Hujan. Satu kata yang berhasil menghentikan langkah kaki seorang Amanda,berdiri di depan kelas menikmati hamparan air yang mengalir di setiap sudut sekolah.
Hanya ada suara hujan disertai Angin sedang yang mengisi kesepian dirinya. Bell pulang sekolah sudah berbunyi se jam yang lalu,Amanda memilih berdiam diri di kelas dan terbangun akibat suara berisik yang melantun dari sang hujan.
Berakhirlah ia berdiri di depan kelas sembari menengadah menyaksikan betapa indahnya langit disertai rintik hujan. Sungguh indah ciptaan Tuhan.
'Om adalah orang baik yang selama ini mengirimi mu uang'
'Sebagai gantinya kau harus menikah dengan putraku'
Amanda terhenyak,di remasnya tangannya kuat kuat. Apa setiap orang memberi kebaikan harus ada imbalan?
'Amanda tidak mau om,balasan apaan itu?"
Jecky memandang marah ke arah Amanda,di remasnya pundak gadis itu dengan kuat dan penuh tekanan.
'Menikah atau saya jual kamu'
'Om tidak main main,om bisa saja menjualmu keluar negri atau ke club.terserah om,toh tidak akan ada yang melarang,emangnya sama siapa kamu mau mengadu?'
'Pokoknya tidak om'
'Diam' amanda terhenyak mendengar bentakan jecky.
'Menikahlah dengan putraku,maka kau akan aman. Om janji tidak akan menyakitimu'
Lagi lagi Amanda menggeleng,
'Baiklah jika itu maumu. Akan ku hubungi teman ku,supaya kamu segera di bawa ke ingris untuk dijadikan pe*acur'
Amanda melotot,segera ia merampas hp jecky lalu bersimpuh di kaki pria itu. 'Jangan om,manda mau. Manda akan menikah dengan putra om'
Jeky berjongkok membawa gadis itu kedalam pelukannya.Di usapnya punggung yang bergetar hebat itu akibat ancaman jeky. 'Ini semua demi kebaikan mu nak,om tidak bermaksud' amanda mengernyit saat suara jeky terdengar parau pertanda pria itu sedang menangis. Ada apa sebenarnya?
Rasa dingin menyergap tubuh amanda saat angin membawa bulir hujan merayap ketubuhnya,gadis itu segera tersadar dari lamunanya. Apa maksud om jeky?
Terbayang kembali dibenaknya beberapa bulan lalu saat tanpa sengaja Amanda melihat Angga yang sedang memukuli seseorang. Amanda bergetar hebat,bagaimana tidak pria itu di pukuli dengan ganasnya.Tanpa sengaja amanda terpekik kaget,hingga membuat sang predator ganas itu menoleh ke arahanya. Dengan kasar angga melemparkan sepatunya hingga mengenai lengan Amanda. "Ngapain lo anjing" amanda kaget luar biasa mendengar bentakan angga. Baru kali ini ia benar benar melihat angga di kenyataan saat marah.
Selama ini ia hanya mendengar lewat gosip para siswa.
"Bangsat lo ya. Ngintip lo heh?" Amanda semakin takut saat angga mendorong pundaknya hingga membentur tembok pembatas sekolah."Mau ngadu?"
Amanda menggeleng takut. "Enggak. Gak ko"
"Kayaknya enak nih kalau kita bermain dulu'" ucap Angga dengan seringainya membuat amanda melotot bukan main.
Angga mengambil belati kecil dari pinggang lalu mengarahkan ke leher amanda. Gadis itu bergetar hebat. Tamatlah riwayatku.pikirnya.
"Gua gak suka diganggu kalau sedang 'main' sama bonek boneka ku" ucap angga terdengar parau dan seperti bisikan.
Amanda mengatupkan kedua tangannya,memohon kepada angga. Lain kali ia tidak akan mengulangi nya lagi dalam artian ia tidak akan lewat dari sini lagi. Ia sadar ini wilayah seorang Angga.
"Gua minta maaf,ku mohon. Lepaskan"
Angga tertawa setan.
"Enak aje lu ngomong gitu. Tunggu gua tusuk dulu mata lo baru" katanya mengarahkan ujung piso ito tepat di depan mata amanda. Gadis itu semakin takut.
"Gua mohon. Nenek gua dirumah sendirian,gua harus cepat pulang"
Angga mengerucutkan bibirnya kesal bercampur 'bodo amat'.
