O4

1.4K 250 16
                                    

Kali ini Kun harus merelakan waktunya untuk menemani si manis yang ternyata terdapat efek samping yang membuat kesayangannya terbaring di kasur dengan wajah lelah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Kali ini Kun harus merelakan waktunya untuk menemani si manis yang ternyata terdapat efek samping yang membuat kesayangannya terbaring di kasur dengan wajah lelah.

"Pengen jalan," ucap Yangyang sedih.

"Nanti kalau udah baikan, kita jalan, ya?"

"Nanti kapan?"

"Maunya kapan?"

"Detik ini."

Kun mengusap rambut si manis lembut, dia tidak rela melihat Yangyang sedih tidak bisa berjalan seperti biasanya karena efek yang didapat.

"Nonton film mau nggak Kak?" tanya Yangyang dengan suara pelan.

Sedikit kasian untuk kali ini Yangyang seperti tidak memiliki tenaga untuk berbicara seperti biasanya ; penuh tenaga. Kun mengangguk lalu menyiapkan laptop dan memilih film yang sekiranya bisa membuat mereka berdua menikmati bersama.

"Nggak nanya dokter dek tentang ini?"

"Efek ya? Dulu sebelum kakak kujadiin pacar emang gini kok. Kalau malu bilang aja gapapa,"

"Malu apa sih, buktinya kakak masih disini nggak komentar aneh-aneh. Kalau diejek tinggal gausah didengerin."

"Udah diem ah nanti aku nangis."

"Tapi filmnya belum mulai, dek."

"Aku baikan nanti kakak aku cekek ya lehernya?"

Yang lebih tua terdiam, membayangkan jika lehernya ditekan seperti dia menekan leher si manis seminggu lalu. Setelah menemukan genre film yang cocok, mereka berdua mencari posisi nyaman.

Kepala Yangyang bersandar di dada Kun, bahkan sesekali si manis membenarkan posisinya agar dia lebih bisa mengistirahatkan tubuhnya.

Yangyang tertidur meninggalkan Kun yang berulangkali terkejut karena film horor yang mereka pilih. Yangyang sudah menontonnya jadi dia bosan, tapi sengaja tidak memberitahukan kepada sang kekasih.

"Dek?"

"Hmm?"

"Ga mau ganti film aja?"

"Terserah...kan aku mau tidur."

Kun menghembuskan nafas sedih, dia menikmati film yang ia inginkan sendirian.

Tetapi tidak masalah selagi dirinya bisa merasakan si manis merasa nyaman di dadanya tanpa permintaan dari dirinya sama sekali.

"Dek, kalau kakimu nggak bisa gerak bebas, pakai tanganmu biar bebas megang kakak. Kakak disini," ujar Kun saat terdengar dengkuran halus dari Yangyang.

Entah si manis mengetahuinya atau tidak, Kun sudah jujur tentang perasaannya yang kian membuncah saat melihat sosok si manis. Asalkan bisa menghabiskan hari-hari dengan orang yang dia sayang, dia akan berusaha untuk tetap ada.

Film action pilihannya telah selesai diputar. Kali ini dirinya ikut mengantuk karena tidak bisa bebas menjahili si manis yang sekarang masih tertidur lelap diatas tubuhnya.

Selagi mereka tertidur, kuceritakan kisah bagaimana sebuah kisah manis setahun lalu dimulai.

Baca perlahan, ini bukan pertandingan, ini hanya hiburan untuk kalian.

Berbagai stand makanan ramai menawarkan makanan mereka di acara kampus yang organisasinya selenggarakan. Yangyang meminum obatnya sebentar dan mulai melihat bagaimana acara berlangsung lalu mengambil beberapa foto untuk dijadikan dokumen.

Sebenarnya dia menunggu Renjun, tetapi yang ditunggu justru meminta maaf karena tidak bisa menemaninya. Mungkin karena ada Jaemin yang datang dari luar pulau dan menghabiskan waktu berdua.

Sembari dia mengambil foto, dia juga memikirkan bagaimana jika dia menghabiskan waktu dengan seseorang yang dia sayang. Tapi siapa? Dia saja tidak berminat kepada wanita, dia pun tidak bisa langsung menembak laki-laki karena tidak semuanya sama dengannya.

Memikirkan kisah klasik yang nantinya dia menabrak seseorang, mulai dekat, lalu—menemukan keributan.

Padahal dia baru saja ingin mengkhayal menemukan pasangan yang ia dambakan.

"Ini kenapa?"

Yangyang menerobos kerumunan dan melihat banyak perempuan berbisik berisik dengan alasan yang tidak dia ketahui.

"Kalian bisik-bisik berisik gini ngomongin apa sih?" tanyanya pada salah satu rekan sie dokumentasi.

"Ada orang ganteng Yang, dia alumni kampus ini jadi dia terkenal lagi."

"Dulu dia terkenal?"

"Banget. Sesuai kabar sih dulu pas tiap jalan ada yang ngeliatin saking gantengnya. Senyumnya aja manis, mau ngegebet tapi ada pacar gue."

"Gue aduin ke pacar lo ntar,"

Perempuan itu mencebik.

Hands on me - KunYangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang