season 12

3.9K 325 75
                                    

Ep. Sorry for not looking at you









Tatapan intens taehyung memang yang paling mematikan. Nabi tau arti dari mata pria di sampingnya yang kini sudah melepas kaca mata hitam yang elegan itu, penampilan nya semakin di perparah dengan betapa lusuhnya wajah taehyung. Mereka masih berada di dalam mobil taehyung yang sudah menepi di pinggir jalanan yang masih ramai dengan kendaraan. 

Nabi merasakan kebas di bibir nya. Sebenarnya dalam hati ia sudah menyiapkan berbagai pernyataan untuk taehyung tetapi melihat pria itu yang tak bersahabat sama sekali membuat ia ketakutan, nabi memilih menunggu taehyung dalam diam dengan beribu rasa bersalah dan penyesalan. 

"Apa... aku berkata kasar semalam?", itu lah pertanyaan yang pertama kali terlontar di bibir taehyung. 

Keduanya sama-sama menghela nafas. Nabi menggeleng pelan dan memberanikan diri menatap taehyung  meski dengan tangan yang bergetar memegang kotak berisi alat kerja di pangkuannya, "aku ingin mengatakan sesuatu taehyung...", ujarnya pelan. 

Taehyung mencengkram stir di hadapannya dengan erat, menelan ludahnya kasar lalu memalingkan wajah melihat kedua mata nabi penuh arti, ia meminta sebuah kebenaran, cerita atau dongeng yang bisa meyakinkan dirinya untuk bertahan bersama wanita di samping nya itu. 

Nabi terdiam beberapa lama, "Aku... aku tidak akan mengulang hal yang sama"

"Jadi, kita akhiri saja....kita lebih baik berpisah"

Taehyung menatap nabi cukup lama, jantungnya berdetak semakin kencang hingga tubuhnya bergetar mendengar penuturan kim nabi. Wanita itu kembali berbicara, "aku tidak akan meninggalakan mu seperti dulu jadi... mari berpisah dengan baik-baik", dan dengan santai nya ia tersenyum kecil tak menyadari seberapa hancurnya hati kim taehyung. Lagi. 

"Kau... kau baru saja meninggalkan ku... lagi, kim nabi", katanya dengan bergetar. 

Mulai sadar dengan suasana yang menegang, nabi tanpa kata membuka pintu mobil namun terhalangi oleh taehyung yang sudah lebih dulu menguncinya, "kenapa? Apa kau memutuskan untuk bersama jimin?", tanya nya dengan penuh penekanan. Ia bertanya tanpa menatap nabi. 

Nabi yang terkejut mengurungkan niat keluar. Ia berusaha menahan buliran air matanya saat sadar kini taehyung menahan untuk menangis hingga wajah pria itu memerah dan dadanya yang kembang kempis menahan isak tangis nya, "untuk apa kita bertahan tae, aku menyakitimu", singkat nabi. 

"Tapi aku baik-baik saja! aku bisa memberimu hidup ku...  aku mencintai mu sampai sekarang bahkan aku menerima mu disaat kau berpikir kau tidak pantas!", ucap taehyung setengah berteriak.

"—dari semua yang ku lakukan... kau meninggalkan ku ? Lagi ?!"

Tanpa bisa membalas taehyung, nabi menganggukan kepalanya. Memang kenyataan nya kalau dulu ia lah yang meninggalkan taehyung, lalu disaat pria itu mencari nya atau masih mencintai nabi ia mengkhianati perasaan taehyung bahkan disaat mereka kembali bersama sekalipun. Taehyung sangat tidak pantas bersama dengan wanita seperti dirinya. Bagi nabi, cinta sebesar itu tidak seharusnya untuk wanita ini. 

Nabi memalingkan wajahnya memilih menatap jalanan trotoar yang sedikit merenggang, "kau bisa membenci ku tae... biarkan aku pergi, jebal", gumam nabi yang masih taehyung dengar. 

Sebelum membuka kunci mobil taehyung kembali menghela nafas, "jika membencimu membuat dirimu bahagia maka baiklah, aku akan membencimu... sangat membencimu kik nabi", bisik nya sebelum membuka kunci dan membiarkan nabi pergi dengan kotak alat kerja nya. 

Menutup pintu dengan kasar, nabi berjalan sambil membawa kotak dengan tergesa. Meninggalkan mobil taehyung di belakang dan terisak kencang, apalagi hatinya begitu sakit mendengar kata-kata taehyung walaupun dia lah yang memancing pertama kali. Tapi setidaknya itu lebih baik bukan?. 

Beberapa detik kemudian ia bisa melihat mobil taehyung yang melaju dengan kencang meninggalkan dirinya, hal itu berhasil membuat langkahnya terhenti dan terduduk di trotoar, menangis semakin kencang. 

Baik. Ia meninggalkan pekerjaan terbaiknya, team yang hebat serta jabatan yang susah payah ia raih, pria yang begitu ia cintai sudah membencinya dan dirinya sudah di cap sebagai simpanan boss besar perusahaan dan orang ketiga perusak hubungan. 

Nabi mulai menetralkan tangisan nya. Beberapa hari kedepan ia sudah memutuskan untuk meninggalkan seoul dan kembali kerumah orang tua nya, mungkin membantu ibunya di bagian kasir toko roti nya atau mencari kerja kecil di pulau jeju sana. 






















Wanita itu hanya bisa menatap pantulan dirinya yang begitu berantakan. Suaranya sudah habis hanya untuk menangis dan menjerit sejak 15 menit lalu, tiket penerbangan pulau jeju nya terkulai di nakas kamar tidur dan dirinya masih tertunduk di dalam kamar mandi. 

Nabi sudah tidak bisa menangis, air matanya kering dan tubuhnya lemas. Ia kembali menunduk ke bawah memastikan bahwa apa yang ia lihat tidak benar.

"Tak berguna...", bisiknya dengan serak. Nabi sudah gila. 























"Kim nabi !" 

Sejak tadi taehyung berusaha untuk membuka pintu flat nabi namun tak terbuka sama sekali. Sebenarnya taehyung hanya ingin mengunjungi nabi untuk terakhir kalinya, karena ia akan pergi ke Jepang dan mengambil pekerjaan disana. Jadi banginya tidak ada salah untuk mengunjungi sang mantan kekasih nya ini. 

Taehyung sebenarnya sudah bertanya kepada penjaga mengenai nabi, penjaga itu berkata jika nabi sempat keluar dan kembali lalu tak kunjung pergi meninggalkan flat nya. Ia begitu terkejut mendapati jika penjaga itu mengatakan nabi seharunya sudah meninggalkan flat karena ia mengakhiri kontrak dan penghuni baru ingin melihat flat nya besok. 

Beberapa menit menunggu dan berteriak akhirnya penjaga itu kembali dengan membawa kunci cadangan flat yang memang nabi serahkan beberapa hari sebelum nya. Setelah berterima kasih pria itu segera membuka pintu dan mendapati bahwa flat nabi terlihat sangat sunyi. 

Ia memandangi sejenak 2 koper besar dan satu tas ransel di sudut ruangan. Melihat pintu kamar mandi yang terbuka setengah, taehyung memutuskan untuk memeriksa ke dalam. 

"Nabi.."

Wajah taehyung pucat seketika melihat keadaan kamr mandi yang berantakan,  tapi keadaan nabi jauh lebih parah. Makeup nya luntur dan pakaian yang sepertinya harus tertata rapi sudah berantakan keluar sana sini. Nabi hanya meringkuk duduk di lantai tanpa menyadari kehadiran taehyung. 

Taehyung dengan gusar menghampiri nabi dan berusaha membuat agar wanita itu menatap dirinya, namun nabi dengan pandangan kosong hanya mampu menepis tangan taehyung dengan lemas, "aku... aku tidak berguna tae... "

"Apa maksudnya ?!", tanya taehyung tak sabaran. 

"A—aku tidak menginginkan nya... ", dan setelah itu nabi menangis sangat kencang. 

Baru saja taehyung ingin meraih telapak tangan nabi yang menopang di lantai, ia kaget merasakan sebuah benda pipih tergeletak tak jauh dari tempat mereka duduk. Taehyung mengambil benda pipih itu dan menatapnya untuk beberapa saat. 

"Apa yang terjadi jika nabi hamil? Kau mau menerima anak itu?  Kau masih mau menerima nabi? Lepaskan nabi,  dia akan bahagia jika bersama ku"


Pandangan taehyung menggelap. Ia menatap lurus kearah alat yang menunjukan 2 garis merah dengan sangat tebal. Telinga nya masih menangkap tangisan pilu nabi yang meraung dan berbagai penghinaan tentang dirinya sendiri. 

"Ya... ya... anak ini, tidak! Dia adalah kesalahan... dia harus pergi— tapi aku tidak bisa !"

Tak kuat mendengar segala macam ucapan kasar nabi taehyung memeluk wanita itu dengan erat, "jangan pernah katakan anak itu kesalahan..."

"Taehyung.... ", dengan terisak nabi berusaha untuk memeluk tubuh taehyung dengan erat. Ia benar-benar hancur sekarang, begitu kotor. Nabi bahkan tidak yakin untuk pulang dan seisi sudut dunia tidak akan mau menerima dirinya untuk menetap.

Taehyung mengelus surai nabi dengan sayang dan sesekali mengecupi puncak kepala nabi, "b... biarkan aku— aku akan menerima mu. Lagi... "



To be continued 



Blow Job - Park Jimin [M]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang