O9

906 176 7
                                    

"Dek, dimana?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Dek, dimana?"

"Di tempat biasa– Loh kakak kesini emang?"

"Kamu yang ngajak mau jalan-jalan, yaudah kakak jemput. Kakak kesana ya?"

"Bentar! Ih Dejun minggir bisa ga? Lapor Dery nih! AAADOH BUSET sakit! Penting ini mau jalan-jalan sama Kak Kun minggir! Makasih Dejun jelek! SANTAI DONG!!"

"Ngapain lagi kamu?"

"Ya ngancem mau lapor ke pacarnya malah tanganku dicubit, ngatain dia jelek tanganku ditendang. Nggak ada akhlak emang, ngeselin."

"Ngaca, kamu ngeselin juga nggak."

"Aku baik hati dan tidak sombong, tidak berbohong biar dapet pahala,"

"Dih. Palingan juga ngutip kata-katanya dari sosmed kan? Kakak jalan kesana kamu gausah jalan jauh."

"Oke aku tunggu! Hati-hati!"

3 hari yang lalu setelah mereka menonton film bersama, Yangyang pertama kali bangun karena heran tidak biasanya bantal miliknya menjadi lumayan keras. Tapi dia nyaman sih, kan dia tidur di dada Kun, jadi tidak masalah.

Tidak ada hal lebih. Kun ikut terbangun 10 menit kemudian lalu mengajak makan malam bersama dan pamit pulang sebelum sesuatu terjadi.

Kun tidak mengatakannya pada Yangyang, tidak akan. Bahasannya sudah delapan belas coret jadi dia menjaga pikiran si manis dari pikiran kotornya.

Hari ini entah angin darimana Yangyang mengajak sang kekasih pergi jalan-jalan ke perpustakaan kota. Saat ditanya alasannya, Yangyang malas gerak jadi lebih baik membaca buku di perpustakaan.

Mungkin saja hanya membaca komik.

"Tadi aku kepikiran,"

Kun menoleh, melihat si manis. "Kenapa?"

"Kalau Dejun nggak sengaja nendang kakiku, bisa jalan ga ya?"

"Bisa. Ayo, yang kayak gitu jangan sering dipikirin, kasian kamu. Kamu sendiri yang bilang mau sembuh biar bisa sering jalan sama kakak."

Yangyang membuka mulutnya tetapi menutupnya kembali, dia tidak ingin menghancurkan harapan Kun dengan fakta yang ia dapat.

Lebih baik hari ini mereka gunakan untuk bersenang-senang bukan memikirkan hal yang bisa membuat stress berkepanjangan.

Bagi Yangyang, yang terpenting bisa menghabiskan waktu dengan sang kekasih saja sudah cukup.

"Dek?"

"Ya??"

"Kalau ada yang mau diomongin, bilang aja."

"Nanti aja. Kalau sekarang ga jadi seneng-seneng baca bukunya."

Kun mengangguk paham, dia tidak ingin memaksa si manis mengatakan semua yang dipikirkan Yangyang.

Mereka berdua masuk ke mobil milik Kun, mungkin sedikit candaan dari Kun bisa membuat Yangyang sedikit melupakan kekhawatirannya. Yangyang memiliki Kun, pun sebaliknya.

Lagu Ariana Grande ft. JB terputar, lagu kesukaan Yangyang. Saat Kun menyetir, si manis sibuk bernyanyi dan bergerak mengikuti irama lagu.

"Dek, tau arti lagunya nggak?"

"Ta–oh, iya juga ya. Tapi pas bagian stuck with you nya bagus. Kayak aku stuck di kakak,"

Jeda 5 detik, Kun menutup mulutnya menahan tidak menerkam si manis karena secara tidak sadar mengatakan hal paling lemah bagi Kun.

Hal paling lemah untuk Qian Kun adalah menerima ucapan sayang dari si manis secara langsung, rasanya dia ingin berteriak dia juga sayang pada si manis.

"Oh my God, what did I say," sedangkan Yangyang justru merasa kaget dengan ucapannya sendiri.

Yangyang ingin tenggelam di rawa-rawa saja, dia tidak bisa menahan malunya.

Walaupun sudah setahun menjalin kasih, masih terdapat rasa gengsi untuk mengucapkan rasa sayang dan kata-kata manis, Yangyang masih susah untuk melawan egonya.

gemes banget tolong🤧🤧🤧

Hands on me - KunYangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang