Secarik kertas dan setangkai mawar terakhir

532 102 18
                                    

Nyanyian merdu tak selamanya menenangkan, ada saat dimana nyanyian itu malah membuat linangan air mata jatuh tak terhingga.

Tak selamanya rasa manis menjadi rasa yang paling disukai semua orang, ada saat dimana rasa manis itu yang berubah menjadi rasa sakit.

Bukan; bukan rasa manis yang salah. Yang memakan lah yang salah. Mereka terlalu memaksakan rasa manis itu agar menjadi manis selamanya. Namun, rasa manis itu akhirnya akan berubah menjadi rasa sakit karena terlalu ditekan.

Tak apa jika kau menikmati rasa manis itu. Tapi ingatlah jangan menekannya, setiap tekanan yang kau berikan akan menjadi setiap tombak yang menerobos masuk secara paksa ke hatimu.

Percayalah rasa manis itu akan menjadi manis ketika rasa manis itu tak kau tekan.

.
.
.


Dilekatkannya secarik kertas dan setangkai mawar itu diatas baru nisan berwarna hitam. Debu yang berada diatas batu nisan itu ia bersihkan, kemudian tersenyum miris.

Seandainya saat itu ia langsung menerima cinta Haruto, andai saja saat itu ia tidak menyuruh Haruto pergi saja, semua ini tidak akan terjadi.

Ia tidak akan disini, ia tidak akan menyimpan surat beserta setangkai mawar diatas batu nisan ini.

“Maaf, aku menyesal.”

Pada akhirnya ini semua sudah terjadi.

Haruto sudah pergi.

Dan hari ini menjadi terakhir kalinya Jeongwoo untuk mengunjungi makam Haruto.

"Aku akan pergi ke Amerika, maafkan aku."







The End—

𝐒𝐞𝐜𝐚𝐫𝐢𝐤 𝐊𝐞𝐫𝐭𝐚𝐬 𝐃𝐚𝐧 𝐒𝐞𝐭𝐚𝐧𝐠𝐤𝐚𝐢 𝐌𝐚𝐰𝐚𝐫 [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang