"Hai typoo ... kita lanjutin kuy kisahnya Izdan."
"Kisah yang mana sih??? Emang udah sampe mana ceritanya???"
"Ya ellaaa ... belaga pilon ente ye??? Itu tuuu rempongnya punya othor tapi lupa sampai di mana nulisnya???"
"Sek ... sek ... tak mikir sek aku tho yoooo maaakkk??? Wis tekan endi aku leh nulise."
"Ya wis ya wis ... mikir sek mak ... tapi ojo suwe2 leh mikir ... po yo ra mesakke karo readere???"
"Haaahhh ... opo meneh kuwiii??? Blender pooo???
"Dudu mak ... reader kuwi pembaca ngono lhoooo ..."
"Owalaaahhh ... ya ya ... saiki aku ws kelingan ... cus ke kisahe Izdan yaa ...."
Adzan Dhuhur pun berkumandang.
"Allahu Akbar Allahu Akbar ...."
Izdan pun terbangun dari mimpinya, "Alhamdulillah sudah masuk waktu dhuhur. Terimakasih ya Allah atas segala nikmat dan karunia-Mu hari ini." ucap Izdan dan langsung bergegas mengambil wudhu.
Saat Izdan hendak mengambil wudhu Ibunya berkata,"Eh, anak Ibu sudah bangun ya? Mau kemana nak? Makan siang dulu yuk."
"Nanti saja bu, Izdan mau ambil wudhu dan sholat dhuhur dulu." jawab Izdan tersenyum.
"Oh ya sudah nak, setelah sholat jangan lupa makan siang ya?" ka Ibunya sambil menyiapkan makanan di meja.
"Baik bu, Izdan permisi dulu ya mau wudhu dan sholat Dhuhur dulu." kata Izdan.
"Oh ya, silakan nak." kata Ibunya.
Setelah mengambil wudhu, Izdan langsung menunaikan sholat Dhuhur dan mendoakan orang tuanya.
Tak lama kemudian, Izdan langsung beranjak dari tempat sholatnya untuk mengambil dan membaca mushaf (Al-Quran). Begitu khidmat, syahdu dan fasih Al-Qur'an yang dibaca Izdan. Hingga tak terasa waktu telah menunjukkan pukul 02.00.Tiba-tiba, dari luar kamar Bi Ijah mengetuk pintu kamar Izdan.
Tok ... tok ... tok ....
"Assalamualaikum tuan muda." ucap Bi Ijah dari luar kamar.
"Waalaikumsalam Bi." jawab Izdan sambil mengemasi peralatan Ibadah dan membuka pintu kamar.
"Oh, ada Bi Ijah. Ada apa ya mengetuk pintu kamar saya Bi?" tanya Izdan.
"Maaf tuan, ada tamu. Katanya temen sekolahnya tuan muda." kata Bi Ijah.
"Oh gitu Bi. Makasih ya. Oh ya, panggil saya Izdan aja ya Bi, biar enak didengarnya." kata Izdan.
"Baik tuan muda ... upppsss maaf maksud Bibi nak Izdan." ucap Bi Ijah grogi.

YOU ARE READING
Izdan Anak Jalanan
SpiritualSeorang anak yang ditinggal pergi keluarganya lantaran ombak besar tsunami yang menghantam rumah dan seluruh keluarganya.