Bagian 3

23 0 0
                                        

#Ruang_Kelas_Izdan.

Teng ... teng ... teng ....
Pukul 10.00 tepat, bel berbunyi. Para siswa kelas satu dan dua pulang.

"Banguuuunnn ..." aba-aba Feri.

(semua anak bangun anak membungkukkan badan).

"Selamat siang dan terimakasih Bu guru." ucapnya serempak.

"Selamat siang anak-anak. Sampai jumpa besok lagi." ujar Bu Siska.

Setelah Bu Siska keluar ruangan, Izdan tampak sibuk merapikan peralatannya untuk dibawa pulang.

Dug ... dug ... dug ... (suara langkah sepatu terdengar begitu jelas).

Tetiba Doni berkata, "Izdan, sudah mau pulang belum? Pulang bareng yuk." ajak Doni sambil membantu merapikan alat tulis Izdan.

"Gak perlu repot-repot kawan. Aku bisa merapikannya sendiri kok." kata Izdan sambil tersenyum.

"Gak repot kok Izdan, biasa aja. Sebagai teman kan harus saling bantu." ucap Doni yang keukueh membantu Izdan.

"Oh ya, maaf Doni, hari ini belum bisa pulang bareng sama kamu, karena sopir pribadi ayah mau menjemputku. Bagaimana kalau kita pulang bareng naik mobil Ayah?" tanya Izdan.

"Yang bener nih aku boleh nebeng, Izdan?" tanya Doni dengan wajah sumringah.

"Iya donk, tadi kan kamu bilang, sebagai teman harus saling bantu." jawab Izdan dengan tersenyum.

Doni hanya diam dan tersipu malu mendengar ucapan Izdan.

Tak lama kemudian Izdan berkata, "Alhamdulillah sudah beres nih. Sekarang ke gerbang kuy sambil nunggu jemputan." kata Izdan sambil memakai tas dan menggandeng tangan Doni.

"Ayo, makasih ya Izdan sudah menawarkan tumpangan sama aku. Jarang-jarang lho ... anak orang kaya mau kasih tumpangan sama anak orang kismin sepertiku." ucap Doni lirih sambil menundukkan kepala.

"Ah, jangan bilang kaya gitu sob. Aku sama sepertimu. Cuma, kedua orang tua dan adik-adikku terbawa ombak tsunami." kata  Izdan lirih sambil menahan air mata.

"Ma-af Iz-dan, a-ku ga taau ... kaa-lau kaaa-muuuu ...."kata Doni terbata-bata dan merasa bersalah.

"Sssttt ... Udah ga apa-apa kok Doni. Aku bersyukur bisa bertemu orang tua angkat sebaik keluarga Pak Darmin." ucap Izdan sambil menepuk bahu Doni.

Din ... Din ... (klakson mobil Pak Darmin berbunyi)

"Nah, itu dia mobil ayahku. Kamu bareng aku aja ya Doni pulangnya?" ajak Izdan dengan menggandeng tangan Doni.

"Ciyus ni ngajak pulang bareng?" tanya Doni ragu.

"Hu-umh." jawab Izdan mengangguk.

#Di_dalam_mobil.

"Silahkan masuk dulu Doni." ucap Izdan pada Doni sambil membukakan pintu mobil.

"Terimakasih." kata Doni tersenyum.

Di dalam mobil, Doni mengucap salam yang disusul Izdan, " Assalamualaikum pak Sofyan."

"Waalaikumsalam ... Eh, ada temannya Nak Izdan? Kamu sekelas ya sama Nak Izdan?" tanya Pak Sofyan.

"Iya Pak, kebetulan kami sekelas." jawab Doni.

"Oh ya, kamu tinggal sama siapa Doni?" tanya Izdan.

"Aku hanya tinggal bersama nenek. Kedua orangtuaku meninggal karena kecelakaan sewaktu masih balita." ucap Doni lirih.

"Innalillahi wa inna ilahi rajiun. Turut berduka cita ya atas kepergian kedua orangtuamu. Maafkan atas ucapanku tadi ya?" ucap Izdan bersalah.

"Gak apa-apa kok Izdan. Ga usah merasa bersalah kaya gitu deh. Lagian aku ga sendiri kok di rumah." sahut Doni sambil tersenyum.

"Oh iya ya. Btw, di mana rumahmu Doni?" tanya Izdan.

"Ga jauh kok dari sini." jawab Doni sambil melihat ke sekitar jalan.

"Nah, itu dia yang bercat ungu dan biru. Mampir dulu yuk ke rumah. Nanti aku kenalin deh sama nenekku, Izdan." sambung Doni gembira.

"Maaf Doni, mampirnya lain waktu aja ya? Aku belum ijin Ayah-Bunda. Salam untuk nenekmu ya." kata Izdan sambil tersenyum.

"Oh ya udah kalau gitu nanti aku sampaikan salammu deh. Terimakasih ya atas tumpangannya. Assalamualaikum." kata Doni sambil membuka pintu mobil.

"Waalaikumsalam." ucap Izdan tersenyum dan melambaikan tangan ke Doni.

Tak lama kemudian ...kreeekkk ... suara pintu mobil tertutup otomatis.

"Sekarang kita mau kemana nak??? Langsung pulang atau mampir beli jajan?" tanya Pak Sofyan yang hafal betul gaya anak jaman now.

"Kita langsung pulang aja Pak. Kasihan Bibi, yang udah capek-capek masak, kita malah enak-enak jajan di luar. Sayang uangnya Pak. Mending di tabung kan Pak, daripada buat beli barang yang ga ada gunanya?" kata Izdan panjang lebar menceramahi Pak Sofyan.

Pak Sofyan tertegun dan kagum dengan ucapan Izdan, "Cerdas juga dia. Baru kali ini aku temui anak seperti dia." gumamnya.

Tak lama kemudian Izdan berteriak, "Awas pak, di depan ada truk."

Ciiittt ... suara mobil yang dikendarai Pak Sofyan.

"Astaghfirullahal 'adzim ..." ucap Pak Sofyan tersadar dari lamunannya.

"Bapak melamun ya?" tanya Izdan.

"Iya nak, maafkan Bapak ya" ucap Pak Sofyan gemetar.

"Kenapa bapak bisa seperti itu? Apa yang bapak pikirkan sih?" tanya Izdan.

"Ga ada apa-apa kok Nak, bapak hanya kagum denganmu." jawab Pak Sofyan.

"Kagum? Maksud bapak gimana ya?" tanya Izdan penasaran.

"Eeeeng ... anu ... itu nak ...." jawab Pak Sofyan gugup.

"Oh ... ya sudah pak, kalau bapak ga mau bilang sama saya juga gak apa-apa Pak. Sekarang bapak fokus nyetir aja. Jangan melamun lagi ya." kata Izdan.

"Iya nak, terimakasih atas pengertiannya ya?" ucap Pak Sofyan malu-malu.

"Iya, sama-sama Pak." jawab Izdan dengan tersenyum.

Selama perjalanan pulang, Izdan hanya membaca buku sambil sesekali melihat sekitarnya.

Lima menit kemudian Izdan telah sampai di rumah.

"Alhamdulillah, terimakasih ya Pak sudah repot-repot mengantar jemput Izdan sekolah." kata Izdan.

"Ah, ga repot kok nak, kan sudah jadi tugas dan tanggungjawab bapak di sini sebagai sopir." jawab Pak Sofyan tersenyum.

"Kalau begitu Izdan masuk rumah dulu ya pak? Assalamualaikum." ucap Izdan sambil mencium tangan Pak Sofyan.

"Waalaikumsalam nak, jangan lupa bersihkan diri dan ganti baju ya." pesan Pak Sofyan seperti anaknya sendiri.

"Baik Pak." jawab Izdan sambil mengangguk.

Tok ... tok ... tok .... (suara pintu diketuk)

"Assalamualaikum ... ibu ... bibi ... Izdan pulang." kata Izdan.

"Waalaikumsalam. Alhamdulillah anak Ibu sudah pulang?" tanya Ibu Izdan sambil membawa Izdan masuk ke rumah.

"Iya bu, sudah." jawab Izdan sembari mencium tangan.

"Gimana tadi nak di sekolah?" tanya Ibunya di ruang keluarga.

"Alhamdulillah senang bu. Banyak teman yang mau bermain sama Izdan." jawab Izdan.

"Oh ya? Alhamdulillah ibu senang mendengarnya nak." kata Ibu tersenyum.

"Maaf bu, Izdan pamit bebersih diri dulu ya. Gerah sekali rasanya." kata Izdan sambil beranjak ke kamar untuk mengambil salinannya.

"Oh ya nak, jangan lupa istirahat ya." pesan Ibu di depan kamar Izdan.

"Iya bu, terimakasih." ucap Izdan.

Izdan menutup pintu kamar dan mengambil pakaian yang akan dipakai.

Kira-kira apa ya yang akan dilakukan Izdan setelah istirahat??? Penasaran kaaaannn??? Tungguin ya kisah Izdan selanjutnyaaa ....

Biar semangat nulisnya, kuy kasih like, komen n votenya ya? Makasih ^_^

Izdan Anak JalananWhere stories live. Discover now