O1

4K 395 54
                                    

"Pelan aja pelan, jangan keburu-buru

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Pelan aja pelan, jangan keburu-buru."

"Susah tau, kebiasaan."

"Ya diubah dek,"

"Tapi enakan cara gini, lebih cepet sampai,"

Kun menepuk dahinya lelah, Yangyang meringis mengambil nafas agar kembali siap menerjunkan dirinya ke air.

Hari ini minggu kedua mereka berdua menghabiskan waktu di kolam renang milik Ten yang mana si pemilik pergi jalan-jalan.

"Ga fokus." ucap si manis tiba-tiba.

"Kenapa? Tadi biasa aja bukannya?"

"Perutnya kakak..."

"....nafsu ya?"

"GA LAH HIH! SANA JAUH-JAUH AKU MAU FOKUS RENANG LAGI! NYEBELIN!"

"Kamu nggak takdir berbentuk sih dek,"

Yangyang menatap kekasihnya sinis, ia mendengus. "Awas aja nanti aku cuekin kakak lagi bye."

"Dek????"

Yang dipanggil tidak menggubris dan sibuk berenang dengan cara yang sama. Kun semakin pusing, dia meminta kekasihnya untuk berenang dengan kaki yang lebih pelan namun sekarang kaki Yangyang bergerak cepat.

Saat Yangyang memunculkan kepalanya ke permukaan, si manis itu membalikkan badan tidak ingin melihat wajahnya.

"Kakimu nggak capek?"

"Nggak, kan aku lebih muda dari kakak."

Bukannya tadi Yangyang mengatakan ingin cuek padanya? Dia bukannya tidak senang pertanyaannya dibalas, justru dia senang sekali. Tapi bagaimana si manis melupakan jika dirinya sedang memusuhi Kun?

Apakah definisi cuek bagi Yangyang adalah tidak melihat wajah?

"Dek denger kakak nggak?"

"Ga–DIH KOK AKU BALES KAKAK?"

"Mana kakak tau??"

Kun melihat bagaimana Yangyang bergerak entah bertingkah seperti apa saat sedang berperang melawan ego sendiri. Dia lebih memilih meminum minuman yang disediakan Ten sebelum pergi tadi.

Si manis kembali berenang, dengan kaki yang bergerak cepat. Entah sudah berapa kali Kun mengingatkan jika kaki Yangyang akan mudah lelah jika bergerak terlalu cepat.

"Aduh!"

Dengan sigap Kun menangkap kekasihnya sebelum menenggelamkan diri. "Kan capek, udah Kakak bilang juga."

"Ga mau bales, aku lagi cuek,"

"Kakak cium aja ya?"

"AAAA GA MAU KAK KUN MESUM AAAAA!"

Kun terkikik geli melihat bagaimana Yangyang memalingkan wajahnya dengan wajah berwarna merah menahan malu.

Tangannya memijat kaki si manis dengan telaten, kalau saja si manis tidak banyak tingkah mungkin sekarang kakinya tidak bermasalah. Tapi–

"Kak ih sakit!"

"Ini kakak udah pelan dek, apa mau lebih pelan?"

"Emang pelan gimana?"

"Nggak kakak sentuh."

"Bagus–HAH? Yaudah lah ngalah tapi jangan kasar ya,"

"Enggak perasaan."

"Perasaan doang,"

Keduanya diam, satu memijat kaki si manis, satu lagi sibuk pura-pura melihat pemandangan kolam renang dengan mengingat bagaimana bodohnya dirinya yang memalukan.

Hari ini tepat setahun setelah kejadian dimana mereka memutuskan menjalin hubungan. Tidak, bukan hari ini, tepatnya kemarin.

Kemarin mereka menghabiskan waktu berdua di kamar, entah menonton film atau mengobrol tentang hal yang terlintas lalu memikirkan solusinya bersama.

Kun tidak ingin melakukan hal lebih jika tidak mendapat ijin dari si manis maka ia menahan mati-matian tidak memakan si manis.

Dan hari ini, setelah mendapat persetujuan dari Ten, keduanya menghabiskan hari kedua anniv dengan berenang.

Ten pamit pergi keluar setelah mereka berdua memasuki area kolam renang, katanya sih jalan-jalan dengan Winwin.

"Masih mau renang lagi nggak?"

Yangyang menatap kakinya, dia merasa sadar jika saja dia lebih pelan menggerakkan kaki pasti dia tidak akan kelelahan. "Udah aja Kak, udah 2 jam juga,"

Kun mengangguk paham. Keduanya bergantian mandi dengan urutan Yangyang pertama.

Karena langit mulai terik, Kun mengajak Yangyang ke tempat makan setelah mengucapkan terimakasih ke pelayan yang menemani mereka berdua semenjak Ten pergi keluar.

"Kakimu masih capek?" tanya Kun sembari melihat bagaimana Yangyang memijat kakinya sendiri.

"Kayaknya ini bukan karena renang deh, ini sisa yang dulu."

Kun membelokkan setir menjadi arah ke rumah sakit, dia tahu jika masalah kaki Yangyang bukan masalah sepele.

"Ini nanti di rontgen lagi?? Nggak mauu,"

"Nurut sama kakak. Tadi di rumahnya Ten kamu nggak dengerin kakak kok."

Yangyang mendengus. Dia tidak suka diperhatikan seperti ini.

Halo~ selamat datang di ff pertamaku hehe :D

Genrenya fluff jadi bawa enjoy saja~

Oiya, chapternya cuma pendek jadi jangan cepet-cepet kalau baca hehe. Sampai jumpa!♡

© crusshiepie

Hands on me - KunYangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang