Wajahnya tidak menunjukkan senyuman atau semangat hidup semenjak keluar dari ruangan, Kun merasa bersalah."Kakak nggak salah, awas kalau bilang maaf." ujar Yangyang sebelum Kun mengeluarkan suara.
"Makan eskrim mau?"
"Mau pulang aja, boleh?"
Kun mengangguk terpaksa, dia berniat baik agar tidak parah tetapi justru membuat Yangyang tidak semangat melakukan apapun. Bahkan mereka berdua akan mengambil obat saat malam agar lebih sepi daripada siang seperti ini.
"Katanya dokter, tahun ini aku bisa bebas. Kenapa sih harus kasih harapan kalau ujung-ujungnya aku cuma ngerepotin kakak lagi?"
"Kamu nggak ngerepotin kakak, dek."
"Iya kakak nggak, orangtua kakak? Kakak sering kena omel karena ngurusin aku kan?"
Kun menangkap tubuh Yangyang agar bisa dipeluk, dia tidak akan mengatakan apapun sampai si manis lebih baik. Mau bagaimana pun, dia tidak tahu jika akan berulang lagi mereka tidak bebas berjalan jauh menghabiskan hari-hari bersama.
"Aku cuma mau sembuh, mau gerak cepet, lari, jalan jauh, tapi kenapa selalu berakhir harapan doang? Ngapain juga minum obat kalau sama aja kayak gini."
Baju Kun mulai basah, Yangyang tidak bisa menerimanya kembali setelah mendapat kebahagiaan bisa berjalan bebas bersama orang yang dia sayang hanya karena kembali parah.
"Kakak malu kan punya orang kayak aku?" ucap Yangyang parau disambung sesenggukan.
"Nggak. Kalau kakak malu kakak nggak bakal ngejaga kamu sampai setahun,"
"Jadi kalau aku dulu nggak nembak kakak, aku gabakal ada yang jaga?"
"Ada, kakak."
"Kok belibet sih? Pusing ah."
"Baru aja disuruh mikir bentar, udah pusing."
Yangyang mengeratkan pelukan pada kekasihnya dan menggerakkan kepalanya lucu bahkan sampai Kun gemas ingin mencium si manis. "Kalau kakak mau cium aku pulang sendiri."
Kun cemberut tidak mendapatkan yang ia mau. "Kamu ga tahu kamu gemesin?"
"Tahu lah. Makanya dulu kakak nerima aku karena aku bikin wajah lucu kan?"
Yang lebih tua memilih fokus menyalakan mobil meninggalkan kawasan rumah sakit daripada melihat tingkah Yangyang yang semakin berbahaya untuk jantungnya.
"Eskrim yuk, laper." ajak Kun kembali karena suasana diantara keduanya sudah tidak sesuram sebelumnya.
"Kalau laper tuh makan nasi, gimana sih,"
"Makan kamu aja."
"HIH! aku keluar mobil sekarang ya?"
"Terus kakak makan eskrim sama siapa dong dek?"
"Angin."
"Boleh deh, keluar sana."
Kun membuka kunci pintu mobil membuat Yangyang yang sebelumnya merasa menang bisa mengancam Kun namun justru dia dipojokkan. Dia tidak serius ingin keluar :(
Yangyang menoleh ke arah kekasihnya kemudian menunjukkan wajah memelasnya agar Kun kembali mengunci pintu mobil.
"Tapi mau kakak cium, itu syarat."
"Iya iya, tapi jangan pas diluar mobil, malu."
Kun tersenyum miring. Ia menepikan mobil yang ia kendarai lalu menangkap wajah si manis dan mengecup semua sisi wajah Yangyang termasuk bibir secara singkat.
"Ga boleh lagi?"
"NGGAK! UDAH SANA NYETIR LAGI!"
Si manis memalingkan wajahnya tidak ingin melihat wajah sang kekasih karena harga dirinya yang sebelumnya bisa bertahan karena ancaman sudah terjun bebas tidak bisa dipertahankan lagi.
Kun tertawa puas sudah mendapatkan apa yang dia tahan, hampir saja dia melewati batas ingin melakukan hal lebih.
Yangyang bukannya tidak menyukai apa yang kekasihnya lakukan, tapi dia tidak ingin melampaui batas sebelum waktunya. Dia pun sama saja seperti Kun, tidak bisa mengendalikan hawa nafsu jika sudah melakukan skinship.
—
gemes.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hands on me - KunYang
Fanfiction"Kalau kaki kamu capek, ada tangan. Dan tangan kakak bakal ngeraih tangan kamu." "Kak Kun jelek." ¡ all cast belong to SM Entertainment. © crusshiepie , 2020