❝Hari Buruk❞

525 120 1
                                    

"Yoshi."

Panggilan dari Jeongwoo membuat sang wakil ketua kelas itu menghentikan kegiatannya.

"Ada apa Jeongwoo?"

Jeongwoo menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Apa kamu ada kegiatan hari ini?"

"Sebenarnya ada, memang ada apa?" Tanya Yoshi.

"Ayo kerumahku sepulang sekolah." Ajak Jeongwoo.

"Aduh, aku minta maaf, tapi aku harus mengurus adikku yang sakit."

Jeongwoo sedih, ia mempoutkan bibirnya. "Ya sudah kalau begitu, semoga adikmu cepat sembuh,"

Yoshi tersenyum, ia menepuk pelan pundak milik Jeongwoo. "Sekali lagi aku minta maaf, kalau begitu aku pergi dulu."

"Iya tidak apa."

Sepersekian detik setelah kepergian Yoshi, Jeongwoo ikut pergi, namun kali ini ia menuju loker pribadi miliknya.

Dengan semangat yang mengalahi apapun, Jeongwoo membuka loker tersebut, namun setelahnya ia sedikit terkejut.

Bagaimana tidak, lokernya kosong. Tak ada secarik kertas ataupun setangkai bunga mawar yang biasa ia dapatkan.

Ini aneh, sangat aneh; karena ini pertama kalinya ia tidak mendapatkan secarik kertas dan setangkai mawar.

"Ini hari buruk."

Jeongwoo sedih.

.
.
.

Hai tuan RT, kamu dimana? Kenapa tidak ada lagi surat dan mawar hari ini?

Apa kamu bosan?

Aku harap tidak.

Karena rasanya aneh; aku sakit hati dan aku rindu membaca Suratmu.


.
.
.



To be continued

𝐒𝐞𝐜𝐚𝐫𝐢𝐤 𝐊𝐞𝐫𝐭𝐚𝐬 𝐃𝐚𝐧 𝐒𝐞𝐭𝐚𝐧𝐠𝐤𝐚𝐢 𝐌𝐚𝐰𝐚𝐫 [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang