"Happy Reading"
----------
Sean Xiao terbangun dalam keadaan pening. Tulang dan tubuhnya terasa sangat lemas juga kepalanya teramat sakit dan ini membuatnya kemudian mengerang, sementara tubuhnya perlahan bergerak- berusaha merubah posisi berbaringnya menjadi duduk sebelum ia menyandarkan tubuhnya ke punggung ranjang. Begitu Sean membuka lebar kedua matanya lalu melihat ke sekeliling, ia mendapati dirinya berada di sebuah ruangan lebih mirip seperti ruang inap tetapi terlihat begitu mewah.
Di sudut ruangan terdapat lemari pendingin berukuran besar, juga terdapat TV LED berukuran 32 inchi yang terpasang menempel di tembok. Di sudut lainnya ada sebuah sofa, kemudian ada satu ruangan lain yang Sean sangat yakin itu adalah kamar mandi. Ketika Sean menoleh ke samping, ia melihat sebuah tiang dengan infus yang menancap di lengannya, juga sebuah monitor di atas nakas. Lalu, bau khas dari disinfectant yang perlahan menyeruak ke dalam indra penciumannya membuat Sean perlahan sadar, ia sedang berada di sebuah ruang inap mewah.
Sean Xiao tidak bisa menahan dirinya untuk memukul kepalanya pelan ketika ia berusaha mengingat kembali kejadian terakhir yang dialaminya, mengapa ia berakhir di ruang inap itu. Ketika Sean memejamkan matanya lalu menggelengkan kepala pelan, saat itu juga Sean ingat kalau tadi pagi ia sedang dalam perjalanan akan ke XFX resort. Sean akan menemani Wang Yibo untuk menangkap Wang Daren, tetapi ia sedang dalam keadaan marah karena Wang Yibo dan Xiao Zhan berselingkuh, membuat Sean kemudian tanpa sadar menginjak pedal gas. Lalu, mobilnya melaju sangat kencang sebelum akhirnya menabrak sebuah tiang besi.
Hati Sean kembali merasakan serangan yang begitu menusuk ketika ia mengingat kejadian itu, di mana kedua orang yang berada di hatinya bermain di belakangnya dan ini membuat Sean tak bisa menahan dirinya untuk segera beranjak sebelum kaki telanjangnya perlahan menapak di ubin nan dingin.
"Zhan-ge ..."
Ketika Sean memanggil lirih, air matanya perlahan mengalir membasahi pipinya. Ia menangis ketika mengingat wajah Xiao Zhan, merindukan saat-saat indah bersama duplikat yang juga kekasihnya itu, tetapi tak dipungkiri juga saat ini Sean masih marah, sangat marah dengan Xiao Zhan yang telah menghianatinya. Berusaha meredam isakannya, Sean terus menekan dadanya menggunakan telapak tangan kanannya seraya memejamkan mata, sebelum suara pintu yang terbuka membuatnya kemudian membuka kelopak matanya.
Begitu pintu terbuka, cahaya dari lampu ruang inap VIP itu langsung menyinari wajah pria yang baru saja ia pikirkan, Xiao Zhan berdiri di ambang pintu sebelum berjalan perlahan ke arahnya membuat Sean kemudian mengerjapkan matanya pelan.
Xiao Zhan mengenakan celana jeans hitam, kemeja putih, juga jaket kulit berwarna hitam persis dengan yang dikenakannya tadi pagi. Melihat itu Sean menyadari, duplikatnya pasti baru saja pulang dari penugasan dan langsung mendatanginya. Wajah Xiao Zhan tampak menghangat juga kedua bola mata lebar itu tampak berkaca-kaca membuat Sean kemudian menghela napas panjang, lagi-lagi berusaha menahan isakannya. Dan yang paling membuat dada Sean semakin bergemuruh, ia melihat tangan kiri Xiao Zhan menenteng sebuah plastik putih terlihat banyak ice cream kesukaan keduanya di dalam plastik itu.
Xiao Zhan kemudian menunduk singkat, tangan kanannya merogoh kantong plastik itu- mengambil ice cream dari sana lalu melihatkannya pada Sean.
"Sean, aku membawa ice cream kesukaan kita," ucap Xiao Zhan tersenyum.
Meskipun suara Xiao Zhan terdengar begitu tenang, tetapi indra pendengaran Sean tak dapat terelak, duplikatnya itu sedang menahan isakan yang tentunya hal demikian membuat tubuh Sean semakin memanas karenanya - ingin sekali ia mendekap tubuh hangat itu kemudian mengatakan, aku sangat merindukanmu, Zhan-ge ...