah tidak tahan karena asap rokok langsung terbatuk-batuk. Rasanya dirinya sekarang sedang di racun oleh seseorang saja. Dengan cepat Ayla berlari menjauh dari markas.

Flashback on

Di rooftop sekolah setelah Ayla pergi, Angkasa terus mencari cara bagaimana cara mendapatkan Ayla. Dia tidak peduli mau bagaimana caranya dia harus bisa mendapatkan Ayla yang benar-benar susah untuk di gapai olehnya.

"Kalau ada yang punya ide kasih tau gue dong." ujar Angkasa.

"Apa ya bos? Gue binggung soalnya ini mah beda sama cewek lainnya. Cewek yang lain di kasih bunga aja udah klepek-klepek atau di baperin kayak tadi yang bos lakuin, tapi adek kelas itu beda bos." sahut Dino.

Guntur berpikir, "Kayaknya si Ayla tuh tipe-tipe cewek yang..."

"Yang apa? Lo mau ngomong apa sih Tur?" tanya Gavin.

"Menurut gue mah, Ayla tipe cewek yang kayaknya susah deket sama cowok deh, kayaknya terlalu polos juga." ujar Joardi.

"Terus?" tanya Angkasa sembari menatap malas kepada Joardi.

"Lo harus agak galak gitu sama Ayla, kalau perlu lo jadiin asisten lo deh biar deket-deket terus sama lo." jawab Joardi sembari tersenyum.

"Tumben lo pinter," Sahut Gavin.

"Dari dulu kali." balas Joardi sembari tersenyum bangga.

"Yaudah coba aja dulu bos." ucap Guntur.

"Serius ini berhasil?" tanya Angkasa.

"Gue yakin berhasil sih, coba dulu aja deh bos lagian ide si Joardi itu menurut kita bagus." ujar Dino.

Angkasa tersenyum nakal, "Oke, gue coba."

Flashback off

Ayla berjalan menuju  jalan raya untuk mendapatkan angkot ke arah rumahnya. Tiba-tiba saja sebuah motor berhenti di sampingnya, Ayla yang tadi berjalan langsung berhenti dan menoleh kepada sosok yang memakai helm itu.

Laki-laki itu membuka helmnya lalu menatap lurus ke depan. Ayla kaget karena melihat Angkasa yang tiba-tiba saja ada di sebelahnya. Bukannya tadi Angkasa baru saja merokok di markasnya?

"Ayo naik!" titah Angkasa sembari melihat Ayla yang kini gadis itu sudah penuh dengan keringat karena membersihkan markasnya yang luas itu.

"Gak! Aku takut di culik sama kakak, kata mamahku orang kalau baru kenal jangan mau di ajak kemanapun. Sekalipun rumahku!" tolak Ayla cepat tanpa berpikir lagi.

Angkasa tersenyum miring, "terus lo pikir nanti di angkot lo bakal sampai ke tujuan dengan selamat apa? Bisa aja di tengah jalan lo kecelakaan atau mungkin dibawa kabur supirnya. Gue banyak tuh denger berita kayak gitu."

Ayla membuka matanya sempurna, apa benar yang di katakan oleh Angkasa. Emang sedikit ngeri cerita Angkasa tadi, tapi lebih ngeri kalau Angkasa sampai macam-macam sama Ayla nanti.

Ayla kini mengubah wajahnya menjadi seperti biasa lagi agar Angkasa tidak makin menakut-nakutinya, "Tapi temen-temenku pulang pergi naik angkot gak pa-pa tuh."

Angkasa mengubah wajahnya menjadi serius dan mulai lagi menakut-nakuti Ayla, "Beda lah, temen-temen lo naik angkot ada temennya. Kayak pagi banyak emak-emak yang habis dari pasar, terus sore banyak yang pulang kerja. Jadinya abang-abang angkotnya gak bisa culik penumpangnya."

Ayla berpikir lagi. Mengapa sulit sekali memilih keduanya, antara naik angkot atau ikut Angkasa. Karena kata mamah Ayla cowok itu banyak sekali bersilat lidahnya untuk membuat wanita meleleh dan masuk kedalam perangkapnya.

"Kakak pulang aja duluan, aku pulang pake ojol aja deh kak." Ayla tersenyum lalu mengeluarkan ponselnya dan memesan ojol untuk dirinya pulang.

Rasanya perjuangan Angkasa menipu Ayla tadi benar-benar gagal. Gadis ini malah memilih memesan ojol daripada ikut pulang dengan Angkasa. Dengan kesal Angkasa menyalakan mesin motornya lalu tidak lama kemudian melaju dari tempat itu dan meninggalkan Ayla yang sedang menunggu pesanan ojolnya.

Yuhuu comeback.....

Jangan lupa vote dan comment, oke. Hihi
Pemaksaan nih harus vote pokoknya.
Eh kali-kali boleh kali ya pemaksaan, hhe😅😑

Hey! kakak Kelas (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang