"Gebet gih Yang, kali aja cocok."
"Ga semua juga kayak gue lah, enak aja. Sana balik kerja, acara utama masih 1 jam lagi jadi jangan kelamaan ngegosip,"
Perempuan yang dekat dengannya itu mengangguk dengan wajah tidak bersalah. Yangyang kembali berjalan melihat bagaimana acara berlangsung tanpa mempedulikan tentang siapa pasangannya nanti.
Saat dia ingin memotret panggung, ada laki-laki menghalangi pemandangannya. Rasanya kesal padahal view yang dia tempati sudah pas.
"Permisi kak, bisa minggir sebentar?"
Laki-laki yang menghalanginya tadi melihat Yangyang sebentar kemudian menyingkir. Lega, akhirnya Yangyang bisa memotret panggung dengan baik.
"Makasih, kakak bisa balik ke tempat." ucap Yangyang lagi dan meninggalkan laki-laki yang justru melihat Yangyang berjalan ke arah panggung yang masih dipersiapkan.
"Oy Kun, gue kira lo jauh-jauh dari sini." ujar Ten saat menepuk pundak laki-laki yang dipanggil Kun itu.
"Lo tau yang lagi jalan lambat itu nggak?"
Ten melihat ke arah teman dekatnya menunjuk. "Oh itu, namanya Yangyang. Dia belok jadi dia nggak tertarik sama cewek. Beda sama lo yang masih lurus."
Kun mengangguk mengerti, mereka berdua ke stand makanan berburu jajanan yang bisa memuaskan mereka hari itu.
Selagi Kun dan Ten menghabiskan banyak uang sembari membahas jaman mereka masih kuliah, Yangyang melihat sekilas dekatnya kedua laki-laki itu dengan wajah heran.
Dia sedang istirahat, akibat kemarin tidak bisa menggerakkan kakinya seharian membuatnya lumayan susah berjalan lama.
"15 menit lagi mulai! Sie dekdok ke posisi!" seru seseorang mengejutkan Yangyang yang sedang termenung.
Mau bagaimanapun dia sudah mendapat tanggungjawab untuk mengambil foto sebanyak mungkin untuk dokumentasi laporan nanti.
Tidak apa sedikit lambat yang penting dia bisa melakukan yang terbaik.
Benar-benar lambat, dia susah bergerak bebas menembus kerumunan. Jika saja dia tidak memilih menepi pasti dia terjatuh dan tidak dipedulikan siapapun yang dekat dengannya.
"Yangyang! Udah dapet banyak?"
Yangyang menggeleng, bisa saja tidak sebanyak temannya. Temannya melihat berapa foto yang terambil lalu mengangguk mengerti. "Punya lo lebih banyak dari gue kok. Kaki lo gapapa?"
"Susah gerak."
"Yaudah gue yang lakuin, lo istirahat di UKS aja."
"Makasih Jun. Sori ngerepotin."
"Nggak, santai. Apa perlu gue anter ke UKS?"
Yangyang menggeleng lagi, namun kali ini lebih panik. "Gue kesana sendiri aja. Semangat, Dejun!"
"Lo juga, cepet membaik ya Yang."
Ia meninggalkan panggung yang menyelenggarakan acara utama, dia tidak bisa terlalu lama berdiri untuk memotret karena kakinya tidak bisa diajak kerjasama.
Kadang dia bersyukur karena UKS lebih dekat dari tempat berlangsungnya acara sehingga dia tidak perlu mengeluh.
"Lo kalau makan hati-hati dikit kenapa sih? Jadi sakit kan?"
"Ya enak semua mana gue tahan?"
"Manfaatnya Ten, manfaat. Kalau kelebihan makan, lo bisa kena masalah serius. Mending ini masih bisa ke UKS daripada ke ICU."
"Jangan nakutin gue dong Kun. Kapan-kapan gue kurangin."
"Kapan-kapannya kapan?"
"Kapan-kapan."
Yangyang terkekeh mendengar perdebatan antara kedua lelaki yang sepertinya sudah lumayan dekat itu. Dia tidak mengenali mereka berdua, lagipula buat apa?
"Oh, Yangyang. Kaki lo memburuk lagi? Udah minum obat?" tanya Jaehyun setelah memukul kepala Ten sudah membuatnya kesal.
"Udah kak, masih efek kemarin hehe."
Jaehyun memijit kaki Yangyang tetapi tidak lama, "Ada rasa nggak Yang?" dan jawaban menyedihkan yang Jaehyun dapat adalah gelengan dari Yangyang.
"Tapi mungkin sejam lagi membaik kok, padahal rencananya mau keliling apalagi jadi dekdok."
"Jangan dipaksain, nanti kakak yang ijinin lo ke Lucas biar paham kalau kaki lo nggak bisa dianggap sepele."
Yangyang pasrah, dia juga tidak bisa menyangkal jika kakinya memang lumayan parah.
Kun yang mendengar percakapan Jaehyun dan Yangyang berpikir apa penyebab bisa terjadinya kelemahan syaraf di kaki.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hands on me - KunYang
Fanfiction"Kalau kaki kamu capek, ada tangan. Dan tangan kakak bakal ngeraih tangan kamu." "Kak Kun jelek." ¡ all cast belong to SM Entertainment. © crusshiepie , 2020