❝Ternyata Bukan❞

442 113 12
                                    


"Apa kamu yakin ini akan berhasil?"

Jeongwoo menggigit bibir bawahnya; ia sedikit gugup. Bertanya langsung pada Asahi merupakan sebuah mala petaka.

Pasalnya orang yang dikenal sebagai Robot Asahi itu benar benar dingin, terlebih lagi dia sangat mudah emosi.

Dan Jeongwoo tidak yakin bahwa Asahi adalah Tuan RT selama ini.

"Semoga saja."

"Aku takut."

Si manis menggerutu, tangannya ia mainkan secara abstrak untuk menghempas rasa takutnya.

"Ayolah, kamu ingin memecahkan semua ini kan."

Si manis menarik nafas sedalam mungkin; menghembuskan kemudian. Dengan langkah ragu dan tangan bergetar ia menghampiri Asahi yang duduk menyendiri di penghujung kelas.

"A-Asahi."

Yang dipanggil menoleh, melepas earphone yang terpasang di telinganya. Kerutan kecil tercipta di keningnya menandakan ia bertanya.

"Aku ingin bertanya sesuatu." Di ambilnya tempat duduk didepan Asahi.

"To do point saja."

Si manis berusaha tetap tegar, menarik nafas dalam kemudian menghembuskan.

"Apa kamu tuan RT?"

"Huh?!"

"Kamu yang mengirim surat ke loker saya selama ini kan?"

"...."

"Jawab."

Yang diinterogasi mengangguk. "Iya itu memang benar."

Jeongwoo kemudian menganga; jantungnya berdetak dua kali lebih cepat karena hal ini. Mata serta pikirannya teralihkan pada setiap moment surat surat itu di lokernya.

"Lalu kenapa selama ini kamu hanya mengirim surat saja?"

"Aku belum selesai bicara." Asahi menyela ucapan Jeongwoo.

"Maksudmu?"

"Yang menyimpan surat itu di lokermu memang benar aku, tapi kalau yang menulis serta memilikinya bukan aku."

"Huh?!" Si manis kebingungan.

"Jika kamu mau tau siapa yang menulis surat itu, kamu datang kerumahku besok."


.
.
.

Satu hal yang kudapat hari ini; kebingungan.

.
.
.

To be continued—

𝐒𝐞𝐜𝐚𝐫𝐢𝐤 𝐊𝐞𝐫𝐭𝐚𝐬 𝐃𝐚𝐧 𝐒𝐞𝐭𝐚𝐧𝐠𝐤𝐚𝐢 𝐌𝐚𝐰𝐚𝐫 [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang