Survive

173 31 19
                                    

Bila mana diri ini tak diinginkan
Haruskah aku terus bejuang?
.
.
.
.
.

Ego dan Taehyung itu adalah sesuatu yang sulit untuk dipisahkan. Kenyataan bahkan tak mampu menampar menyadarkan pribadi dinginnya. Banyak sisi buruk yang sulit ia kendalikan.

Saat itu usianya baru menginjak 8 tahun, melalui mata tajamnya ia melihat Eomma yang selalu membelainya dengan penuh kasih dan sayang tiba-tiba saja menjadi sesosok moster mengerikan.

Sembilan bulan penuh Ny. Kim mengandung sibungsu tanpa ada raut kehidupan. Selama itu ia masih bisa menahan tekanan demi tekanan. Masih bisa memberikan senyum dan perhatian bagi sang suami dan ketiga anaknya terkasih.

Hingga pada malam itu Taehyung dan Jungkook kecil melihat Eommanya seperti menjadi sosok lain. Ny. Kim meledak, pertahanannya sudah porak poranda.

Adik kecil yang dulu selalu mereka tunggu kedatangannya telah terlahir namun malah menjadikan Eommanya meraung kesetanan entah apa sebabnya.

Ny. Kim hilang arah melukai diri dengan apa saja benda tajam yang ada didekatnya dengan terus merapalkan "Dia anak haram dan aku membencinya, aku ingin mati saja bila ia hidup"

Sejak saat itu keadaan rumah berubah 180°, ingatan mereka terpatri bahwa kemunculan sosok mungil itu telah menghancurkan kehidupan Eommanya bahkan juga keharmonisan keluarga mereka.

Begitupun dengan Yoongi ia tentu sangat membenci sosok adik kecilnya itu. Dulu ia terbilang sangat dekat dengan mendiang Kim Sang Bum Appa tercintanya. Tak heran selepas beliau tiada Yoongi semakin menjadi pribadi yang sulit terjamah.

Apalagi pikiran Yoongi seperti terdoktrin bahwa penyebab kematian Appanya karena Suzy. Hal itu tentu saja makin menumpukan rasa benci yang teramat sangat.

Semua orang tidak bisa memilih dari rahim mana ia akan dilahirkan, bagimana kisah dibalik keberadaannya didunia, atau keluarga manakah yang akan menjadi bagiannya.

Jika bisa memilih tentu Suzy enggan menjadi sosok abu-abu seperti ini. Ia selalu memberikan kasih sayang, perhatian, dan cinta padahal dirinya sendiri pun teramat kekurangan.

Dipaksa dewasa dan mandiri lebih awal oleh keadaan tentu terkadang membuatnya seperti tak sanggup menjalani hidup.

Terlebih saat malaikatnya pergi untuk selamanya satu-satunya yang ikhlas lahir batin menyayangi dirinya telah berpulang kepangkuan-NYA.

Meski hanya lima tahun bersama kelembutan tangannya masih terasa. Tepat sehari Tn. Kim tiada neraka baru menyambut Suzy.

Permainan kasar tangan dan caci maki merupakan menu wajib baginya. Tak memandang anak atau adik mereka tetap menutup mata dan telinga tak perduli.

Sepetak ruangan dengan kasur lipat tipis dan beberapa kardus bekas yang menampung barang Suzy yang tersusun rapi merupakan saksi bisu bagaimana  malangnya Suzy kecil.

Kini dirinya tengah bersiap untuk pergi ke sekolah barunya. Pagi tadi ia bangun pukul 03.00 Kst. Dirinya bangun sepagi itu karena harus membagi waktu untuk berberes rumah besar dan memasak.

Dan saat ini jam menunjukan pukul lima lewat beberapa menit, Suzy sudah akan berangkat ia tak ingin terlambat dihari pertamanya. Karena peraturan sekolah unggulan tersebut setiap murid akan dihukum jika masuk lebih dari pukul 07.15

Jarak antara sekolah dan rumahnya memang cukup jauh, jika ditempuh dengan berjalan kaki kurang lebih dua jam lamanya. Mengapa tidak memakai kendaraan umum jawabannya Suzy tidak mempunyai uang sepeserpun sekarang.

Meski sekolahnya satu lingkungan dengan sekolah  Jungkook pun mustahil bagi Suzy untuk berangkat bersama dengannya.

Suzy kini sudah berjalan keluar rumah, ia sedikit takut nampaknya, karena diluar masih gelap sang surya belum bangun pikirnya. Udara dingin pagi hari yang menemani langkah kecil Suzy.

"Semangat dihari pertamamu sekolah Suzy! Fighting! Ohh dan juga sepatuku yang baik jangan rusak seperti waktu itu lagi ya, aku kan sudah menambalmu dengan lem super hero" Ujar Suzy dan kelakuan anehnya yang berbicara dengan sepatu bututnya.

Disisi lain Taehyung yang tumben sekali sudah bangun sepagi ini menguap dan merentangkan tangannya keatas mengumpulkan kesadarannya. Ia beranjak dari tempat tidurnya bermaksud membuka jendela kaca yang mengarah langsung kehalaman rumah untuk mencari fresh air.

Dari jendela kamar lantai atas kediaman Kim tersebut, ia justru mendapati adik kecilnya sudah lengkap dengan seragam sekolah.

Taehyung memperhatikan Suzy yang sudah berangkat padahal ini masih pagi buta. Ia mentap heran punggung kecil yang tersemat tas usang tersebut jalan terburu menjauhi pintu utama.

Perasaan khawatir lagi-lagi menggelitik hatinya, namun lagi-lagi pula ego yang bersarang melebihi semuanya. Ia mencoba merapalkan kata tidak peduli hingga kembali meletakkan tubuhnya dikasur nyaman miliknya.

🌾🌾🌾

Dihari pertama sekolah kegiatan Suzy terbilang lancar ia juga mendapatkan beberapa teman. Saat ini waktu istirahat, jelas Suzy tak pergi kekantin uang saja ia tidak punya.

Lapar sudah hal yang biasa bagi Suzy, namun meskipun begitu masih saja ia menatap minat para siswa yang berlalu lalang membawa makanan dan minuman lezat. Perut kecilnya tidak bisa dibohongi.

Untuk meredakan gejolak perut, si gadis manis tersebut memutuskan berjalan-jalan sekitar area SHS dengan harapan dapat bertemu sang Oppa.

Ia ingin mengejutkan Jungkook. Senyumnya melebar, waktunya pas sekali yang dicari sekarang sedang memakan sandwich seorang diri dibawah pohon rindang.

Kakinya berjalan mengendap, setelah semakin dekat tangannya terulur menepuk punggung lebar milik Jungkook "Kookie Oppa taraa aku sekolah disini satu lingkungan dengam SHS mu. Aku bahagia sekali apa kau terkejut?"

Kepala Jungkook menoleh kesumber suara jujur ia terkejut Suzy berada disini pasalnya Yoongi tidak mengatakan bahwabia akan menyekolahkan Suzy disini

"Kenapa anak sial sepertimu sekolah disini, apa Yoongi Hyung yang mendaftarkanmu?"

Suzy tersenyum Jungkook menanggapinya "Anie Oppa aku mendapatkan beasiswa penuh disini, aku akan selalu melihatmu nanti ah bahagianya"

"Kau dengar baik-baik ucapanku jangan sampai ada yang tau jika kau adikku dan juga pernah panggil aku Oppa saat disekolah! Anggaplah kita tak saling kenal. Aku akan murka bila ada satu orang pun yang tau. Kau masih ingat posisimu kan anak haram!" Jungkook memberikan ultimatumnya dengan tegas.

Suzy merasa hatinya teriris namun yang ia lakukan hanya tersenyum "Baiklah Oppa aku tau, jika itu bisa membuatmu bahagia akan aku lakukan. Aku menyayangimu sungguh"

Si tampan membuat gesture seolah meludah meremehkan perkataan sang adik "Terserah aku tak perduli sekarang pergilah, sekolah terasa suram jika aku melihat wajah monstermu itu" Ia berkata disertai tangannya yang ikut bermain mendorong Suzy kecil hingga jatuh tersungkur.

TBC

Anyeong semuanya aku up lagi😊
Tolong beri masukan ya kalo tulisanya ngawur heheh, semoga sedikit menghibur
Keep healty buat kalian semua^^

Vote dan komen juseyoo(っ´▽')っ

DIFFERENTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang