BAB 02 - Tamu Hati Silih Berganti

4 1 0
                                    

Di bawah langit yang cerah, terkadang aku selalu berfikir dan merenungi semua
kehidupan ini dan termasuk Tamu Hati yang kian hari demi hari selalu bergilir berdatangan
seakan-akan mereka aku panggil ketika mengabsensi seluruh siswa dikelas. Apa yang harus
kuperbuat? Hmm entahlah, aku hanya bisa berdiam diri, menjalani semua kehidupan ini sesuai
dengan skenario yang telah ditetapkan oleh Sang Khaliq. Seringkali aku berfikir “Hmm,
mungkin ia datang kedalam kehidupanku hanyalah sebuah ujian bagiku.”

Menyuguhkan Hati atau Kopi?
Ketika tamu datang, sebagai tuan rumah sudah sebagai haknya untuk menyuguhkan
sesuatu kepada tamu yang berdatangan kedalam rumahnya, sebagai tuan rumah terkadang otak
ini selalu mengatakan padaku seakan-akan dia hidup dan bernyawa seperti diriku ini “Tamu
datang, apa yang harus aku suguhkan? Menyuguhkan sebuah Hati atau secangkir Kopi yang
hangat?.” Dan disaat itu juga aku hanyalah bisa mengamati disetiap waktunya dan berharap
seakan-akan ia berbicara dengan tegasnya “Cukup suguhkan aku kopi saja!” meski bernada
kasar, tetapi aku sangat menyukainya karena tetamu itu telah tegas tentang apa yang di
inginkannya dan jikalau ia mengatakan padaku “Tolong suguhkan aku hatimu..” Meski nada
bicaranya sangatlah lembut, tetapi.. percayalah itu dapat membuatku berfikir berjuta-juta kali
lipat banyaknya, dikarenkan tamu itu memintaku untuk menyuguhkan sebuah hati.

Trauma Cinta
Mengingatnya, membuat hati ini menjadi semakin terluka cukup dalam, ketika ada
tamu yang ingin disuguhkan hati, aku selalu berfikir dua kali, menghindari, dan berharap hati
ini tidak tersakiti kembali. Dahulu aku mempunyai kisah yang sangatlah buruk, membuatku
terpuruk, hidupku disetiap hari-harinya selalu merasakan kesakitan luka hati yang amat dalam,
bersedih hati, berharap ada yang mengusap air mata kesedihan hati ini dan sayangnya hati ini
tidak memiliki mata, tetapi bagiku ia seperti memiliki mata, mata berlian yang mengkilap,
mencolok membuat mata terpana akan pesonanya. Waktu bagiku terasa sangat lambat sekali,
sehari bagaikan setahun, semenit bagaikan sehari. Kemudian, aku tersadar dan akhirnya aku
membuka mata jendelaku yang dahulu sempat tertutup oleh cinta yang sangat membutakan
mataku, memang itu tidaklah mudah, tetapi aku yakin kalau aku bisa! Namun ketika aku telah bangkit dan tersadar, kini ia kembali datang kepadaku sudah sekian lamanya ia menjauh dariku
dan akhirnya dia kembali lagi, aku terbingung harus apa dan ternyata jalan terbaik satu-satunya
ialah menutup semua pintu hati dengan rapat-rapat agar tidak ada yang bisa membukanya, jika
tamu datang, aku akan berkata: “Bla bla bla.. Aku tidak mendengarnya.”

Kisah Lama yang Terulang Kembali
Ternyata tamu itu cukup Tangguh, berdiri didepan pintu, kemudian kubukakan pintu
untuknya, ia meminta maaf padaku dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi dan “Oh tidak,
ia menginginkan hubungan ini kembali lagi..” Terheningnya aku dibuatnya, dan kukatakan
pada diri ini: “Baiklah, lagipula ia telah meminta maaf dan telah berjanji juga padaku.” Waktu
berjalan begitu cepatnya, hubungan ini semakin hari semakin baik saja, kami seakan-akan
mengira bahwa semua ini adalah pertanda bahwa kita sudah berjodoh. Beberapa pekan
kemudian, ternyata ia mengulangi kesalahannya kembali, sakit memang, tapi aku harus
menjalani hidup ini dengan tersenyum dan tahan banting, karena takut kisah lama akan terulang
kembali untuk kedua kalinya.

Jodohku Rahasia IlahikuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang