Pukul 07.30 masih sangat pagi untuk jalanan di Kuala Tanjung, Medan, Sumatera Utara. Tapi se pagi ini, jalanan Komplek Inalum yang di penuhi pepohonan besar dan di kelilingi oleh berbagai kantor perusahaan kedutaan besar itu ramai.
Para murid dari sekolah berbeda sudah memenuhi halaman sekolah, Semua orang sibuk dengan aktivitas mereka, riang sibuk menunggu bus di halte , ada yang termenung sendiri, suami istri mendorong stroller bayi.Ini hari Senin, kantor perusahaan kedutaan besar di sekitar tanjung gading Komplek Inalum terbuka lebar. Para murid baru itu hendak menuju ke sekolah yang mereka tuju. Kantor kedutaan, halte, sekolah, taman, sudah di penuhi oleh masyarakat sekitar.
Tanpa sadar kendaraan yang aku naiki sudah berhenti di depan sekolah baru.
Bergegas aku, sambil berlari kecil masuk ke sekolah untuk mencari di mana kelas serta teman lama. Tak lupa juga aku menyalami guru-guru perempuan yang nantinya akan aku kenal dan dapatkan ilmu yang di beri mereka.
Sesampai di trotoar sekolah aku melihat belasan kelas yang di penuhi banyak siswa siswi yang sedang sibuk mengangkat meja dan bangku, tertawa bersama teman sekelas, ada yang keluar dari kantor, dan tidak heran aku melihat sederet laki-laki yang berkaca sambil menyisir rambut dengan sisir se kecil semut . sahut aku dalam hati.Tiba-tiba ada yang pukul aku pelan dari belakang sambil berkata eh kenapa di sini, jelas-jelas kelas kita itu di sana.
gila-gila, mana aku tau kelas aku di mana, tak liat ini aku dah stres, bingung loo cari kelas heh . Jawab aku kesal.
Iya maaf, ya sudah yang penting kita bisa sekelas bareng lagi. O iya bentar lagi bel ini, kita mau upacara apel pagi soalnya kan lagi gerimis sahut Chairani sambil jalan terburu-buru menuju kelas yang akan kami duduki.