Broken

177 31 22
                                    

Seperti halnya kaca
Tak mungkin bisa kembali seperti semula apabila ia pecah
Begitu pula dengan hatiku
.
.
.
.
.

Sinar terang sang surya dan kicauan burung terasa menenangkan bagi sang gadis manis yang kini sedang berkutat dengan sapu ditangannya. Semilir angin dengan nakal memainkan anak rambutnya sekaligus menerbangkan daun-daun kering yang tengah Suzy kumpulkan kesana kemari.

Bibir cherrynya mengerucut lucu. Sepertinya kesabarannya menipis, ia berkacak pinggang menggerutu memarahi angin yang bahkan tak terlihat "Yakk angin nakal aku sudah lelah jangan terbangkan sampah yang sudah aku kumpulkan itu, tanganku sudah pegal jika kau ingin tahu"

"Yakk kenapa kau diam eoh? Kau persis seperti Eomma dan Oppadeul yang tak pernah menanggapi pemicaraanku." Suzy tertawa sendiri setelah memikirkan ucapannya itu. Lalu kemudian mulai bergegas menyelesaikan tugasnya.

Tubuh kecilnya terlihat kewalahan mengangkat trash bag yang sudah dipenuhi oleh sampah. Bulir keringat menghiasi wajah cantiknya, nafasnya sedikit terengah terlihat raut wajahnya nampak kelelahan.

Ia sedikit mengatur napasnya dengan duduk dipinggiran teras rumah. Suzy melihat masih ada dua trash bag lagi yang harus ia buang. Kaki kecilnya ia pijit sendiri perlahan berharap mengurangi sedikit lelahnya.

"Apa yang kau lakukan disana? Sedang bermalas-malasan eoh? Cepat kemari bersihkan dan semir sepatuku" Perintah yang dilayangkan pria berkulit pucat itu begitu dingin dengan sekejap mengalihkan atensi Suzy.

Belum saja hilang penat, dengan langkah tergesa ia mengambil kain lap dan perlengkapan semir sepatu.

Kaki yang sudah tersemat sepatu dengan merk ternama tersebut terulur kedepan, lalu dengan sigap sang gadis manis itu berjongkok meraih kaki sang Oppa kemudian segera mengelapnya dengan telaten.

Sejujurnya Suzy sedikit takut tiap kali berhadapan dengan Oppanya yang satu ini. Aura dingin yang ditampilkan lelaki bernama Kim Yoongi ini sangat tajam menusuk.

Keheningan menyelimuti keduanya hingga Suzy dengan keberanian yang telah ia kumpulkan mencoba memecah keheningan "Apa semalam Oppa lembur lagi? Jam berapa Oppa pulang?" Suzy bertanya tanpa mengalihkan fokus pada pekerjaannya.

Tak ada jawaban Suzy sudah menebaknya sejak awal jika pertanyaannya tak akan sudi untuk dijawab. Namun gadis manis tersebut tetap melanjutkan bicaranya.

"Oppa kau tau kemarin dihari kelulusan aku meraih penghargaan lulusan terbaik dan termuda. Aku mendapatkan medali yang sangat keren, aku sudah menunjukannya ke Eomma dan Oppadeul mereka semua bangga padahku. Eomma bahkan mengelus pucuk kepalaku, tangannya sangat hangat aku suka. Kookie Oppa dan Taehyungie Oppa bilang akan merayakan kelulusanku, aku bahkan berjanji akan mentraktir mereka ice cream mahal" Suzy berceloteh dengan tangan yang masih sibuk menyikat tiap inci sepatu bewarna hitam itu. Suzy mencoba mengarang cerita indah membohongi Yoongi dan dirinya sendiri.

Nyatanya Yoongi hanya diam tak menggubris celoteh panjang sang adik. Ia hanya memasang raut datar memperhatikan Suzy yang sedang sibuk dengan dunianya.

Hingga gadis manis tersebut kembali bersuara "Aku ingin mengajak Oppa juga apa Oppa mau?" Suzy mendongakan kepalanya menghentikan sejenak aktivitasnya melihat wajah sang Oppa yang hanya menatapnya tanpa ekspresi.

DIFFERENTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang