Penyesalan selalu datang di akhir,kalau di awal itu namanya pendaftaran😕.
.
.
.
.Kamar milik amanda kini dipenuhi para manusia manusia planet yang memandangi amanda dengan tatapan memuja. Tentu hal itu mengundang rasa risih dihati angga-sang suami.
"Ka amanda gak apa apa?" Tanya gio-junior berambut klimis itu. Amanda yang bersandar di kepala kasur tersenyum kecil. Masih ingat baginya,para manusia yang memandanginya ini. Bagaimana mereka dihajar habis habisan oleh genk Alfa gara gara menyelamatkan amanda. Ia bersyukur,sekalipun mereka brutal tapi hatinya tetap baik.
"Gak apa apa ko.."
"Gio ka" sahut pria itu,saat sadar bahwa amanda bingung mau memanggilnya apa.
"Iya gio,maaf gak kenal kalian satu persatu. Yang pasti kalian orang baik,makasih ya udah nolongin gua" ucap tulus amanda memandangi seluruh manusia manusia setan itu.
Mendengar itu,angga merasa tersindir. Dia sebagai suami hanya bisa menyakiti,tidak pernah bisa melindungi.
"Udah tugas kita ka,biar gimana pun juga. Kakak itu istrinya si bos,ya berarti ibu bos kita donk" Ucap Aldo dengan gaya centil menyerupai Bastian.
Amanda kembali tersenyum. "Apapun itu,kalian udah nyelamatin gua. Gua berutang budi sama kalian"
Bastian yang sedari tadi asyik menyeesap es doger titipannya kepada Revano tadi,menyudahi sedotannya dan ikut nimbrung ke kelompok absurd ini.
"Dan lo harus balas pengorbanan kita" ucapan Bastian berhasil membuat seluruhnya mengernyit bingung. Apa pria itu tidak tulus menolong ibu bos mereka.
Angga yang sedari tadi duduk di dekat amanda,menoleh kepada gadis itu. Berniat mengatakan bahwa Bastian orangnya suka bercanda. Mengelus rambut amanda dengan sayang,lalu mencium pipinya sekilas.
Melihat itu Anggota Altar segera menutup mata,ada yang berlagak sok sibuk,melihat ke arah lain,tersenyum mesem mesem dan berbagai tingkah mereka tunjukkan.
"Kayak kita gak ada ya?" Celetuk seseorang yang seumuran dengan Angga. Anggota Altar lainnya hanya tersenyum malu malu.
"Gua harus balas dengan apa bas?" Tanya amanda.
Bastian menoleh sekilas ke arah Angga lalu fokus kepada amanda.
"Lo lihat siapa yang berada di samping lo?" Amanda mengangguk.
"Dan lo tau siapa dia?" Amanda kembali mengangguk. Altar hanya diam mendengar perbincangan keduanya. Lebih tepatnya Bastianlah yang banyak bicara.
"Siapa mand?"
Dengan ragu amanda menjawab. "Angga"
"Bukan mand,dia bukan angga"
Seluruhnya mengernyit bingung,tak terkecuali angga.
"Lalu?" Tanya amnda.
"Dia Bos kita,pimpinan Altar. Raja berandalan si pematah tulang,dan dia.." Bastian menjeda ucapannya membuat yang lain menunggu penasaran.
"Dia suami lo"
"Yaelah kirain mau bilang apa" celetuk salah satu altar yang segera di jitak temannya. "Diam sih lo" membuat pria itu cengengesan.
"Ya,dia suami lo. Manusia kejam dan tak memiliki hati,pria bangsat yang di cintai gadis polos kayak lo. Tidak tau meletakkan dimana gengsi,cemburu dan cinta" ucap bastian.
Amanda menoleh memerhatikan wajah diam angga. Pria itu menunduk bahkan menangis tanpa suara. Genggaman tangannya bergetar ditangan amanda.
"Dia terlalu bodoh untuk mengatakan kalau dia udah jatuh cinta sama lo,dia sangat bodoh man. Bos kita cuma jago berantam doank,kalau bagian peka dipercintaan jangan harap dia ngarti. Dia gak mau kehilangan lo,sayangnya mulut bangsat angga ditutupi gengsinya yang selangit buat jujur sama lo" sepertinya Bastian juga kesempatan buat maki maki bos mereka,begitulah pemikira para Altat saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
BERANDALAN (Selesai)
Novela JuvenilAngga berdiri sangar menatap tajam lawannya yang juga tak kalah banyak jumlah. Rupanya anak anak Pembangunan yang kemarin lusa di tumpas habis Angga tidak terima dengan kekalahan mereka. Kali ini Pembangunan datang dengan senior,anak jalanan yang te...