"Jadi selama ini kamu yang memberiku surat sebanyak itu?"Suara khas milik Jeongwoo melantun merdu di gendang telinga Haruto, seakan menembus bagian telingga terdalamnya dan menusuk hatinya; suara yang begitu ia cintai.
"Aku tidak mengerti kenapa kamu tidak bertemuku secara langsung."
Yang diajak bicara masih diam; menatap kosong ke arah senja dengan tangan berpangku pada kursi taman.
"Aku tidak bicara dengan patung kan?"
Pemuda yang tingginya lebih rendah itu mendengus kesal; tidak suka diabaikan.
"Hampir setiap hari kamu mengirimi aku surat, tapi pas sekarang ketemu langsung, kamu cuman diam aja."
Haruto memejamkan matanya; menikmati serpihan angin yang menerpa permukaan wajahnya tanpa berniat membalas ucapan Jeongwoo.
"Jika setiap kamu memberiku surat aku mendapatkan uang, mungkin aku sudah kaya sekarang."
Jeongwoo kembali berceloteh.
"Hei, aish jangan diam saja!"
"La—"
"Apa kamu tidak mau membalas cintaku?"
Tak kuat diam saja, Haruto memotong ucapan Jeongwoo.
"K-kenapa langsung menerima, aku masih punya beberapa pertanyaan."
"Apa?"
"Kenapa kamu memberiku surat?"
"Karena aku takut mengatakan secara langsung."
"Lalu, kenapa kamu menyertai bunga mawar? Kan bunga mawar tidak bisa disimpan, ia akan layu."
Yang lebih tinggi menghela nafas.
"Bunga mawar merah melambangkan cinta sejati, dan bukankah setiap yang indah takkan bertahan lama, suatu saat pasti akan pupus."
Jeongwoo terdiam.
"Jika begitu bagaimana dengan jawabanmu? Apa kamu menerima cintaku?"
*****
Jika aku bisa mengatakan,
Bolehkah aku meminta waktu.
Aku ingin memastikan apa rasa cintaku hanya sebatas rasa kagum atau rasa cinta yang sesungguhnya.
Kamu dapat menunggunya kan?
Kamu tidak akan seperti mawar yang akan layu dan mati kan?
.
.
.To be continued
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐒𝐞𝐜𝐚𝐫𝐢𝐤 𝐊𝐞𝐫𝐭𝐚𝐬 𝐃𝐚𝐧 𝐒𝐞𝐭𝐚𝐧𝐠𝐤𝐚𝐢 𝐌𝐚𝐰𝐚𝐫 [✓]
Fiksi Remaja❝Biarkan secarik kertas Dan setangkai mawar Yang menyampaikan Rasa cintaku padamu❞ →HaJeongwoo