"Happy Reading"
_________________________
Sementara itu ...
"Tak akan ada lagi yang mengganggu hari kita," lanjut Xiao Zhan. "Percayalah, Sean ..."
Kemudian, kedua tangan Xiao Zhan bergerak membalik tubuh Sean untuk menatap padanya juga untuk melihat bagaimana expresi wajah kekasih sedarahnya yang sedari tadi tak bergeming sedikit-pun saat ia menyentuh tubuhnya. Namun, ketika Xiao Zhan menatap lekat wajah Sean, mata kekasih sedarahnya itu tampak menatapnya dengan tatapan yang sangat sulit untuk Xiao Zhan mengerti. Bahkan, ketika satu tangan Xiao Zhan perlahan bergerak menyusup ke dalam baju kimono hitam Sean--membelai lembut punggung pria itu, Sean hanya mengerjapkan mata datar sebagai response.
Tatapan mata Xiao Zhan semakin menggelap ketika menyadari sikap Sean yang seperti itu juga malah membuatnya semakin bergairah.
Kemudian, Xiao Zhan menarik tubuh Sean untuk lebih mendekat juga semakin memperliar gerakan tangannya yang saat ini sudah menyusup ke tubuh bagian belakang Sean dan meremas pelan bagian yang menonjol itu. Xiao Zhan mendesah lirih ketika kejantanan mereka saling bergesekan di balik pakaian yang membalut tubuh mereka masing-masing. Hal itu kemudian membuat suhu panas di dalam tubuh Xiao Zhan semakin tak tertahankan.
Lalu Sean bergerak naik ke atas tubuh Xiao Zhan--menindihnya kemudian menunduk ke arah telinga pria itu. Meskipun begitu, Sean tak berniat sedikit-pun untuk membalas perlakuan Xiao Zhan. Sebaliknya, Sean menyeringai ketika berbisik,
"persetan dengan semua ucapan manismu, Zhan-ge." Lalu Sean menarik napas. "Aku bukan lagi kekasihmu."
Napas Sean yang berembus kemudian menyapu kulit lehernya membuat tubuh Xiao Zhan semakin tegang sementara jantungnya seakan terpompa kuat sebab gairah itu semakin muncul ke permukaan. Namun Xiao Zhan tahu bukan itu yang Sean inginkan darinya - melainkan untuk mempertegas bahwa kekasih sedarahnya itu sepertinya memang sedang marah atau bahkan sangat muak dengannya.
Mendapat perlakukan itu membuat tatapan Xiao Zhan di balik perpotongan leher Sean-pun semakin menggelap. Xiao Zhan menyeringai kemudian dengan gerakan cepat ia membalik tubuh Sean lalu menindihnya.
"Katakan sekali lagi ..." Xiao Zhan tersenyum ketika ia berbisik lembut di bibir Sean. Ditahannya kedua tangan Sean yang akan mendorongnya dan Sean-pun segera melayangkan tatapan tajam pada Xiao Zhan. Alih-alih gentar, Xiao Zhan malah perlahan menyatukan bibir mereka lalu melumat pelan bibir Sean yang mencebik padanya.
"Katakan sekali lagi," ulang Xiao Zhan di sela ciuman mereka. "Katakan sekali lagi, Sayang ..." Lalu Xiao Zhan kembali menyatukan bibir mereka.
Xiao Zhan mengesap bibir bawah Sean kemudian mengecup lembut seluruh bibir pria itu. Xiao Zhan terkekeh pelan saat menyadari sepertinya kekasih sedarahnya itu benar-benar tak berniat untuk membalas ciumannya. Kemudian, dijilatnya bibir Sean lalu digigitnya bibir bawah pria itu hingga membuat Sean kemudian secara kompulsif membuka celah bagi lidah Xiao Zhan untuk masuk tetapi sialnya lidah Sean segera mendorong lidah Xiao Zhan lalu Sean dengan cepat merapatkan bibirnya.
Sean mendorong tubuh Xiao Zhan dari atasnya lalu bergerak untuk beranjak dari ranjang.
"Kau mau kemana?" tanpa sadar nada bicara Xiao Zhan terdengar tinggi hingga membuat Sean tertawa cemooh ketika pria itu menahan langkahnya.
"Makan." Sean menjawab dengan nada datar juga tanpa membalik tubuhnya untuk menatap Xiao Zhan, Sean menyeringai sinis lalu pria itu bergerak keluar dari kamar.
Sean memilih untuk meninggalkan Xiao Zhan dan berjalan ke arah dapur. Sean mengumpat sejadi-jadinya, bahkan mulut pria itu tak henti berceloteh ketika mendikte satu persatu kesalahan Xiao Zhan padanya. Sean membuka kemudian menutup kembali pintu kulkas secara kasar sebelum akhirnya melempar peralatan makan ke sembarang arah hingga menyebabkan bunyi bising di keheningan malam yang menyelimuti rumah mereka.