"Alasan" hardiknya.
"Enggak. Aku serius,pasalnya cuman ada nenek aku dirumah. Orang yang aku miliki satu-satunya di dunia ini" jawab Amanda sembari menangis pilu mengingat wajah penuh kesakitan sang nenek.
Angga mengeram marah,menendang tas Amanda dengan kasar. "Sono lu. Monyetlah"
Amanda mengingat kembali saat dimana ia merindukan sang nenek,tanpa sengaja memeluk Angga kemarin sore. Pria itu diam saja. Tidak seperti angga yang sangar seperti dulu pertama kali ia bertemu.
Disini amanda paham,ada teka teki yang belum terpecahkan!
.
.Rizky melihat jam ditangannya sudah menunjukkan pukul 5 sore. Di tatapnya Angga yang asik mengukir namanya di papan kecil menggunakan piso yang biasa ia gunakan tawuran. "Ngga.."
"Hm" pria itu bergumam tanpa menoleh.
"Istri lo.eh,maksud gua.. amanda belum pulang. Ini sudah jam 5"
"Paling bentar lagi pulang"
Ketiga member lain juga ikut nimbrung meninggalkan kesibukan mereka masing masing, mereka berkumpul di pinggir kolam renang rumah angga.
"Ini hujan loh ngga"
"Benar kata aldi ngga,kasihan dia cewe"
"Yang bilang dia cowok siapa ball?"
Iqbal memonyongkan bibirnya,serasa bicara sama tembok yah dipantulkan mulu.
"Lo harusnya jaga dia men,dia gadis baik. Perhatian.." bastian berhenti berceloteh saat mata tajam angga menghunusnya tepat di kornea mata paling dalam.
"Gua gak suka sama dia"balas angga.
"Trus lo benci sama dia?"
Angga memandangi sahabatnya satu persatu,mengentikan tangannya yang sedari tadi mengukir. "Gua gak benci sama dia,gua juga gak benci sama kedua orangtua gua. Gua tau dia juga terpaksa menikah sama gua. Hanya saja gua gak tau apa alasan orang tua gua ngelakuin ini. Kalian gak ada di posisi gua,makanya kalian gak paham apa maksud gua. Dan gua juga gak minta kalian buat paham" angga memasukkan piso kecil itu kedalam sarungya lalu kembali berkata.
"Jangan paksa gua ngelakuin hal yang bisa bahayain dia,gua bukan kalian yang bisa manis kepada makhluk yang namnya cewek kecuali mama gua"
"Anggap aja dia mama kamu" ceplos Bastian asal membuat keseriusan Angga berubah jadi rasa kesal.
"Diam dulu bas" geram rizki segera di angguki pria itu.
"Gua gak tau bagaimana ending dari pernikahan ini,tapi firasat gua bilang.cerai!"
Spontan keempatnya membulatkan mata mendengar penuturan angga.
Angga menghembuskan napasnya kesal. "Menurut gua,gua masih sendiri. Gua belum dimiliki dan memiliki" ucapnya.
"Dan lo merasa jomblo?" Tebak aldi membuat pria itu mengangguk.
"Trus istri lo?"
Angga memandang tajam kearah iqbal. "Kan terpaksa monyet"
Rizki menepuk bahu angga pelan.
"Dua insan yang sudah dipersatukan Tuhan,tidak bisa diceraikan manusia" ucapnya penuh tatanan rohaniah.
Spontan Angga terdiam,berikutnya ia mendengus kasar.
"Kan terpaksa" jawabnya cuek.
"Asal lo tau,yang terpaksa itu sakit-dan berakhir dengan kenikmatan yang tiada tara"
Rizki segara menjitak Bastian yang paham dengan bahasa vulgar pria itu. Sedangkan angga hanya mengendikkan bahu tak paham dan tak mau tau.
"Mulut lo" aldi ikut menimpali.
"Kalau kesitu mah cepat connect" tambah iqbal lagi. Sedangkan Bastian cengegesan tak jelas.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
BERANDALAN (Selesai)
Fiksi RemajaAngga berdiri sangar menatap tajam lawannya yang juga tak kalah banyak jumlah. Rupanya anak anak Pembangunan yang kemarin lusa di tumpas habis Angga tidak terima dengan kekalahan mereka. Kali ini Pembangunan datang dengan senior,anak jalanan yang te...