09 - Ketua Osis

34 8 13
                                    


Jangan lupa vote dulu...

Malam ini Ayla sedang membujuk kakaknya agar mau jalan bersamanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Malam ini Ayla sedang membujuk kakaknya agar mau jalan bersamanya. Bagaimana tidak, ini kan malam Minggu. Semua gadis seumurannya sedang jalan-jalan bersama pacarnya, dan dirinya? Akan jalan bersama siapa dia?

"Kakak ih aku kan cuma minta anterin ke pameran aja!"

"Aduh Ayla, ini udah malam sayang. Kamu mendingan sini join sama kakak main game." ucap Revan yang masih fokus kepada ponsel yang dipegangnya.

Bagaimana tidak, Kalau laki-laki sudah main game yang gini tidak bisa diganggu!

"Kakak sekali aja anterin Ayla. Please," bujuk Ayla dengan tangan yang disatukan di depan dada.

Revan menyimpan ponselnya di sampingnya lalu menarik tangan sang adik untuk duduk di sampingnya.

"Makannya cepet jadian sama Angkasa, biar kalau mau malam Mingguan sama pacar kamu." ucap Revan sembari mencubit hidung Ayla.

Ayla memanyunkan bibirnya. "Kakak, Ayla gak suka sama kak Angkasa, ya."

"Kenapa? Kok gak suka?" tanya Revan.

"Kak Angkasa itu playboy, gak punya hati, seenaknya sama orang, pokoknya bad boy! Ayla gak suka ah." jawab Ayla dengan pikiran yang satu persatu muncul tentang ke-galakkan Angkasa kepadanya.

"Yaudah sekarang jadi gak kakak anterin ke pamerannya?" tanya Revan sembari menangkup kedua pipi Ayla.

Ayla mengangguk dengan semangat. "Jadi dong kak!"

Saat Revan akan mengambil jaketnya yang berada di atas meja. Tiba-tiba saja suara ketukan pintu terdengar. Ayla langsung berjalan menuju pintu lalu membukakan pintunya.

Satu kata yang Ayla lihat saat membuka pintu itu. Apaan sih! . Itulah yang ada di hatinya saat orang itu datang ke rumahnya.

"Kakak ngapain kesini? Ini udah malam, ya."

"Terus?" tanya laki-laki itu dengan sekresek martabak di tangannya.

"Kakak! Ada tamu buat kakak!" teriak Ayla yang membuat kakaknya langsung keluar dan melihat siapa yang datang.

"Loh Sa? Kenapa kesini?" tanya Revan dengan senyum di wajahnya.

"Hayulah kita main ke markas." ajak Angkasa.

"Terus lo ngapain bawa martabak? Kayak mau apelin adek gue aja, bawa-bawa martabak segala." ucap Revan dengan tawa kecil di akhir.

"Buat calon pacar Van," Angkasa tersenyum lalu melirik kepada Ayla.

"Siapa? Adek gue atau mamah gue?" tanya Revan sembari tertawa.

"Adek lo lah bang." jawab Angkasa.

"Cielah, gaya lo panggil gue abang." Revan tersenyum kepada adiknya yang memang sudah jelas adiknya itu terlihat tidak suka.

"Kakak, ayo ke pameran." ajak Ayla sembari menarik-narik tangan kakaknya.

"Sama gue aja Ay, gue juga mau ke pameran." sahut Angkasa.

"Gak-gak!" tolak Ayla sembari menatap kakaknya agar kakaknya segara berangkat ke pameran dan biarkan saja kak Galak di tinggal saja.

"Jadi sekarang mau berangkat sama siapa Ay. Mau sama kakak atau Angkasa?" tanya Revan.

"Aku mau sama kakak aja lah. Soal dia baru aja sampai, kan ada mamah di dalam. Suruh ngobrol aja sama mamah." ujar Ayla sembari tersenyum licik kepada Angkasa.

Rasakan saja Angkasa ngobrol dengan mamahnya, udah pasti gak betah lah dia ngobrol sama mamahnya. Pasti dia akan milih pulang saja sekarang juga.

"Kak Angkasa ngobrol sama mamah aja di dalam. Aku mau keluar sebentar sama kak Revan." ucap Ayla.

"Oke. Dengan senang hati tuan putri. Oh ya, mamah lo itu mamah Yuna, kan?"

"Lah kok kakak tau?" tanya Ayla. Dan kenapa kak Angkasa malah ingin mengobrol dengan mamahnya?

"Yaudah kalian ke pameran aja, gue tunggu kalian sambil ngobrol sama ibunda Yuna."

"Apaan kamu pake bilang mamah aku ibunda? Emangnya mamahku bunda kamu!" cibir Ayla.

"Gak pa-pa dong. Lagian Revan aja gak sewot, lo aja yang sewot sendiri!"  balas Angkasa.

"Udah yuk kak pergi aja!" ajak Ayla sembari meninggalkan Angkasa yang kini orang itu malah masuk ke dalam rumah Angkasa tanpa ada rasa malu sedikit pun.

°•°•°•°

Pagi ini dia sudah telat sekali datang ke sekolah. Harusnya dia datang lebih awal karena akan mengikuti pelantikan OSIS. Iya, Ayla sudah bergabung dengan anggota OSIS.

Karena telat Ayla berlari memasuki lorong sekolah. Walaupun sebenarnya dia belum sarapan pagi tadi, tapi dia harus tetap semangat dan bisa mengikuti pelantikan OSIS.

Bluk..

Ayla menabrak seseorang yang tengah datang dari arah kanan. Ayla pun membersihkan lututnya yang tertempel debu dari lantai. Saat Ayla akan berdiri, tiba-tiba saja tangan seseorang terulur di depannya.

Ayla menengadah menatap orang yang mengulurkan tangannya untuknya. Orang itu lah yang tadi bertabrakan dengan Ayla. Ayla menerima uluran tangan cowok itu lalu tersenyum.

"Maaf gue nabrak lo tadi." ucap cowok itu.

Ayla melihat kepada bet yang berada di lengan tangan cowok itu, ternyata cowok itu adalah kakak kelasnya yang memang belum pernah Ayla lihat sebelumnya.

"Maaf aku gak sengaja kak," ucap Ayla dengan senyumnya.

"Kenapa kok buru-buru banget kelihatannya?" tanya cowok itu.

"Iya aku lagi buru-buru, aku harus segera minta tanda tangan ketua osis." jawab Ayla dengan wajah polosnya.

Cowok itu tertawa keras. "Lo gak tau siapa gue? Btw lo murid baru, ya?"

"Iya aku murid baru kak. Aku gak pernah liat kakak sebelumnya. Oh iya kak, nama aku Ayla," Ayla terus saja menatap cowok itu, mungkin saja dia akan mengenalinya.

"Oh, gue baru sekolah lagi jadinya murid kelas 10 kayak lo gak tau gue. Kenalin gue Zidan Kenzo Sanjaya. Lo boleh panggil gue Zidan, Ken, Kenzo atau bebas terserah kamu." ujar Zidan sembari tersenyum.

"Oh oke kak Idan. Boleh aku panggil kakak kak Idan?" tanya Ayla.

"Em, boleh sih, cuma belum ada yang panggil gue Idan sebelumnya." jawab Zidan. "Lo beneran gak kenal gue?"

Ayla menggeleng cepat. "Kak Idan aku liat tadi kakak keluar dari ruang osis, kakak anggota osis juga?" Zidan mengangguk.

"Ketua osisnya sudah sampai kan? Aduh Ayla jadi malu karena telat." ucap Ayla yang membuat Zidan tertawa lagi, tapi sekarang tawa Zidan kecil.

Tiba-tiba saja di tengah-tengah obrolan mereka, seorang anggota osis baru seperti Ayla menghampiri mereka. Ayla merasa aneh saja saat gadis anggota osis baru itu memberikan formulir yang harus di tanda tangani oleh ketua osis kepada Zidan.

"Kak Zidan, tolong tanda tangani. Aku udah lulus kok dari tes sebelumnya." ucap gadis itu yang diangguki oleh Zidan.

Setelah menandatangani itu, Zidan langsung menatap Ayla yang sedang nyengir kuda. Sumpah! Ayla malu sekali. Ayla tidak tahu kalau yang sedang berdiri dihadapannya adalah ketua osis.

"Kenapa kok diem?" tanya Zidan.

"Kakak ketua osis?" tanya Ayla sembari nyengir.

"Iya begitulah. Gue udah terima lo untuk bergabung dengan anggota osis, dan nanti lo langsung aja ikut gue tugas hari ini." ucap Zidan yang diangguki oleh Ayla.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 18, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Hey! kakak Kelas (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang