"Chapter 2 - Brother"

959 93 46
                                    



Ada beberapa hal yang dibenci oleh Ji Li, dan bekerja dengan Sean adalah salah satunya. Penyelidik muda itu telah berusaha semaksimal mungkin untuk bekerja secara proffesional dan tidak mengaitkan masalah pribadi dalam setiap kasus yang dialaminya. Tetapi sikap Sean mengutuki semua kerja kerasnya. Lelaki itu yang akan menjadi alasan kegagalan rencana yang telah dirancang baik oleh Tuan Jiang Feng Mian, atasan mereka. Remaja ABG labil adalah gelar yang pantas bagi Sean.

Beberapa kemungkinan yang tersirat dalam benak Ji Li terasa sulit untuk dipercaya. Hal pertama adalah Sean yang sudah muak dengan pekerjaan ini sehingga sahabatnya itu selalu menomor sekiankan misi. Kemungkinan kedua adalah Sean yang sepertinya usai berkelahi dengan senior mereka, Xiao Zhan, karena mulut sahabatnya itu sejak tadi tak berhenti berceloteh tentang bagaimana menyebalkannya sikap Xiao Zhan.

Mungkin Sean meminta jatah bercinta sementara Xiao Zhan menolaknya?

Tanpa sadar Ji Li terkekeh geli karena ia mengingat kejadian di bar kemarin malam, di mana Sean yang memeluk Xiao Zhan secara tak wajar, penuh napsu dan keinginan untuk memiliki Xiao Zhan.

Ji Li sih, sudah tidak terkejut lagi. Sean memang segila itu, menyukai kembarannya sendiri. Meski tak wajar, Ji Li enggan berkomentar. Ia hanya ingin menjadi saksi hidup kisah percintaan yang Ji Li sendiri yakin terjadi 'brother komplex' di antara Sean dan Xiao Zhan.

Dan kemungkinan yang terakhir dan paling membuatnya khawatir ialah Sean yang memintanya untuk menemani lelaki itu menyelesaikan misi di luar penugasan. Mungkinkah Sean hanya menjadikannya teman agar bisa diajak keluar dari perkerjaan mereka bersama?

Ji Li langsung menggeleng. Tidak mungkin jika Sean sejahat itu. Sean sendiri tahu kalau ia sedang butuh uang banyak untuk menakhlukan salah satu rekan mereka yang bernama Mian Mian. Meski begitu Ji Li tetap penasaran mengapa Sean tiba-tiba mengajaknya untuk datang ke bar di sore hari seperti ini.

"Urusan pribadi" kata Sean tadi siang sebelum lelaki itu mengajaknya ke tempat ini.

Ji Li hanya terdiam di kursinya, meneguk wine sembari mengamati Sean yang sedang berbicara dengan seorang laki-laki. Pandangan Ji Li lantas mengedar ke segala arah di mana saat itu bar yang mereka kunjungi cukup ramai meski masih terbilang sore hari.

Para pengunjung berdansa di lantai dansa dan tak sedikit dari mereka yang sedang bercumbu dengan kekasihnya. Melihat pemandangan itu membuat Ji Li menyayangkan dirinya yang bahkan sampai sekarang masih belum juga memiliki kekasih. Tetapi Ji Li segera menggeleng pada diri sendiri, menyangkal statusnya yang masih single. Memang apa yang begitu buruk bagi seorang single? Lagi pula... Sean, sahabatnya yang tampan itu saja masih single lalu mengapa ia mengasihani dirinya?

Tetapi Ji Li langsung menggeleng cepat secepat kesadaran bahwa alasan Sean masih sendiri karena lelaki itu memiliki cinta terlarang, yaitu menyukai kembarannya sendiri. Ya, mungkin itu yang menyebabkan seorang Sean Xiao masih sendiri bahkan di usianya yang telah menginjak 29 tahun.

Tiba-tiba ada sekelebat bayangan hitam melewat di belakangnya dan berjalan ke arah Sean. Walau hanya sekilas, Ji Li bisa mengenali postur tubuh tinggi itu.

Wang Daren. Teman seangkatan mereka. Begitu lelaki itu datang, Sean langsung berdiri dan berhadap-hadapan dengan Daren.

Malam itu Daren mengenakan jeans biru muda, kaos putih dengan balutan kemeja berwarna biru muda. Lelaki yang berusia sama dengan Sean itu tampak tersenyum lebar pada Sean. Tubuhnya yang saat itu kurus sekarang tampak lebih berisi dan berotot. Dibandingkan Sean, Wang Daren lebih kekar.

HEARTBEAT [Repub]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang