Alone

163 31 44
                                    

Bagaimana bisa bergandeng tangan bila aku hanya sendiri?
Dapatkah hangatnya belaimu kurasa?
.
.
.
.
.

Semburat penghabisan senja mewarnai cantiknya langit menjelang malam. Bintang-bintang mulai berpendar elok menemani angkasa yang mulai gulita. Sang gadis manis bungsu keluarga Kim tergesa menuntun barang rongsoknya menuju rumah.

Hatinya terasa cemas karna hari sudah gelap dan dirinya belum sampai rumah. Bukan takut akan dikhawatirkan melainkan ia takut mendapatkan hukuman karna pulang terlambat. Ia belum menyiapkan makan malam dan membereskan beberapa pekerjaan rumah.

Setelah selesai menghantarkan susu tadi memang ia tak langsung pulang, dirinya ternyata mencari pekerjaan tambahan. Beruntungnya ada yang memerlukan tenaganya untuk menyebarkan pamflet dengan upah 3000 won. Tentu hal tersebut tidak di sia-siakan oleh Kim Suzy.

Meskipun penat dan perut kecilnya belum terisi Suzy tetap semangat memberikan satu persatu lembar pamflet kepada pejalan kaki sekitar hingga habis tak tersisa.

Pintu megah kediaman Kim telah terlihat oleh onix Suzy, dengan terburu-buru ia meletakkan sepedanya kegudang kemudian masuk kedalam.

Tatapan mata tajam menyambutnya, Suzy mulai takut sekarang "Annyeong Eomma, Oppadeul mian Suzy terlambat pulang karena tad---" Belum sempat Suzy menjelaskan tangan kecilnya sudah ditarik kasar Jungkook kehadapan sang Eomma.

Tanpa aba Ny. Kim menarik kuat surai madu milik sibungsu hingga membuatnya meringis kesakitan.

"Apa kau bodoh eoh? Kau lihat jam berapa ini? Apa kau mau belajar jadi gadis murahan diusia bocah! Lihat karena kau aku harus repot. Harusnya memang kau mati dari dulu! Kau menyusakan dan hanya menjadi beban hidupku! Setiap aku melihat wajah menjijikanmu aku selalu terbayang akan masalalu kelamku dasar anak haram!" Ny. Kim merapalkan sumpah serapahnya dengan masih setia menjambak kuat rambut Suzy.

Dada Suzy tiba-tiba sesak mendengar cercaan sang Eomma, meski kata-kata pedas seperti itu sudah menjadi makanan sehari-harinya tapi tetap saja hatinya teriris pedih. Ia berpikir bagai mana bisa ibu kandungnya sendiri mencacinya lancar tanpa beban.

Bila kalian bertanya apa yang dilakukan para Oppa Suzy, Jungkook melihat dengan senyum puas tak ada niatan membantu sama sekali sedangkan Taehyung hanya menatapnya datar dengan memikirkan sesuatu, Yoongi jangan ditanya ia belum pulang kerja saat ini.

Tangan Ny. Kim yang tadinya sibuk pada kepala Suzy kini beralih mengambil sebilah rotan didekatnya. Dengan tanpa belas kasih ia memukulkan berulang kali pada tangan kecil Suzy hingga mengeluarkan beberapa lebam dan bercak darah.

Suzy tak kuasa menahan air matanya, dirinya menangis tersedu-sedu memohon ampun "Hiks--- mian Eomma, mian Suzy memang bersalah tolong jangan pukul lagi ini sungguh sakit. Ampun Eomma jangan pukuli Suzy."

Ny. Kim meletakan kasar rotan yang ada digenggamannya, mencengkram erat tangan penuh luka itu menuju kolam hias dihalaman belakang.

"Kuras dan bersihkan kolam ini sekarang juga! jangan coba-coba beranjak dari sini jika kau belum menyelesaikannya atau kau akan tau akibatnya nanti!" Ny. Kim memerintah kejam kemudian berlalu meninggalkan putrinya yang tengah terisak menahan sakit.

Waktu sudah menunjukan dini hari, akhirnya dengan penuh perjuangan Suzy telah menyelesaikan hukumannya. Badannya yang basah kuyub dan remuk redam berjalan tertatih menuju kamarnya bahkan sesekali harus merangkak pelan karna sulit untuk menopang tubuh.

DIFFERENTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang